LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA
4
DEFISIENSI
UNSUR HARA
Nama : Rahmad Setiawan
Npm :
E1J013062
Prodi : Agroekoteknologi B
Kelompok : 1(Satu)
Hari tanggal : Selasa,4 November 2014
Coas : Tanaka Linggawan A.A.
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pertumbuhan tanaman
tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh
faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara
esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman. Apabila unsure tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka
tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsure tersebut dan pertumbuhan
tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya
unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman
dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur
hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa
ppm/ part per million dari berat keringnya).
Defisiensi atau kahat
unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman
untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung
dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang
biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman
akan terhambat dan produksinya menurun. Kita sebagai petani tidak mungkin
mengecek kandungan hara tanah setiap saat untuk mengetahui ketersediaan unsur
hara tersebut, salah satu upayanya adalah dengan mengetahui gejala defisiensi
unsur hara pada tanaman.
Pada dasarnya, saat
kita hendak melakukan kegiatan budidaya tanaman, tanaman apapun jenisnya,
sangat diperlukan pengetahuan mengenai apa saja jenis-jenis nutrisi atau
unsur-unsur hara apa saja yang dibutuhkan tanaman yang kita budidayakan.
Pengetahuan ini setidaknya dibutuhkan pada saat pemberian pupuk agar tepat dan
seimbang, karena baik berlebih unsur hara atau kekurangan unsur hara dapat
menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal. Pengetahuan ini pun perlu
pada saat mengamati proses pertumbuhan tanaman. Apabila pertumbuhan
tanaman tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita dapat melakukan evaluasi
dan tindakan yang cukup tepat sebelum semuanya terlambat.
.
1.2
Tujuan
Mempelajari
pengaruh defisiensi unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
rendahnya ketersediaan unsur hara di
dalam tanah akan mengakibatkan rendahnya tingkat kesuburan tanah. hal ini akan
menjadi salah satu faktor pembatas dari hasil produksi tanaman jagung.
Dengan dilakukan penambahan unsur hara sangat diperlukan, karena zat-zat
yang terdapat dalam tanah yang sebelumnya tidak tersedia dan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tanaman maka dengan dilakukan pemupukan bagi tanaman
sehingga kebutuhan akan terpenuhi (Tania,2012).
Dalam hal
ini pemupukan terdapat unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman. Dengan
pemberian pupuk bagi tanaman sangat dibutuhkan terutama pada daerah atau
tanah yang berpH masam ,dengan sebagian besar unsur hara di dalam tanah tidak
tersedia bagi tanaman (Novriani,2010). Pemupukan bertujuan untuk mengganti
unsur hara yang hilang dan dilakukan menambah persediaan unsur hara yang
dibutuhkan bagi tanaman jagung dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan
mutu tanaman. Ketersediaan dari unsur hara yang lengkap dan berimbang yang
dapat diserap bagi tanaman merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman (Dewanto,2013).
Unsur hara
merupakan unsur yang sangat dibutuhkan bagi tanaman baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur hara memiliki fungsi yang berbeda pada setiap tubuh
tanaman yaitu termasuk ionik, peran nzimatik, struktural dan peaturan
(Christin, 2009). Unsur hara dibagi menjadi 2 jenis yaitu unsur hara essensial
dan non essensial yang semua tergantung penyerapan dari tanaman terhadap
kebutuhannya.
Berdasarkan tingkat kebutuhan unsur
hara dibedakan menjadi 2 golongan yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang diserap tanaman dalam jumlah yang
relatif banyak bagi tanaman,sebaliknya pada unsur hara mikro yang hanya diserap
tanaman dalam jumlah sedikit (Redaksi PS,2005). Ada 6 unsur hara makro yang
dapat diserap tanaman yaitu nitorgen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), dan sulfur (S) (Budiana, 2005). ) Sedangkan mikro elemen
terdiri dari Boron (B),Clor (Cl),kalium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn),molibden (Mo),
dan zink (Zn). Unsur hara yang diperoleh tanaman dari dalam tanah atau larutan
hara yaitu unsur N, S, K, B, Mg, Ca, Zn, Mo, Be, Mn, Na, Si.
Menurut Rosmarkam,(2002)
menggusulkan bahwa perbedaan antara unsur hara makro dan mikro adalah
0,02%,kadar unsur hara lebih dari 0,02% dan bila kurang maka disebut dengan
unsur hara mikro. Tetapi di lapang, banyak ditemukan bagi tanaman tertentu dan
hidup pada tanah tertentu yang memiliki angka tersebut tidak
tepat.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi ketersediaan hara di dalam tanah yang dapat diambil tanaman yaitu
adalah total pasokan hara, kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah, dan
sifat fisik maupun kimia tanah. Hal ini semua merupakan faktor pada unsur
hara semuanya. Jika dalam kondisi lingkungan tanah, unsur hara terjadi
berlebihan dalam hal tertentu akan mengurangi kerja mikroorganisme mengolah
unsur hara dalam proses pertumbuhan tanaman. Dan sebaliknya jika unsur hara
dalam tanah sesuai maka kinerja mikroorganisme untuk mengolah unsur hara akan
baik dan tanah menjadi subur(QingQiu,2008).
Untuk unsur
hara makro dan miko jika diambil oleh tanaman dalam jumlah sedikit ataupun
banyak akan berpengaruh dalam metabolisme tanaman.Gejala kekurangan unsur hara
tergantung baik pada mobilitas dan peran unsur haranya. Biasanya terjadi batang
kerdil dan daun, klorosis daun,klorosis seluruh,nekrosis daun,tinggi tanaman
dan ukuran daun hampir sama dengan gejala yang lain (Christin,2009).
Oleh sebab
itu maka tanaman harus diberikan nutrisi unsur hara yang cukup dan sesuai
dengan kebutuhan dari fase tanaman saat itu juga. Dalam proses pemupukan
adalah salah satu kegiatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Ketersediaan pupuk dengan sumber hara makro seperti N, P, dan K
yang cepat direspons oleh tanaman saat ini semakin sulit diperoleh
oleh kalangan masyarakat salah satunya petani, sehingga diperlukan suatu
informasi mengenai ketersediaan unsur hara di dalam tanah agar
petani mengetahui unsur hara yang kahat di tanah tersebut (Nurdin,2008).
BAB
III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
·
Botol
·
Pipet
·
Kapas
·
Gelas ukur
3.1.2 Bahan
·
Kacang hijau
·
Larutan garam seperti tabel
3.2. Prosedur Kerja
3.2.1 Pembuatan Larutan
1.
Menyiapkan botol berukuran 1 L
2.
Mengisi botol dengan 500 mL air murni
(aquades)
3.
Mengambil larutan hara dengan
menggunakan pipet sebagaimana tertera dalam tabel
4.
Menambahkan air hingga larutan mejadi 1
Liter
5.
Larutan hara siap digunakan
3.2.2 Penanaman
1.
Menyiapkan botol aqua gelas bekas yang
telah dilubangi
2.
Mengisi dengan pasir air tawar sampai ke
mulut leher
3.
Menyiram dengan air kran sampai
kapasitas lapang
4.
Menanam tanaman (2 tanaman per botol)
3.2.3 Inkubasi
1.
Meletakkan botol aqua bekas berisi pasir
dan tanaman
2.
menyiram dengan larutan hara
3.
menyiram tanaman setiap 3 hari
4.
melakukan pengamatan setiap 3 hari
3.2.4 Pengamatan
1.
Mengkur tinggi tanaman tiap minggu
2.
Menghitung jumlah daun tiap minggu
3.
Mengamati gejala defisiensi hara
4.
Mencatat saat munculnya defisiensi (hari
ke-)
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Defisiensi Unsur Hara.
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-3
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
8,5
dan 9,1
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
6,7
dan 8,3
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
4,7
dan 6,5
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
7,5
dan 11,6
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
6,5
dan 10,7
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
7,4
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
6,9
dan 8,7
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
10,6
dan 13,6
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
6,0
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
8,5
dan 11,4
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-6
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
21,6
dan 25,9
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
23,3
dan 29
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
25 dan 24,4
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
24
dan 21,5
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
23 dan 21,5
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
18
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
26
dan 23
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
18
dan 23,7
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
21,9
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
21,5
dan 23
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-9
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
24
dan mati
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
2,5
dan mati
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
28,4
dan 39
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
25,5
dan 25,5
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
24,2
dan 24
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
23,8
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
mati
dan 26
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
21
dan 25,3
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
26,3
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
26
dan 30,5
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-12
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
26
dan mati
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
27
dan
disulam
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
29
dan 40
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
25,9
dan 25,8
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
24,2
dan 24
|
2
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
27,5
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
mati
dan 26,2
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
21,5
dan 27
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
27
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
27,5
dan 31
|
2
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-15
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
26
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
27
dan 5,3
|
5
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
29
dan 40
|
5
dan 2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
25,9
dan 25,8
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
24,2
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
27,5
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
Mati
dan
26,2
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
21,5
dan 27
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
27
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
27,5
dan mat
|
2
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-18
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
26,9
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
27,6
dan 16,7
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
29,7
dan 40,2
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
26,5
dan 26,8
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
25,4
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
28,6
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
Mati
dan
27,3
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
22
dan 27,9
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
27,5
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
27,9
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-21
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
27,2
dan mati
|
8
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
28,
dan 18
|
5
dan 7
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
30
dan 40,6
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
27
dan 27,2
|
5
dan 7
|
Daun
Mulai Kekeringan
|
21
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
25,5
dan mati
|
5
|
Daun
Mulai Mengerut
|
21
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
29
|
5
|
Daun
Mulai Kuning
|
21
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
Mati
dan
27,5
|
8
|
Warna
Daun Pucat
|
21
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
25
dan 28,1
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
28,3
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
29,4
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-24
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
27,5
dan mati
|
8
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
28,
dan 20,6
|
5
dan 7
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
30,3
dan 40,6
|
5
dan 8
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
29
dan 27,9
|
5
dan 7
|
Bagian
daun Mati Sebagian
|
24
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
27,5
dan mati
|
5
|
Daun
Mulai Menggulung
|
24
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
29
|
5
|
Daun
Mulai Kuning Sebagian
|
24
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
Mati
dan
28
|
8
|
Warna
Daun Keabuan
|
24
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
28,3
dan 28,8
|
5
dan 5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
28,5
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
29,8
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis
Nutrisi
|
Hari ke-27
|
||||
Kecambah
muncul
|
Tinggi
tanaman (cm)
|
Jumlah
daun
|
Gejala
Defisiensi
|
Muncul
Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
28
dan mati
|
8
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
29,
dan 24
|
5
dan 7
|
Bagian
Ujung Daun Klorosis
|
27
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
31
dan 42
|
5
dan 8
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
29
dan 27,9
|
3
dan 4
|
Bagian
daun Mati
|
27
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
27,5
dan mati
|
5
|
Daun
Mulai Menggulung Semua
|
27
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
29
|
5
|
Daun
Mulai Kuning Menyeluruh
|
27
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
Mati
dan
28
|
8
|
Bagian
Batang Berwarna Ungu
|
27
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
28,3
dan 28,8
|
5
dan 5
|
Kekeringan
|
27
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
29
|
5
|
Batang
dan Daun Kerdil
|
27
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
29,8
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Jenis Nutrisi
|
Hari ke-30
|
||||
Kecambah muncul
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala Defisiensi
|
Muncul Defisiensi
|
|
Komplit
|
Hari
ke-2
|
30
dan mati
|
8
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
Kurang
Ca
|
Hari
ke-2
|
29,
dan 24
|
5
dan 7
|
Daun
Klorosis
|
30
|
Kurang
S
|
Hari
ke-2
|
31
dan 42
|
5
dan 8
|
Daun
Muda Berwarna Pucat
|
30
|
Kurang
Mg
|
Hari
ke-2
|
29
dan 27,9
|
3
dan 2
|
Bagian
Daun Mati
dan
Mulai Gugur
|
30
|
Kurang
K
|
Hari
ke-3
|
29
dan mati
|
5
|
Daun
Mulai Menggulung Semua dan Gugur
|
30
|
Kurang
N
|
Hari
ke-3
|
29
|
5
|
Daun
Mulai Kuning Menyeluruh
|
30
|
Kurang
P
|
Hari
ke-3
|
Mati
dan
28
|
8
|
Bagian
Batang Berwarna Ungu
|
30
|
Kurang
Fe
|
Hari
ke-2
|
28,3
dan 28,8
|
5
dan 5
|
Batang
dan Daun Mati
|
30
|
Kurang
Mikro
|
Hari
ke-2
|
29
|
5
|
Batang
dan Daun Kerdil
|
30
|
Kontrol
|
Hari
ke-3
|
29,8
dan mati
|
5
|
Belum
terlihat
|
Belum
terlihat
|
4.2 Pembahasan
Pengamatan dalam mendeteksi kekurangan unsur hara
dilakuakn dengan sepuluh sample dan dilakukan pengamatan selang tiga hari.
Hasil pengamatan selama 30 hari menunjukkan perbedaan perbedaan morfologi
tanaman yang kekurangan unsur hara. Sistem pengamatan dilakukan pada dua kacng
hijau yang tumbuh, dan apabila salah satu kacang tersebut mengalami kematian
akibat kekurangan unsur hara tersebaut maka di lakuakan penyulaman dengan
kacang hijau yang baru. Hal ini di lakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk
morfologi dan tanda-tanda kekurangan unsur hara tersebut.
Perbedaan morfologi pada tanaman kacang hijau dapat
kita temui setelah pengamatan hari ke 21. Tanaman yang menunjukkan perbedaan
morfologi hanya beberapa saja. Hal ini terjadi adanya kehabisan unsur tersebut
pada biji kacang hijau sedangkan pada perlakuan tidak di berikan unsur hara
tersebut sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu. Perubahan morfologi
terlihat pada hara makro, hal ini di sebabkan adanya keperluan hara yang banyak
sedangkan pada perlakuannya tidak ada tambahan atau ketersediaan dari media
tumbuh.
Kenampakan morfologi akibat kekurangan unsure hara
mikro dapat kita amati pada hari ke 30. Pengamatan ini menunjukan gejala yang
khas pada masing masing kekuranagnnya. Kenampakan ini terlihat cukup lama sebab
pada dasarnya biji tanaman telah menyimpan hara mikro untuk tumbuh. Sedangkan
pengunaan pada hara ini hanya sedikit maka akan bertahan lebih lama dari pada
hara makro, meski pada lingkungan tumbuh tidak di berikan namun masih sanggup
memenuhi kebutuhannya.
Kekurangan unsure hara baik mikro maupun makro pada
dasarnya akan memenagrauhi pertumbuhan tanaman. Hal ini di sebabkan adanya
metabolisme tanaman yang terganggu. Kekurangan unsur hara pada tanaman pada
dasarnya akan menunjukkan ciri khas yang tiap kekurangan berbeda. Kenampakan
tersebut jika di perhatikan sekilas mungkin sama, namun pada dasarnya berbeda.
Pengamatan mengenai unsure hara harus lebih teliti karena kenampakan
identifikasinya lebih sulit.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Identifikasi kenampakan pada kekurangan
unsurhara memerlukan kejelian yang lebih, sebab setiap unsure hara cenderung
ada persamaan. Pengaruh utama dari kekurangan unsure hara akan menghambat
pertumbuhan tanaman, bahkan adanya kematian.
Kekurangan unsur hara pada tanaman yang tahan akan mengakibatkan
kekerdilan dan abnormal. Hal tersebut terjadi akibat dari terhambatnya proses
metabolisme tanaman. Varietas yang tidak tahan akan cekaman unsur hara di
mungkinkan terjadinya kematian.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan
untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala
bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar
percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan
agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Christin, H., dkk. 2009. Influence Of Iron, Potassium, Magnesium, and Nitrogen Deficiencies On
The Growth And Development Of Sorghum (Sorghum Bicolor L.) And Sunflower
(Helianthus Annuus L.) Seedlings. Journal Of
Biotech Research (1): 64-71.
Dewanto, F. G., dkk. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Zootek 32
(5): 1-8.
Novriani. 2010. Alternatif
Pengelolaan Unsur Hara P (Fosfor) Pada Budidaya Jagung. Agronobis 2(3): 42-49.
Nurdin, dkk. 2008. Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipupuk N, P, dan K Pada Tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo. Tanah
Trop 14(1): 49-56.
QingQiu, dkk. 2008. Effects Of Nitrogen On
Plant-Microorganism Interaction. Journal Of Biosciences (2): 34-42
Redaksi, P. S. 2005. Media Tanam
Untuk Tanaman Hias. Jakarta: Seri
Agbrihobi.
Rosmakam, A., dkk. 2002. Ilmu
Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Tania, N., dkk. 2012. Penegaruh Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi Pada Tanah Podsolik Merah Kuning.
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian 1(1): 10-15.
JAWABAN
PERTANYAAN
1. Unsur
hara esensial adalah unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman dan
fungsinya di dalam tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain.
2. Karena
pada tanaman gejala kekurangan Fe Terjadinya
ketidak seimbangan tersedianya
zat Fe dengan zat kapur pada tanah yang berkelebihan kapur dan yang bersifat
alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah – daerah yang tanahnya
banyak mengandung kapur. Sedangkan gejala kekurangan unsur N terjadi pada daun
tua karena Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang
terhambat ini akan berpengaruh pada pertumbuhan, yang dalam hal ini
perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan
unsur N yang rendah dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini
dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran
kecil-kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar