LAPORAN
PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE
ACARA
8
PENGENALAN
PRANGKAT LUNAK(CROPWAT)
UNTUK
KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Nama : Rahmad Setiawan
NPM : E1J013062
Prodi : Agroekoteknologi
Hari tanggal : Kamis, 30 April 2015
Coas : Rizky Septika Utami
Dosen : Dr. Ir Sigit Sudjatmiko, M.Sc
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kebutuhan air irigasi
adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
evapontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi
air tanah. Untuk lahan yang miring
membutuhkan air yang lebih banyak dari pada lahan yang datar, karena air akan
lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan hanya sedikit yang mengalami
infiltrasi, dengan kata lain kehilangan air di lahan miring akan lebih besar.
hujan mempengaruhi kebutuhan air makin banyak curah hujannya, maka makin sedikit kebutuhan air
tanaman, hal ini di karenakan hujan
efektif akan menjadi besar.
Syarat yang penting
untuk pengelolaan pertanian.Tanamantidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca
buruk. Dengan memperhatikan keadaan cuaca dan cara pemanfaatannya, maka dapat
dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat dan sesuai
dengan keadaan tanah. Cuaca dapat digunakan untuk rasionalisasi penentuan laju
evaporasi dan evapotranspirasi, hal ini sangat bergantung pada jumlah jam
penyinaran mataharid an radiasi matahari. Untuk penentuan tahun/periode dasar
bagi rancangan irigasi harus dikumpulkan data curah hujan dengan jangka waktu
yang sepanjang mungkin. Disamping data curah hujan diperlukan juga penyelidikan
evapotranspirasi, kecepatan angin, arah angin, suhu udara, jumlah jam
penyinaran matahari, kelembaban.
Tanaman juga
membutuhkan tempat untuk tumbuh, yang dalam tehnik irigasi dinamakan tanah.
Tanah yang baik untuk usaha pertanian ialah tanah yang mudah dikerjakan dan
bersifat produktif serta subur. Tanah yang baik tersebut memberi kesempatan pada
akar tanaman untuk tumbuh dengan mudah, menjamin sirkulasi air dan udara serta
baik pada zona perakaran dan secara relatif memiliki persediaan hara dan
kelembaban tanah yang cukup. Tanaman membutuhkan air. Oleh karena itu, pada
zone perakaran perlu tersedia lengas tanah yang cukup. Tetapi walaupun
kelembaban tanah perlu dipelihara, air yang diberikan tidak boleh berlebih.
Pemberian air harus sesuai dengan kebutuhan dan sifat tanah serta tanaman.
Kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor evaporasi, transpirasi
1.2
Tujuan
Ø Mengenalkan
perangkat lunak komputer CROPWAT untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan
kebutuhan air irigasi beserta karakteristiknya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Irigasi merupakan suatu
usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan
pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan
dapat dibuang kembali. Berkaitan dengan sistem irigasi, masalah pokok yang sering
muncul adalah memanfaatkan air sebagai sumber/bahan yang penting ini dapat
diefisienkan semaksimal mungkin. Salah satu cara untuk mengefisienkan
penggunaaan air pada tahap operasi adalah dengan melakukan optimalisasi pada
tahap rencana tata tanam(Mawardi dan Memed, 2006).
Cropwat adalah program
computer yang menggunakan model FAO Penman- Monteith dalam perhitungan ETo, dan
dapat menghitung kebutuhan air tanaman (ETm) serta neraca lengas tanah. Program
ini dapat dikembangkan untuk penjadwalan irigasi dalam berbagai kondisi
manajemen dan kondisi ketersediaan air, mengevaluasi produksi tanaman di lahan
kering, dampak kekeringan, serta efisiensi praktek irigasi. Model CROPWAT
awalnya dikembangkan oleh FAO di tahun 1999 untuk perencanaan dan pengelolaan
proyek irigasi. Versi terbaru dinamakan CROPWAT for WINDOWS yang dapat
dioperasikan melalui interface window, merupakan hasil kerjasama antara Land
and Water Development Division of FAO, Institute of Irrigation and Development
Studies of Southampton UK dan National Water Research Center (NWRC) – Egypt.
Input datanya meliputi : data meteorologi, tanah dan tanaman. Perhitungan ET
potensial menggunakan metode Penman-Monteith dan perhitungan hujan efektif
dengan metode “USDA soil conservation service method”(Smith,1992).
Input yang diperlukan dimasukkan, model Cropwat for
Windows dapat menghitung dalam setiap dekade : (1) koefisien tanaman, (2)
evapotranspirasi tanaman, (3) hujan efektif, (4) kebutuhan air tanaman dan (5)
perkolasi. Model juga dapat mengestimasi jadwal irigasi masing-masing tanaman
dengan lima skenario : (1) setiap irigasi didefinisikan oleh pelaksana, (2)
irigasi di bawah atau di atas titik deplesi air tanah (%RAW), (3) irigasi pada
interval tetap pada setiap fase, (4) defisit irigasi dan (5) tanpa irigasi.
Kemudian cropwat for windows mulai mensimulasi neraca air pada lahan, meliputi
: (1) lama irigasi, tanggal dan ketebalan irigasi, (2) deplesi lengas tanah,
(3) jumlah perkolasi, (4) evapotranspirasi aktual dan (5) hasil tanaman.(
Allen,R.G at all, 1998)
Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan
evapotranspirasi acuan (ET0) dan dikombinasikan dengan pola tanam dan jadwal
tanam, sehingga akan diketahui jumlah kebutuhan airnya. Kebutuhan air yang akan
dihitung terdiri dari kebutuhan air pada perencanaan awal pemerintah Kabupaten
Kampar dan kebutuhan air eksisting Daerah Irigasi Sawah. Evapotranspirasi acuan (ETo) dihitung dengan menggunakan
metoda Penman Modifikasi dari data-data yang tersedia pada stasiun klimatologi.
Nilai koefisien (Kc) tanaman dipilih berdasarkan tanaman yang dibudidayakan di
Daerah Irigasi. Perhitungannya selain
menentukan kebutuhan air tanaman dari evapotranspirasi, perlu diketahui juga
berapa keter-sediaan air di lahan. Ketersediaan air di lahan ada-lah air yang
tersedia di suatu lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan air irigasi di lahan itu sendiri. Ketersediaan air di lahan yang
dapat digunakan untuk pertanian tediri dari dua sumber, yaitu konstribusi air
tanah dan hujan efektif(Hasibuan. 2010).
Data yang penting
diketahui dalam penentuan irigasi adalah laju perkolasi. Laju perkolasi sangat
tergantung pada pada sifat tanah daerah tinjauan yang dipengaruhi oleh
karakteristik geomorfologis dan pola peman-faatan lahannya. Menurut Standar
Peren-canaan Irigasi. Angka ini sesuai untuk tanah lempung berat dengan
karakteristik pengolahan yang baik. Pada jenis tanah yang lebih ringan, laju
perkolasi bisa lebih tinggi. Berikut ini perkiraan besar perkolasi untuk
beberapa jenis tanah (Tanga, 2007).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat
dan Bahan
Alat
·
Laptop
·
Software Cropwat
Bahan
·
Data dari badan klimatologi
3.2
Prosedur
Kerja
1
Software Cropwat 8 diinstal pada laptop.
2
Data meteorogi diinput mulai data
tanaman dan tanah dengan diklik icon, setelah selesai disimpan dan lakukan
retrieve data dengan klik open.
3
Data hujan diinput dengan klik icon,
data hujan dimasukkan perbulan, setelah selesai disimpan dan lakukan retrieve
data dengan klik open.
4
Data tanaman diinput , dengan klik icon,
setelah selesai disimpan dan lakukan retrieve data dengan klik open.
5
Data tanaman dari FAO dilakukan editing
sesuai data yang diinginkan .
6
Dipilih jenis tanah dari FAO yang
diinginkan.
7
Dilihat kebutuhan air dengan diklik icon
yang yang sesuai.
8
Dilihat analisis air disekitar
perakaran.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.2
Pembahasan
Evaluasi irigasi yang dilakukan dengan
software cropwat pertama dengan memasukkan data ET0 sepuluh tahun terakhir. Hal
ini dilakujkan untuk mengetahui pendekatan yang sebenarnya. Data ET0 yang
diinputkan meliputi temperatur maksimum, minimum, kelembaban, kecepatan angin
penyinaran matahari. Data yang diinput ini bertujuan sebagai dasar perhitungan
seberapa ET0 yang mungkin terjadi saat kita mulai penanaman tanaman kita pada
suatu bulan, adanya data ini berarti kapanpun kita tanam tanaman yang kita akan
budidayakan maka kita akan memperoleh besarnya air yang akan digunakan oeh
tanaman dalam satu kali siklus hidupnya.
Jumlah hujan yang terjadi dalam satu
tahun dianggap sangat penting dalam perhitungan ini. Hal ini disebabkan jumlah
hujan akan menentukan seberapa keperluan kita dalam melakukan irigasi. Hal yang
perlu kita ingat bahwa irigasi pada prinsipnya diberikan jika ketersediaan air
bagi tanamana didalam tanah lebih sedikit dari kebutuhan tanaman. Berdasarkan
hal ini besarnya hujan yang terjadi dalam satu tahun perlu diketahui sebab
hujan adalah salah satu penyedia air bagi tanaman, dengan kita ketahui jumlah
hujan dalam setahun tersebut maka kita akan mengetahui besarnya irigasi yang
perlu kita lakukan dan kapan waktu yang tepat dalam aplikasinya, sehingga air
dapat tersedia saat tanaman membutuhkan.
Jenis tanaman yang kita usahakan akan
mempengaruhi besar kecinya irigasi yang akan kita lakukan, dan kapan aplikasi
irigasi tersebut. Hal ini didasarkan pada besar kecilnya Kc pada tanaman
tersebut dan masing masing fase membutuhkan air yang berbeda beda akann setiap
tanaman. Dengan demikian penentuan jenis tanaman akan mempengaruhi irigasi yang
akan dibutuhkan. Jenis tanaman yang didapat pada kasus praktikum ini adalah
bayam dan padi. Hal yang penting diperhatikan dari kedua tanaman ini adalah
umurnya yang berbeda dan besar Kc yang berbeda pula. Pertimbangan irigasi yang
perlu kita perhatikan dari data yang telah diinput sebelumnya seberapa hujan
yang terjadi saat penanaman dan fase- fase berikutnya.
Aplikasi irigasi pada dasarnya adalah
untuk menyeduakan air bagi tanaman saat tanaman tersebut membutuhkan. Frekuensi
pemberian dan besar kecilnya irigasi sebenarnya di tentukan sebenarnya
dipengaruhi oleh struktur tanah dimana tanaman kita usahakan bahwa suatu tanah
akan memiliki penyediaan air yang baik bagi tanaman jika perbandingan fraksi
tanahnya seimbang. Kasus penanaman ini pada kedua komoditi yang telah
ditentukan di pilih tanah dengan struktur medium. Hal ini akan membuat air
lebihlama tersedia bagi tanaman sebab air akan terikat pada struktur tanah
lebih ,lama dan berdasarkan hasil yang di peroleh bahwa kita memberikan irigasi
pada Kc tinggi dan hujan jarang terjadi.
Data yang telah diinput diatas akan
memberikan gambaran seberapa dan kapan akan dilakukan suatu proses irigasi yang
tepat. Berdasarkan data yang telah diinput akan kita dapatkan tampilan
kebutuhan air dalam satu siklus hidup pada tanaman yang kita usahakan dengan
iklim dan keadaan hujan yang telah kita masukkan. Data yang diperoleh pada CWR
merupakan modal awal yang akan digunakan dalam menyusun jadwal irigasi yang
perlu kita lakukan dengan keadaan ET0, hujan, tanah dan tanaman yang kita
usahakan di ketahui.
Jadwal irigasi yang kita tampilkan pada
praktikum ini meliputi irigasi tanaman non padi dan tanaman padi. Tanaman non
padi dan padi pada dasarnya dilakukan irigasi pada lima kriteria yang berbeda.
Kriteria irigasi pada nonpadi adalah irigate at critical deplation 100% pada
tanah dengan kapasitas lapang 100%. Tipe yang kedua hanya kriteria kasitas
lapangnya kita turunkan pada kriteria 50%. Aplikasi yang ketiga dihitung dengan
memerhatikan fase pertumbuhan dengan keadaan tanah kapsitas lapang 100%. Tipe
keempat irigate at critical deplation 100% dengan kegagalan atau kesalahan yang
mungkin terbuang 50mm. Teknik yang terakhir tidak diberi perlakuan irigasi dan
hanya kita tunggu dari hujan yang terjadi. Berdasarkan liama teknik irigasi
yang telah disebutkan di atas kita lihat perbedaaan aplikasinya dan kebutuhan
air yang perlu ditambahakan berbeda-beda baik antar fase maupun antar kedua
tanaman.
Perhitungan yang selanjutnya dipadukan
antar kedua tanaman yang kita usahakan tersebut. Hal ini untuk menghitung
berapa kebutuhan air dalam besaran lahan pertanian yang kita usahan harus
dipenuhi dengan keadaan tanah, Eto tanaman dan jenis tanamannya. Perhitungan
ini digunakan perbandingan luas antar tanaman agar diperoleh data irigasi yang
perlu kita cukupi bagi tanaman yang berada pada luasan lahan yang dimiliki.
Perhitungan terakhir setelah kita
padukan tanaman yang akan kita usahakan maka didapat besarnya irigasi total
serta irigasi actual yang perlu kita berikan. Dengan demikian diharapakan kita
dapat mengunakan air secara efisen dan tepat dalam memenuhi kebutuhan air bagi
tanaman kita, sehingga air dapat termanfaatkan secara optimum dan sesuai dengan
keadaan air pada daerah itu.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pengeanalan software atau aplikasi untuk
penentuan irigasi yang tepat dan efisian memang penting, sehingga air yang ada
dapat kita manfaatkan secara optimum. Teknik perhitungan memang panjang dan
cukup rumit sehingga perlu ketelitian dan kesabaran dalam latihan memasukkan
data. Hasil akhir dari praktikum ini tentu mahasiswa paham akan teknik teknik
perhitungan irigasi beserta karakteristik setiap model irigasi dengan berbagai
efisiensinya. Dengan demikian mahasiswa mendapatkan gambaran air irigasi yang
perlu disediakan dalam satu kali siklus tanam.
5.2
Saran
Adapun
saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan
cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum terutama dalam input data.
Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar praktikum sebelum
melakukan praktikum ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu
semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Allen,R.G.,
at all. 1998. Crop evapotranspiration : Guidelines for computing crop water
requirements, Irrigation and Drainage Paper 56, FAO, Rome, Italy.
Hasibuan. 2010. Analisa
Kebutuhan Air Irigasi Daerah Irigasi Sawah Kabupaten Kampar. Riau. Jurusan Teknik Sipil
Universitas Riau. JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1
Mawardi
dan Memed.2006. Desain Hidraulik Bendung Tetap untuk Irigasi Tekni. Bandung:
Alfabeta.
Smith
M. 1992. CROPWAT, a computer program for
irrigation planning and management, Irrigation and Drainage Paper 46, FAO,
Rome, Italy.
Tanga. 2007. Analisa Kebutuhan Air Sawah Tadah
Hujan Dan Kemungkinan Pengembangan Ditinjau Dari Potensi Sumber Daya Air.
Tesis Master. Ilmu Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar