LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Nama :
RAHMAD SETIAWAN
NPM :
E1J013062
Judul / Tgl Praktikum : Teknik Pembuatan Medium Kultur /
26 Maret 2014
Nama Pembimbing : Ir.Hartal,MP
Nama Pelatih ( Coass) : Redi Agustri
LABORATORIUM
ILMU HAMA PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Suatu makluk organisme mikro tentu
memiliki suatu standar lingkungan hidup yang memungkinkan organisme tersebut
untuk tetap bisa mempertahankan keturunan atau spesiesnya masing-masing.
Apabila suatu ekosistem dan habitat suatu organisme berubah maka organisme tersebut
harus menyesuaikan diri, namun kemampunan suatu organisme tesebut menyesuaikan
dengan lingkunganya cukup terbatas, sehingga jika suatu lingkungan berubah
sangat ekstrim mungkin makluk tersebut akan mati atau bahkan punah.
Seiring berkembangnya penemuan para
ilmuan membuat suatu medium atau habitat buatan yang memungkinkan organisme
tersebut untuk tetap tumbuh dan mempertahankan hidupnya. Cara-cara yang sering
di gunakan dalam membuat kultur untuk pengembangan organisme mikro biasanya
dengan membuat keadaan yang hampir mendekati habitat aslinya. Selain itu dalam
medium kultur buatan seluruh keperluan tumbuh bagi organisme mikro telah
disuplai sesuai kebutuhan organisme tersebut sehingga suatu organisme yang di
biakan dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal tanpa harus kekurangan unsur
perkembangan.
Secara umum ada dua medium kultur yang
seing di gunakan dalam pengembangan mikro organisme, yaitu medium nutrient.agar
dan medium potato dextrose agar. Pembuatan medium biasanya dilakukan dengan
mengektraksi seluruh bahan dan nutrien yang diperlukan organisme dengan air,
kemudian di saring dan di sesuaikan tingkat basa atau keasamannya. Mikro
organisme yang dikembangkan dengan medium kultur buatan tidak semua dapat
tumbuh walaupun mediumnya sudah mendekati habitat aslinya karena beberapa mikro
organisme memang tidak bisa di kembang biakan dalam medium buatan.
1.2.Tujuan
1. Mahasiswa
dapat membedakan resep beberapa medium yang berbeda
2. Mahasiswa
mampu menyediakan dan membuat medium berdasarkan resep yang ada
3. Mahasiswa
mampu melestarikan medium sehingga medium kultur siap pakai
BAB
II
DASAR
TEORI
Media kultur
merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan organisme kultur . Komposisi media yang digunakan tergantung
dengan jenis organisme yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya
terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat
pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun
jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari perbanyakan organisme yang
dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan
pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya
dengan autoklaf (Suryowinoto, 1991).
Dalam
medium kultur, unsur-unsur diberikan tidak dalam bentuk unsure murni, tetapi
berupa senyawa berbentuk garam. Sebelum dicampurkan kedalam media tumbuh,
garam-garam mineral itu haruslah lebih dahulul dilarutkan dalam konsentrasi
tertentu, sehingga dalam media tumbuh nantinya jumlah tiap gram benar sesuai
dengan ketentuan sebagai pelarut dipakai akuades (Yuwono, 2008).
Mempelajari pertumbuhan bakteri
merupakan factor terpenting dalam menegetahui beberaa spek fisiologis. Hal itu
karena karateristik pertumbuhan mencerminkan kejadian fisiologis suatu bakteri.
Oleh karena itu dalam melakukan penelitian biasanya para peneliti melakukan
manipulasi pertumbuhan (misalnya menggunakan kutur yang lama) untuk dapat
mempelajari suatuaspek fisiologis (Tortora.
1992)
Pertumbuhan tidak selalu berhubungan
dengan pembelahan. Banyak spesies bakteri bentuk batang, disebabkan oleh karena
banyak factor–factor ekstrogen, gagal mengandakan pembelahan, walaupun
pembelahan inti, petumbuhan dinding, membrane, dan isi sel terus berlangsung.
Hasilnya ialah bukan penambahan jumloah sel, tetapi terbentuk filament yang
panjang dan tidak tersekat. Pertumbuhan diartikan penamabhan dan dapat
dihubungkan dengan penamabahan ukuran, jumolah bobot, massa dan banyak
parameter lainnya dari suatu bantuk hidup. Penambahan ukuran atau massa suatu
sel individual biasanya terjadi pada pendewasaan (maturasi) untuk kemudian
dilanjutkan dengan cara pembelahan sel (Lay, et al. 1992)
Berdasarkan komposisi kimianya ,
dikenal medium sintetik dan medium non sintetik atau kompleks. Komposisi kimia
medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan
kimia yang kemurniaanya tinggi dan ditentukan daengan tepat. Maka medium
semacam itu dapat diulangi pembuatanya kapan saja dan akan diperoleh hasi
yang sama. Dipihak lain, komposisi kimiawi medium non sintetik tidak diketahui
dengan pasti. Contohnya ialah bahan–bahan yang terdapat dalam kaldu nutrient,
yaitu ekstrak daging dan npepton yang terdapat komposisinya kimiawi yang tidak
pasti (Dwijoseputro. 1986)
Fase dalam pertumbuhan bakteri telah
dikenal luas oleh ahli mikrobiologi. Terdapat 4 fase pertumbuhan bakteri ketika
ditumbuhkan pada kultur curah (bacth cuylture) yaitu fase adaptasi (log phase)
fase pembayangan (exponential phase) fase statis (stationer phase) dan fase
kematian (death phase) (Stanier.
1982)
Penanaman pada lempeng agar–agar
berlainan dengan sel–sel dalam pembenihan cair, sel–sel pada atau dalam
pembenihan padat tidak dapat bergerak. Karena itu bila beberapa sel ditaruh
pada atau dalam pembenihan padat, tiap sel akan tumbuh dan membentuk koloni
yang terpisah. Zat ideal itu kebanyakan pembenihan padat ialah agar–agar, suatu
polisakarida asam yang diekstraksi dari ganggang merah tertentu (Pelczar, Michael. 1996)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat
1 gelas piala,
1000 ml. Pemanas, 1 batang pengaduk, sebilah pisau, kain saring, sebuah corong,
timbangan, 2 buah elemeyer 250 ml, 6 buah tabung reaksi, 1 buah gelas piala 100
ml, sebuah pipet.
Bahan
Kentang 100 g,
dextrose 10 g, tepung agar 10 g, aquades 500 ml.
3.2 Prosedur
Kerja
1. Mengupas dan mencuci kentang lalu memotong berukuran
0,5 cm3
2. Menimbang potongan kentang seberat 100 g, kemudian
merebus dengan air sebanyak 500 ml, sampai mendidih
3. Memisahakan ekstrak kentang dengan mengunakan kain
saring
4. Memanaskan kembali ektrak, kemudian ditambah 10 g
dextrose dan 10 agar-agar sambil mengaduknya
5. Menambah air bila volume air kurang dari 500 ml,
hingga volume tersebut menjadi 500 ml sambil terus mengaduk agar agar sampai
agar agar benar benar tercampur
6. Memasukan medium kedalam gelas elemeyer ukuran 100 ml
atau tabung reaksi sebanyak 6 ml atau 2,5 ml kemudian menyumbat dengan kapas.
7. Menyeterilkan medium selama 15 atau 20 menit
8. Meletakan seluruh tabung reaksi yang berisi 5 ml
dengan posisi miring pada bidang horizontal dan membiarkan hingga medium
tersebut menjadi padat.
9. Menyimpan medium dalam tempat penyimpanan yang di
sediakan.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
menimbang
|
ekstrak
|
Ektrak kembali
|
Memasukan medium
|
medium
|
|
4.2 Pembahasan
Praktikum
acara tiga dengan judul Teknik Pembuatan Medium Kultur,
praktikum ini terdapat empat medium yang di perkenalkan, yaitu medium potato
dextrose agar, medium nutrien agar, medium plate count agar standar dan medium
tauge sukrose agar. Namun di karenakan banyaknya bahan untuk mempraktekan semua
jenis medium tersebut, maka kami hanya mempraktekan medium yang paling sering
di gunakan dalam pembiakan mikro organisme dalam labolatorium mikrobiologi
yaitu medium potato dextrose agar atau PDA.
Teknik pembuatan medium
PDA sebenarnya tidak bgitu sulit namun butuh kecermatan dalam melakukan
praktikum agar perbandingan bahan yang digunakan sesuai dengan resep yang telah
di berikan oleh dosen pembimbing supaya ketika kita gunakan medium tersebut
sebagai media pembiakan mikro organisme dapat maksimal hasilnya. Pertama kita
mengupas bahan sumber karbohidrat yang kami gunakan yaitu kentang selanjutnya
memotong dadu pada kentang dengan tujuan utama untuk memudahakan ektrak kentang
keluar, sehingga kandungan karbohidratnya dapat maksimal dalam medium yang kita
hasilkan. Setelah kentang kita ektrak dengan air sebanyak 500 ml selama ± 15
menit maka kita pisahkan kentang tersebut dari air ekstraknya dengan kain
saring sehingga kita dapatkan sebauh hasil ektrak kentangnya. Kemudian kita panaskan
kembali sambil memasukan dektrose dan bubuk agar kedalam ekstrak tersebut
sambil mengaduknya ketika kita panasakan. Selanjutnya kiata harus memperhatikan
dan menjaga volume medium yang kita
buat supaya tetap 500 ml sesuai dengan volume pertama kita mengekstrak kentang,
sehingga apabila terjadi penguranga volume akibat pemanasan dalam perebusan
mengektrak kentang maka kita menambahakan kembali air hingga sampai volumenya
500 ml. Apabila agar dan ektrak kentang telah bercampur homogen maka kita
masukan medium tersebut kedalam tabung elemeyer dengan volume 100 ml pada
masing masing tabung elemeyer, pada tahap ini kita juga memasukan medium
kedalam tabung reaksi, medium pada elemeyer kita sumbat mengunakan kapas
sedangkan pada tabung reaksi kami mengunakan plastik yang kami ikat dengan
karet. Selanjutnya kami letakan miring untuk medium yang berada dalam tabung
reaksi, di tempat yang telah di sediakan sebelimnya. Tahap terakhir maka medium
di simpan dalam tempat penyimpanan hingga medium tersebut di gunakan pada
praktikum selanjutnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum teknik pembuatan mdium kultur
setelah melaksanakan praktikum kami mengetahui jenis-jenis medium kultur yang
sering digunakan dalam proses pembiakan organisme mikro dalam laboratorium.
Dari resep yang di berikan kami mengenal empat jenis medium kultur pembiakan
organisme.
Pembuatan medium dilaksanakan dengan cara menyiapkan
seluruh bahan sesuai dengan resep yang telah di berikan dengan ukuran
perbandingan yang seperti yang telah di jelaskan oleh dosen pembimbing supaya
ketika kita gunakan medium kita dapat mengembangkan mikro organisme secara maksimal dan berhasil
dengan baik.
Medium kultur yang sudah jadi harus kita jaga
kesterilannya ketika kita akan mengunakan harus sesuai prosedur pengunaan
supaya tidak ada mikro organisme atau bakteri dari kontak udara yang tumbuh
dalam medium sebab jika terdapat mikro organisme dari udara tentu akan
menganggu proses pembiakan yang kita lakukan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan
untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala
bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar
percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan
agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat
praktikum
DAFTAR
PUSTAKA
Dwijoseputro.
1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan : Jakarta Diakses pada tanggal 31
maret 2014
Lay, et
al. 1992. Mikrobiologi Dasar.
Gramedia : Jakarta.
Pelczar,
Michael. 1996. Dasar-Dasar. Mikrobiologi.
Universitas Indonesia : Jakarta.
Stanier.
1982. Mikrobiologi Dasar. Erlangga :
Jakarta.
Tortora.
1992. Biologi Sel. Angkasa Bandung :
Bandung.
Suryowinoto, 1991.Kultur jaringan.http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur
Diakses pada tanggal 31 maret 2014
Yuwono T. 2008. Bioteknologi
Pertanian. Yogyakarta: UGM Press. Diakses pada tanggal 31 maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar