LAPORAN PRAKTIKUM
PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI
ACARA VIII
APLIKASI HERBISIDA PADA Areal
PERTANAMAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM)
Nama :
Rahmad Setiawan
NPM :
E1J013062
Dosen :
Dr. Ir. M. Taufik, M.S.
Co-Ass : Meilisa Lusi Yanti
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
LEMBAR PEMGESAHAN
Disusun
sebagai laporan akhir semua kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan
PRODUKSI
TANAMAN INDUSTRI
Oleh
Nama : Rahmad Setiawan
NPM
: E1J013062
Laporan
ini telah diperiksa dan disetujui
Oleh
dosen / Co-ass pada
Tanggal 2015
Bengkulu,
28 Mei 2015
Mengetahui Mengesahakan Praktikan
Dosen, Co-Ass
Dr. Ir. M. Taufik, M.S. Meilisa
Lusi Yanti Rahmad Setiawan
Daftar Isi
Cover..................................................................................................................................... 1
Lembar
Pengesahan............................................................................................................... 2
Daftar
Isi................................................................................................................................ 3
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
1.1.
Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2.
Tujuan................................................................................................................ ...... 4
1.3. Manfaat
yang diharapkan.................................................................................. ...... 4
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... ...... 5
BAB
III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................................... ...... 6
3.1.
Waktu Dan Tempat........................................................................................... ...... 6
3.2.
Alat dan Bahan.................................................................................................. ...... 6
3.3. Cara
Kerja.......................................................................................................... ...... 6
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... ...... 7
4.1.
Hasil................................................................................................................... ...... 7
4.2.
Analisis Gulma.................................................................................................. ...... 7
4.3. Pembahasan....................................................................................................... ...... 8
BAB
V PENUTUP ....................................................................................................... ...... 9
5.1.
Kesimpulan........................................................................................................ ...... 9
5.2. Saran......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... ...... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Produktivitas
yang diikuti oleh keuntungan yang tinggi selalu diharapkan oleh pengelola
ataupun pemilik kebun. Untuk terus memperoleh hasil produksi yang maksimal,
pemilik perkebunan memerlukan kegiatan pemeliharaan yang optimal. Salah satunya
dengan melakukan pengendalian gulma. Usaha pengendalian gulma yang umum
dilakukan pada tingkat perkebunan adalah menggunakan metode kimiawi (penggunaan
herbisida) karena lebih efektif dan efisien. Beberapa jenis herbisida yang
dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman perkebunan.
pelaksanaan
pembangunan perkebunan, kita dihadapkan pada kenyataan adanya hambatan utama
gangguan gulma, khususnya dalam membangun perkebunan rakyat. Keberhasilan
mencapai target fisik dengan kondisi kebun yang baik antara lain tergantung
dari keberhasilan pelaksanaan perlindungan tanaman khususnya pengendalian
gulma, disamping penyakit dan hama. Pengendalian gulma secara kimiawi telah
umum dilakukan di perkebunan. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan cara
penyemprotan pada sepanjang strip sepanjang barisan tanaman. Dengan
pengaplikasian herbisida maka gulma yang mati disekitar tanaman tidak
terbongkar keluar sehingga bahaya erosi dapat ditekan sekecil mungkin disamping
pekerjaan pengendalian dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih cepat
dibanding dengan metoda lain seperti membabat dan mengikis
Herbisida ialah bahan kimia yang
dapat menghentikan pertumbuhan gulma sementara atau seterusnya bila
diperlakukan pada ukuran yang tepat. Dengan kata lain jenis dan kadar racun
bahan kimia suatu herbisida menentukan arti daripada herbisida itu sendiri.
Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida yang terus menerus dapat
mengakibatkan gulma menjadi toleran pada suatu jenis herbisida tertentu dan
bahkan dapat menjadi resisten. Karenanya penggunaan dosis tepat perlu
dipertimbangkan dalam langkah-langkah itu.
1.2. Tujuan
Mahasiswa dapat
mengunakan herbisida kontak pada piringan dan batang tanaman yang ditumbuhi
gulma.
1.3. Manfaat Yang Diharapkan
Sebagai salah satu
pembelajaran bagi mahasiswa dalam pengaplikasian herbisida dengan dosis yang
tepat pada komoditi perkebunan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tahapan prosedur pengelolaan gulma di
perkebunan dimulai dengan identifikasi masalah, pemilihan cara pengendalian dan
implementasinya. Jika terjadi kesalahan dalam pemilihan ncara atau implementasi
pengendalian, maka diperlukan umpan balik Masalah gulma di perkebunan timbul
sejak land clearing sampai dengan tanaman menghasilkan Untuk itu perlu pengelolaan secara efisien
dan bijaksana. Dampak negatif yang ditimbulkan gulma antara lain persaingan
sarana tumbuh, mengganggu operasional di lapangan, sumber hama dan penyakit
tumbuhan, sekresi zat-zat alelopati, serta penurunan nilai estetika. Semua
kerugian tersebut dapat menurunkan produksi pertanian(Sembodo, D. R. J. 2010)
Cara dan frekuensi pengendalian gulma
tergantung pada jenis gulma dan umur tanaman serta ada tidaknya tanaman penutup
tanah. Secara umum, pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis, kimiawi
dan bilologis. Pengendalian secara manual bisa menggunakan peralatan mesin
seperti sleser dan secara konvensional menggunakan alat mekanis tradisional
seperti parang, belebas, cangkul, dan garpu. Pengendalian gulma secara kimia,
yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat
kontak maupun sistemik (Kementan,2011).
Herbisida
diaplikasikan sebagai herbisida pra tanam. Pada tanah mineral digunakan
herbisida yang selektif dan sistemik. Sedangkan pada tanah gambut dan pasang
surut digunakan herbisida kontak dan non selektif. Di tanah mineral, teknik ini
sering dipakai pada lahan yang didominasi alang-alang. Penyemprotan pertama
adalah Blanket Spraying yang kemudian diikuti oleh semprotan koreksi dua minggu
setelah penyemprotan pertama(Djojosumarto,p, 2000)
Efektifitas pemberian herbisida antara
lain ditentukan oleh dosis dan waktu pemberiannya. Dosis herbisida yang tepat
akan dapat mematikan gulma sasaran, tetapi jika dosis herbisida terlalu tinggi
maka dapat merusak bahkan mematikan tanaman yang dibudidayakan. Pemakaian
herbisida sistemik seperti glifosat memerlukan waktu untuk translokasi ke
seluruh bagian gulma sehingga terjadi keracunan (Purba, E, 2002).
Kerugian yang ditimbulkan akibat gulma
di perkebunan tanaman industri, antara lain (1) pertumbuhan tanaman industri
muda terhambat sehingga biaya pemeliharaan TBM meningkat, (2) produksi TBS
menurun karana kompetisi tanaman dengan gulma sehingga menyulitkan kegiatan
operasional kebun seperti pemupukan, dan panen, (3) ancaman bahaya kebakaran,
serta (4) keberadaan gulma di piringan atau yang menempel akan menyulitkan
pengamatan sehingga terlambat panen (Moenandir,
J. 2010)
BAB
III
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum
Praktikum
dilaksanakan pada hari selasa pukul 16:00 WIB.
Di lahan percobaan belakang fakultas pertanian Universitas Bengkulu.
3.2 Bahan Dan Alat
Lahan perkebunan kakao :
herbisida kontak paraquat dan gramoxone : air,ember,gelas ukur,knapsack
sprayer, stopwatch dan nozel tembak : sepatu lapangan 3 pasang dan topi
lapangan 3 buah.
3.3 Cara
Kerja
1.
Herbisida kontak
diaplikasikan pada batang dan piringan kakao.
2. Pengamatan dengan petak contoh pada piringan
dilakukan 1 sampai 2 minggu setelahaplikasi setiap hari. Persentase kematian,
berdasarkan respon gulma terhadap herbisida dan amati gejala keracunan yang
ada.
3. Dua minggu setelah aplikasi , kemudian dilakukan
analisa vegetasi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Pengaplikasian
herbisida kontak ini menghasilkan gulma pada areal batang dan piringan pada
tanaman mati. Gulma yang diamati mati dengan selang waktu antara 8- 10 jam dari
pengaplikasian herbisida tersebut. Selanjutnya gulma tersebut dianalisa
vegetasinya.
4.2. Analisis Gulma
Tabel 1. Gulma yang tumbuh
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
4.3. Pembahasan
Gulma
yang paling banyak ditemui pada lahan praktikum kami adalah pada gambar 1 dan
5. Gulma ini tumbuh hampir seluruh bagian tanaman, sehingga dapat gulma utama
pada lahan praktikum. Gulma lain yang tumbuh adalah hidrilia gulma ini tumbuh
diluar piringan kakao. Rumput hidrilia tumbuh dibawah pohon naungan tanaman
kakao. Rumput ilalang juga tumbuh pada lahan praktikum kami, namun jumlah
rumput ini hanya sedikit. Gulma lain yang tumbuh adalah jenis 3, gulma ini
cukup banyak tumbuh pada tanaman naungan.
Aplikasi
herbisida kontak pada praktikum ini digunakan herbisida kontak untuk gulma berdaun
sempit dan lebar. Herbisida untuk gulma berdaun sempit diaplikasikan untuk
mengendalikan gulma 1, dan 5. Gulma 2,3,
dan 4 di kendalikan dengan herbisida yang tergolong pengendali gulma berdaun
lebar. Hal ini didasarkan bahwa rentang daun pada ketiga jenis gulma ini
tergolong lebar.
Intensitas
kematian gulma yang saya amati dalam satu minggu pengamatan, bahwa gulma
berdaun lebar lebih cepat terlihat reaksi kematiann jika dibandingkan gulma
berdaun sempit. Hal ini berkaitan langsung mengenai fotosintesis dan luas
bidang daun yang langsung kontang dengan herbisida. Gulma yang berdaun lebar
tentu lebih banyak menerima herbisida daripada gulma berdaun sempit. Gulma
berdaun lebar dapat diamati reaksi kematiannya mulai layu setelah 8 – 13 jam
dari aplikasi herbisida tersebut. Gulma berdaun sempit dapat kita amati reaksi
kematiannya dengan tanda mulai menguning dan layu setelah 48 jam pengaplikasian
herbisida tersebut.
Aplikasi
herbisida ini dilakukan pada sore hari. Hal ini dipilih dengan pertimbangan
bahwa pada sore hari penguapan herbisida lebih sedikit sebab transpirasi pada
gulma tentu sudah menurun. Aplikasi herbisida sebenarnya dapat juga dilakukan
pada pagi hari, namun pada pagi harinya kami tidak dapat melakukan aplikasi
tersebut. Aplikasian ini tergolong baik sebab seluruh gulma yang tumbuh dapat
dikendalikan. Aplikasi herbisida ini dilakukan sebelum gulma berbunga. Hal ini
dilakukan agar nantinya tidak ada gulma yang tumbuh jika dikendalikan sedini
mungkin. Pengendalian gulma ini sebenarnya untuk mengurang persaingan pada
tanaman dalam memperoleh hara dalam tanah.
BAB
V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Herbisida
kontak yang digunakan dalam praktikum ini terbagi atas herbisida gulma berdaun
lebar dan berdaun sempit. Pengaplikasian herbisida pada piringan maupun batang
pohon tanaman kakao dilakukan jika gulma tersebut telah melebihi ambang batas.
Tingkat kematian gulma berbeda beda. Gulma yang lebih dahulu terdeteksi adalah
gulma berdaun lebar yaitu rentang 10 – 13 jam dari pengaplikasian. Gulma
berdaun sempit dapat dideteksi kematian dapat dilihat setelah dua hari setelah
aplikasi.
5.2. Saran
Saran
yang dapat saya sampaikan para praktiakn harus berhati hati dalam pengunaan
herbisida, sebab herbisida termasuk bahan beracun. Prosedur pengapliaksikan
harus diperhatikan ditaati agar herbisida dapat tepat guna dan efisien sesuai
dengan tujuannya. Para asisten dosen harus senantiasa memeriksa kebenaran
prosedur pengapliaksian herbisida yang dilakukan oleh para praktikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Djojosumarto,p.2000.
Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian.yogyakarta:
kanisius.
Kementan. 2011. Pestisida
Pertanian dan Kehutanan Tahun 2011. Koperasi Bina Sarana Pertanian.
Jakarta.
Moenandir, J.
2010. Ilmu Gulma. Malang. Universitas Brawijaya Press
Purba, E. 2002. Pengujian Lapangan Efikasi Herbisida Ristop
240 AS Terhadap Gulma Pada Budidaya Karet Menghasilkan. Publikasi. Program
Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara
Sembodo, D. R.
J. 2010. Gulma dan Pengelolaanya. Yogyakarta. Graha Ilmu
1xbet korean – Sports betting, bonuses and rules
BalasHapus1xbet korean – Sports betting, bonuses and rules, Sports betting, bonuses and rules, Sports betting, bonuses and 1xbet mobi rules, Sports betting, bonuses and rules, Sports betting, bonuses and rules,