LAPORAN
PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
ACARA
1
STRUKTUR
BUNGA
Nama : Rahmad Setiawan
NPM : E1J013062
Prodi : Agroekoteknologi
Kelompok : 3 (Tiga)
Hari tanggal : Senin, 2 Maret 2015
Coas : Oktavia Rahmayanti
Dosen : Helfi Eka Saputra, S.P.,M.Si.
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Salah
satu bagian yang menarik dari tumbuhan adalah bunga. Bunga merupakan alat
perkembangbiakan generatif, tempat terjadinya peristiwa penyerbukan dan pembuahan
yang nantinya akan menghasilkan buah yang di dalamnya terdapat biji. Biji
inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru (Machin dan Scopes, 2005). Selain
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, bunga juga memiliki banyak manfaat
bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai sumber makanan, minuman, penghias,
bahan parfum, bahan obat, untuk keperluan budaya, dan lain-lain (Harry, 1994).
Bunga juga merupakan modifikasi
suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan
dengan kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu, bunga ini berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan
alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada
bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan
fungsinya sebagai penghasil alat perkembangbiakan. Pada umumnya, bunga
mempunyai sifat-sifat seperti berikut: Mempunyai warna menarik, Biasanya berbau
harum, Bentuknya bermacam-macam, Biasanya mengandung madu. Bunga sebagai alat
reproduksi seksual mempunyai peran yang sangat penting. Dua bagian penting dari
bunga secara langsung dilibatkan pada reproduksi seksual adalah benang sari
(stamen) dan putik (pistil). Benang sari terdiri dari kepala sari (anther) yang
berisi serbuk sari (pollen grains) dan, tangkai (fillamen). Putik terdiri dari
kepala putik (stigma), tangkai putik (style), dan bakal buah (ovary). Stigma
adalah sebagai penerima pollen, pollen akan berkecambah pada stigma dan masuk
ke tangkai putik, akhirnya sampai ke ovary. Ovary mempunyai satu atau lebih
bakal biji (ovule). Organ reproduksi ditutupi satu atau lebih kelopak bunga
(callix) dan tajuk atau mahkota (corolla). Callik terdiri dari beberapa kelopak
(sepal) dan corolla terdiri dari beberapa helai tajuk (petal). Marfologi bunga
dari suatu spesies akan menentukan apakah bunga tersebut self atau cross
pollinated.
1.2.
Tujuan
Ø Menentukan bagian-bagian yang
berbeda dari bunga dan fungsinya
Ø Menentukan tanaman menyerbuk sendiri
atau menyerbuk silang
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Bunga merupakan
modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya
disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu, bunga ini
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya
dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi
tumbuhan maka pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk
melaksanakan fungsinya sebagai penghasil alat perkembangbiakan.(Mira,
2013)
Pada umumnya struktur bunga terdiri
dari empat organ, yaitu : Sepala (daun kelopak), petala (daun mahkota), stamen
atau benang sari (dengan kepala sari dan tangkai sari), dan putik atau pistil
(kepala putik, tangkai putik, dan bakal buah (Syamsuri, I. 2000).
Bunga mempunyai empat
jenis bunga yaitu bunga sempurna, bunga tidak sempurna, bunga lengkap, dan
bunga tidak lengakap.1. Bunga sempurna (perfect) yaitu bu8nga biseksual, stamen
dan pistil terletak pada bunga yang sama. 2. Bunga tak sempurna (imperfect)
yaitu bunga uniseksual, stamen dan pistil terdapat pada bunga yang berbeda taua
terpisah. 3. Bunga lengkap (complete), yang mempunyai keempat organ bunga yaitu
sepal, petal, stamen dan pistil. Contohnya bunga kapas, kedelai, tembakau,
anggur. 4. Bunga tak lengkap (incomplete), yang tidak mempunyai satu atau dua
organ bunga. Contoh pada bunga jagung, padi, sorgum, famili rumput-rumputan
(Poespodarsono, S. 1988).
Bunga (flos) dapat dikategorikan sebagai batang atau cabang pendek
yang berdaun dan telah mengalami perubahan bentuk. Daun mempunyai bagian-bagian
yang utama antara lain : mahkota (corola), kelopak (calyx),
benang sari (stamen) serta putik (pistillum). Tempat melekatnya
daun pada batang disebut nodus sedangkan jarak antar daun yang satu
dengan yang lain disebut internodus. Suatu bunga tersusun atas rangkaian
bagian-bagian yang bertumpuk. Kelopak merupakan rangkaian pertama yang terletak
paling bawah dan biasanya berwarna hijau. Di bagian atasnya merupakan berupa
mahkota yang tampak lebih halus, lebih besar, dan lebih indah warnanya.
Rangkaian yang ketiga berupa benang sari yang biasanya masih menggulung.
Rangkaian yang keempat yang terletak paling atas berlekatan menjadi satu adalah
putik (Darjanto, 1990).
Bunga mempunyai sifat-sifat seperti
berikut.
1) Mempunyai warna menarik.
2) Biasanya berbau harum.
3) Bentuknya bermacam-macam.
4) Biasanya mengandung madu (Mira, 2013).
Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada tiap spesiesnya yang
mengakibatkan perbedaan proses penyerbukan. Secara umum proses penyerbukan pada
tanaman dipengaruhi oleh beberapa proses sebagai berikut:
1. Penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie) yaitu proses penyerbukan
bunga yang terjadi ketika bunga masih kuncup. Proses penyerbukan biasanya
berupa autogamie.
2. Penyerbukan terbuka atau kasmogami (chasmogamie) yaitu proses penyerbukan bunga
yang terjadi ketika bunga telah mekar. Proses penyerbukan ini dapat meyebabkan
tanaman melakukan autogamie, geitonogamie, allogamie, dan xenogamie.
3. Diogamie (dichogamie) merupakan proses masaknya putik dan serbuk
sari secara tidak bersamaan.
4. Herkogami (herkogamie) bunga dimana letak kepala sari dan putik
saling berjauhan sehingga sulit mengalami penyerbukan sendiri.
5. Heterostili (heterostylie) merupakan bunga yang memiliki panjang
putik dan benang sari berbeda-beda.
6. Anemofili (anemophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu
oleh angin.
7. Entomofili (enthomophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu
oleh serangga.
8. Ornitofili (ornithophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu
oleh burung.
9. Kiropterofili (chiropterophilie) merupakan bunga yang penyerbukan
dibantu oleh kelelawar. (Darjanto, 1990).
BAB
III
METODOLOGI
3.1.
Alat
Dan Bahan
a.
Alat
pinset, kaca pembesar dan cawan petri.
b.
Bahan
bunga dari
berbagai spesies tanaman.
3.2.
Proserdur
Kerja
Menyediakan bunga dari beberapa
spesies tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan yang mekar atau
hampir mekar, mengikutkan juga cabang atau dahan tempat melekatnya bunga.
Penngamatan:
1. Menggambar atau mendokumentasikan
bagian struktur bunga yang diamati dan memberi keterangan bagian-bagiannya
2. Bagian-bagian penyusun bunga:
epicalyx (kelopak tambahan), calyx (kelopak), stamen (benang sari), Pistilum (
putik).
3. Jumlah bagian-bagian penyusun bunga:
Sepal (daun kelopak dan kelopak tambahan jika ada), Petal (daun mahkota),
stamen (benang sari), Stigma.
4. Keadaan masing-masing penyusun
bunga: Petal( berlekatan, lepas, tumpang tindih), Sepal (berlekatan, lepas,
tumpang tindih), Stamen( berlekatan, lepas), Putik (berlekatan,lepas)
5. Bentuk masing-masing penyusun bunga:
Petal, sepal, stamen, pistil.
6. Letak masing-masing penyusun bunga
terhadap bagian lainnya : berhadapan, berseling, berselang-seling
7. Membuat deskripsi mengenai bunga,
meliputi:
Ø Letak bunga
Ø Warna mahkota bunga
Ø Ekspresi bunga
Ø Distribusi bunga pada tanaman
Ø Jenis bunga
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
No
|
BUNGA
|
KETERANAGAN
|
1
|
Pepaya
Jantan(Carica papaya)
|
Letak bunga di ketiak daun.
Warna mahkota putih.
Merupakan bunga tidak sempurna.
Merupakan bunga yang dioececius
Merupakan bunga lengkap.
|
2
|
Pepaya
betina(Carica papaya)
|
Letak bunga di ketiak daun.
Warna mahkota putih.
Merupakan bunga tidak sempurna.
Merupakan bunga yang dioececius
Merupakan bunga lengkap.
|
3
|
Kembang
sepatu(Hibiscus
rosa-sinensis. L.)
|
Letak bunga di ujung cabang.
Warna mahkota merah/putih/pink dll.
Merupakan bunga sempurna.
Merupakan bunga yang hermaprodit.
Merupakan bunga lengkap.
|
4
|
Kamboja(Plumeria acuminata)
|
Letak bunga di ujung cabang.
Warna mahkota merah muda/putih.
Merupakan bunga sempurna.
Merupakan bunga yang hermaprodit.
Merupakan bunga tidak lengkap.
|
5
|
Jagung(Zea mays)
|
Letak bunga di ujung batang dan
ketiak daun
Warna mahkota kuning kehijauan
Merupakan bunga tak sempurna.
Merupakan bunga yang monocius
Merupakan bunga telanjang
|
6
|
Padi(Oriza sativa)
|
Letak bunga di ujung malai
Warna mahkota kehijauan
Merupakan bunga sempurna.
Merupakan bunga yang hermaprodit
Merupakan bunga telanjang
|
7
|
Terong(Solanum melongena)
|
Letak bunga di ketiak daun
Warna mahkota putih/keungguan
Merupakan bunga sempurna.
Merupakan bunga yang hermaprodit
Merupakan bunga lengkap
|
8
|
Tebu(Saccharum officinarum)
|
Letak bunga di ujung batang
Warna mahkota coklat keputihan
Merupakan bunga sempurna.
Merupakan bunga yang hermaprodit
Merupakan bunga tak lengkap
|
9
|
Salak(Salacca zalacca)
|
Letak bunga ujung batang
Warna mahkota merah/coklat
keputihan
Merupakan bunga tak sempurna.
Merupakan bunga yang dioecius
Merupakan bunga tak lengkap
|
10
|
Bugenvil(Bougainvillea buttiana)
|
Letak bunga di ketiak daun
Warna mahkota orange, pink, putih
dll
Merupakan bunga sempurna.
Merupakan bunga yang hermaprodit
Merupakan bunga tak lengkap
|
4.2.
Pembahasan
Bunga
merupakan salah satu organ penting dalam pemuliaan tanaman. Pemahaman akan
struktur bunga sangat di perlukan oleh seorang pemulia tanaman. Pengamatan
struktur bunga ini akan menentukan jenis persilangan pada suatu tanaman dan
teknik rekayasa serta waktu untuk melakukan persilangan pada suatu tanaman.
Pengetahuan dasar yang di perlukan seorang pemulia tanaman akan struktur bunga
adalah jenis bunga, letak bunga pada setiap tanaman, warna mahkota bunga,
ekspresi pada bunga tersebut, dan distribusi bunga pada setiap tanaman.
Jenis
bunga dalam suatu kegiatan pemuliaan sangat menentukan jenis rekayasa
pemuliaaan yang dapat di lakukan oleh seorang pemulia tanaman. Berdasarkan
karakteristik ini bunga di bedakan menjadi bunga lengkap, bunga tak lengkap,
dan bunga telanjang. Objek pengamatan yang memiliki jenis bunga lengkap adalah pepaya
betina pepaya jantan kembang sepatu, terong. Tanaman berbunga tak lengkap pada
objek pengamatan ini adalah kamboja, tebu, salak. Tanaman berbunga telanjang
pada pengamatan ini adalah bunga padi, jagung dan tebu. Karakteristik ini di
bedakan bersarkan periasan bunga dan kelopak bunga. Hal ini dapat menjadi salah
satu identifikasi jenis penyebukan pada bunga tersebut.
Karaktersistik
berikutnya adalah letak bunga. Hal ini perlu di perhatikan oleh para pemulia
tanaman sebab letak bunga akan memengaruhi tingkat keberhasilan penyerbukan
pada bunga tersebut. Letak bunga juga memengaruhi agen penyerbuk misalnya
kumbang angin, air dan agen lainnya. Berdasarkan karaktersistik ini umumnya bunga
terletak pada beberapa bagian berikut: ujung batang, ujung cabang, dan ketiak
daun. Objek pengamatan yang kami amati yang memiliki letak di ujung batang
adalah bunga padi, jagung, tebu dan salak. Bunga yang terletak pada ujung
cabang adalah kembang sepatu, dan kamboja. Bunga yang terletak pada ktiak daun
pada objek pengamatan ini adalah Pepaya betina, pepaya jantan, terong, bugenvil.
Warna
mahkota bunga biasanya erat kaitannya pada proses persilangan dan penyerbukan.
Hal ini biasanya di tunjukkan dengan kecerahan pada warna makota tersebut.
Bunga yang memiliki warana mahkota bunga yang cerah cenderung menyerbuk silang,
walaupun masih ada penyerbukan sendiri. Hal ini di sebabkan dengan warna
mahkota bunga yang cerah akan menarik para agen penyerbukan terutama serangga
untuk hingap pada bunga.
Ekpresi
bunga merupakan salah satu karakteristik yang penting bagi proses pemuliaan
tanaman. Hal ini di sebabkan kelengkapan organ reproduktif pada bunga yang akan
menentukan proses persilangan yang mungkin terjadi pada suatu tanamaen.
Berdasarkan ekpresi bunga dapat di bedakan menjadi bunga sempurna dan tak
sumpurna. Objek pengamatan yang tergolong dalam bunga sempurna adalah kembang
sepatu, kamboja, padi, terong, tebu, dan bugenvil. Bunga yang tak sempurna pada
objek pengamatan ini di tunjukkan oleh bunga pepaya jantan , pepaya betina,
jagung, dan salak.
Karakteristik
dasar yang terakhir yang perlu di perhatikan oleh para pemulia tanaman adalah
distribusi bunga tanaman tersebut. Karakteristik ini melihat bunga berdasarkan
letak bunga jantan dan betina pada suatu tanaman. Berdasarkan karaktersistik
ini bunga di bedakan menjadi bunga hermaprodit, monocieus, dan dioecieus. Bunga
pada pengamatan ini yang termasuk dalam bunga hermaprodit antara lain bunga,
kembang sepatu, kamboja, padi, terong, tebu, dan bugenvil. Tanaman berbunga
monoecious antara lain jagung. Tanaman yang memiliki bunga dioecious adalah
pepaya jantan, pepaya betina, dan salak.
Pengetahuan
akan struktur bunga akan membantu seorang pemulia tanaman dalam mengerjakan dan
memperoleh hasail yang terbaik dari tanaman yang di rekayasa. Hal ini di
sebabkan dengan mengetahui struktur bunga pemulia tanaman akan mudah menentukan
waktu dan jenis rekayasa yang dapat dilakuakan pada tanaman tesebut.
BAB
V
SIMPULAN
5.1.
Kesimpulan
Bunga
memiliki berbagai bagian yang berbeda yang memiliki fungsi yang berbeda sesuai
dengan kelengkapan bunga, sebagian berfungsi sebagai perhiasan, penarik agen
penyerbukan organ generatif dan lain-lain.
Berdasarkan
kelengkapan dan distribusi bunga mak bunga melakukan penyerbukan dengan dua
cara yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Bunga yang melakukan
penyerbukan sendiri umumnya memiliki distribusi yang hermaprodit, sedangkan
bunga menyerbuk silang biasanya monoecious dan dioecious.
DAFTAR
PUSTAKA
Darjanto dan Siti Satifah.1987. Pengetahuan Dasar
Biologi Bunga Dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Jakarta: PT Gramedia.
Harry, N. R. 1994. Usaha
tani bunga potong. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Machin, B., Scopes, N.
2005. Chrysanthemums Year-Round Growing. London: Blandford Press.
Mira
at all .2013.
Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Poespodarsono, S. 1988.
Dasar–Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bandung: ITB.
Syamsuri,
I. 2000. Biologi.Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar