Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: Aplikasi Herbisida Pada Areal Pertanaman Tanaman Belum Menghasilkan (Tbm)/Produksi Tanaman Industri/Rakhmatstw/UNIB

Rabu, 02 September 2015

Aplikasi Herbisida Pada Areal Pertanaman Tanaman Belum Menghasilkan (Tbm)/Produksi Tanaman Industri/Rakhmatstw/UNIB

LAPORAN PRAKTIKUM
PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI
ACARA VIII
APLIKASI HERBISIDA PADA Areal PERTANAMAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM)






Nama           : Rahmad Setiawan
NPM           : E1J013062
Dosen                   : Dr. Ir. M. Taufik, M.S.
Co-Ass        : Meilisa Lusi Yanti


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

LEMBAR PEMGESAHAN



Disusun sebagai laporan akhir semua kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan


PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI


Oleh

Nama : Rahmad Setiawan
NPM : E1J013062



Laporan ini telah diperiksa dan disetujui
Oleh dosen / Co-ass pada
Tanggal                    2015





Bengkulu, 28 Mei 2015

Mengetahui                                         Mengesahakan                                    Praktikan
Dosen,                                                 Co-Ass



Dr. Ir. M. Taufik, M.S.                       Meilisa Lusi Yanti                   Rahmad Setiawan


Daftar  Isi

Cover..................................................................................................................................... 1
Lembar Pengesahan............................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
1.1.   Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2.   Tujuan................................................................................................................ ...... 4
1.3.   Manfaat yang diharapkan.................................................................................. ...... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... ...... 5
BAB III  PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................................... ...... 6
3.1.   Waktu Dan Tempat........................................................................................... ...... 6
3.2.   Alat dan Bahan.................................................................................................. ...... 6
3.3.   Cara Kerja.......................................................................................................... ...... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... ...... 7
4.1.   Hasil................................................................................................................... ...... 7
4.2.   Analisis Gulma.................................................................................................. ...... 7
4.3.   Pembahasan....................................................................................................... ...... 8
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... ...... 9
5.1.   Kesimpulan........................................................................................................ ...... 9
5.2.   Saran......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... ...... 10












BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
                Produktivitas yang diikuti oleh keuntungan yang tinggi selalu diharapkan oleh pengelola ataupun pemilik kebun. Untuk terus memperoleh hasil produksi yang maksimal, pemilik perkebunan memerlukan kegiatan pemeliharaan yang optimal. Salah satunya dengan melakukan pengendalian gulma. Usaha pengendalian gulma yang umum dilakukan pada tingkat perkebunan adalah menggunakan metode kimiawi (penggunaan herbisida) karena lebih efektif dan efisien. Beberapa jenis herbisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman perkebunan.
            pelaksanaan pembangunan perkebunan, kita dihadapkan pada kenyataan adanya hambatan utama gangguan gulma, khususnya dalam membangun perkebunan rakyat. Keberhasilan mencapai target fisik dengan kondisi kebun yang baik antara lain tergantung dari keberhasilan pelaksanaan perlindungan tanaman khususnya pengendalian gulma, disamping penyakit dan hama. Pengendalian gulma secara kimiawi telah umum dilakukan di perkebunan. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan cara penyemprotan pada sepanjang strip sepanjang barisan tanaman. Dengan pengaplikasian herbisida maka gulma yang mati disekitar tanaman tidak terbongkar keluar sehingga bahaya erosi dapat ditekan sekecil mungkin disamping pekerjaan pengendalian dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih cepat dibanding dengan metoda lain seperti membabat dan mengikis
            Herbisida ialah bahan kimia yang dapat menghentikan pertumbuhan gulma sementara atau seterusnya bila diperlakukan pada ukuran yang tepat. Dengan kata lain jenis dan kadar racun bahan kimia suatu herbisida menentukan arti daripada herbisida itu sendiri. Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida yang terus menerus dapat mengakibatkan gulma menjadi toleran pada suatu jenis herbisida tertentu dan bahkan dapat menjadi resisten. Karenanya penggunaan dosis tepat perlu dipertimbangkan dalam langkah-langkah itu.

1.2.  Tujuan
Mahasiswa dapat mengunakan herbisida kontak pada piringan dan batang tanaman yang ditumbuhi gulma.

1.3.  Manfaat Yang Diharapkan
Sebagai salah satu pembelajaran bagi mahasiswa dalam pengaplikasian herbisida dengan dosis yang tepat pada komoditi perkebunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahapan prosedur pengelolaan gulma di perkebunan dimulai dengan identifikasi masalah, pemilihan cara pengendalian dan implementasinya. Jika terjadi kesalahan dalam pemilihan ncara atau implementasi pengendalian, maka diperlukan umpan balik Masalah gulma di perkebunan timbul sejak land clearing sampai dengan tanaman menghasilkan  Untuk itu perlu pengelolaan secara efisien dan bijaksana. Dampak negatif yang ditimbulkan gulma antara lain persaingan sarana tumbuh, mengganggu operasional di lapangan, sumber hama dan penyakit tumbuhan, sekresi zat-zat alelopati, serta penurunan nilai estetika. Semua kerugian tersebut dapat menurunkan produksi pertanian(Sembodo, D. R. J. 2010)
Cara dan frekuensi pengendalian gulma tergantung pada jenis gulma dan umur tanaman serta ada tidaknya tanaman penutup tanah. Secara umum, pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis, kimiawi dan bilologis. Pengendalian secara manual bisa menggunakan peralatan mesin seperti sleser dan secara konvensional menggunakan alat mekanis tradisional seperti parang, belebas, cangkul, dan garpu. Pengendalian gulma secara kimia, yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun sistemik (Kementan,2011).
            Herbisida diaplikasikan sebagai herbisida pra tanam. Pada tanah mineral digunakan herbisida yang selektif dan sistemik. Sedangkan pada tanah gambut dan pasang surut digunakan herbisida kontak dan non selektif. Di tanah mineral, teknik ini sering dipakai pada lahan yang didominasi alang-alang. Penyemprotan pertama adalah Blanket Spraying yang kemudian diikuti oleh semprotan koreksi dua minggu setelah penyemprotan pertama(Djojosumarto,p, 2000)
Efektifitas pemberian herbisida antara lain ditentukan oleh dosis dan waktu pemberiannya. Dosis herbisida yang tepat akan dapat mematikan gulma sasaran, tetapi jika dosis herbisida terlalu tinggi maka dapat merusak bahkan mematikan tanaman yang dibudidayakan. Pemakaian herbisida sistemik seperti glifosat memerlukan waktu untuk translokasi ke seluruh bagian gulma sehingga terjadi keracunan (Purba, E, 2002).
Kerugian yang ditimbulkan akibat gulma di perkebunan tanaman industri, antara lain (1) pertumbuhan tanaman industri muda terhambat sehingga biaya pemeliharaan TBM meningkat, (2) produksi TBS menurun karana kompetisi tanaman dengan gulma sehingga menyulitkan kegiatan operasional kebun seperti pemupukan, dan panen, (3) ancaman bahaya kebakaran, serta (4) keberadaan gulma di piringan atau yang menempel akan menyulitkan pengamatan  sehingga terlambat panen (Moenandir, J. 2010)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari selasa pukul 16:00 WIB.  Di lahan percobaan belakang fakultas pertanian Universitas Bengkulu.

3.2 Bahan Dan Alat
Lahan perkebunan kakao : herbisida kontak paraquat dan gramoxone : air,ember,gelas ukur,knapsack sprayer, stopwatch dan nozel tembak : sepatu lapangan 3 pasang dan topi lapangan 3 buah.

3.3 Cara Kerja
1.    Herbisida kontak diaplikasikan pada batang dan piringan kakao.
2.    Pengamatan dengan petak contoh pada piringan dilakukan 1 sampai 2 minggu setelahaplikasi setiap hari. Persentase kematian, berdasarkan respon gulma terhadap herbisida dan amati gejala keracunan yang ada.
3.    Dua minggu setelah aplikasi , kemudian dilakukan analisa vegetasi.

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil
Pengaplikasian herbisida kontak ini menghasilkan gulma pada areal batang dan piringan pada tanaman mati. Gulma yang diamati mati dengan selang waktu antara 8- 10 jam dari pengaplikasian herbisida tersebut. Selanjutnya gulma tersebut dianalisa vegetasinya.

4.2.  Analisis Gulma
Tabel 1. Gulma yang tumbuh
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)



4.3.  Pembahasan
Gulma yang paling banyak ditemui pada lahan praktikum kami adalah pada gambar 1 dan 5. Gulma ini tumbuh hampir seluruh bagian tanaman, sehingga dapat gulma utama pada lahan praktikum. Gulma lain yang tumbuh adalah hidrilia gulma ini tumbuh diluar piringan kakao. Rumput hidrilia tumbuh dibawah pohon naungan tanaman kakao. Rumput ilalang juga tumbuh pada lahan praktikum kami, namun jumlah rumput ini hanya sedikit. Gulma lain yang tumbuh adalah jenis 3, gulma ini cukup banyak tumbuh pada tanaman naungan.
Aplikasi herbisida kontak pada praktikum ini digunakan herbisida kontak untuk gulma berdaun sempit dan lebar. Herbisida untuk gulma berdaun sempit diaplikasikan untuk mengendalikan gulma 1, dan 5. Gulma  2,3, dan 4 di kendalikan dengan herbisida yang tergolong pengendali gulma berdaun lebar. Hal ini didasarkan bahwa rentang daun pada ketiga jenis gulma ini tergolong lebar.
Intensitas kematian gulma yang saya amati dalam satu minggu pengamatan, bahwa gulma berdaun lebar lebih cepat terlihat reaksi kematiann jika dibandingkan gulma berdaun sempit. Hal ini berkaitan langsung mengenai fotosintesis dan luas bidang daun yang langsung kontang dengan herbisida. Gulma yang berdaun lebar tentu lebih banyak menerima herbisida daripada gulma berdaun sempit. Gulma berdaun lebar dapat diamati reaksi kematiannya mulai layu setelah 8 – 13 jam dari aplikasi herbisida tersebut. Gulma berdaun sempit dapat kita amati reaksi kematiannya dengan tanda mulai menguning dan layu setelah 48 jam pengaplikasian herbisida tersebut.
Aplikasi herbisida ini dilakukan pada sore hari. Hal ini dipilih dengan pertimbangan bahwa pada sore hari penguapan herbisida lebih sedikit sebab transpirasi pada gulma tentu sudah menurun. Aplikasi herbisida sebenarnya dapat juga dilakukan pada pagi hari, namun pada pagi harinya kami tidak dapat melakukan aplikasi tersebut. Aplikasian ini tergolong baik sebab seluruh gulma yang tumbuh dapat dikendalikan. Aplikasi herbisida ini dilakukan sebelum gulma berbunga. Hal ini dilakukan agar nantinya tidak ada gulma yang tumbuh jika dikendalikan sedini mungkin. Pengendalian gulma ini sebenarnya untuk mengurang persaingan pada tanaman dalam memperoleh hara dalam tanah.







BAB V
PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
Herbisida kontak yang digunakan dalam praktikum ini terbagi atas herbisida gulma berdaun lebar dan berdaun sempit. Pengaplikasian herbisida pada piringan maupun batang pohon tanaman kakao dilakukan jika gulma tersebut telah melebihi ambang batas. Tingkat kematian gulma berbeda beda. Gulma yang lebih dahulu terdeteksi adalah gulma berdaun lebar yaitu rentang 10 – 13 jam dari pengaplikasian. Gulma berdaun sempit dapat dideteksi kematian dapat dilihat setelah dua hari setelah aplikasi.


5.2.  Saran
Saran yang dapat saya sampaikan para praktiakn harus berhati hati dalam pengunaan herbisida, sebab herbisida termasuk bahan beracun. Prosedur pengapliaksikan harus diperhatikan ditaati agar herbisida dapat tepat guna dan efisien sesuai dengan tujuannya. Para asisten dosen harus senantiasa memeriksa kebenaran prosedur pengapliaksian herbisida yang dilakukan oleh para praktikan.


















DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto,p.2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian.yogyakarta: kanisius.
Kementan. 2011. Pestisida Pertanian dan Kehutanan Tahun 2011. Koperasi Bina Sarana Pertanian. Jakarta.
Moenandir, J. 2010. Ilmu Gulma. Malang. Universitas Brawijaya Press
Purba, E. 2002. Pengujian Lapangan Efikasi Herbisida Ristop 240 AS Terhadap Gulma Pada Budidaya Karet Menghasilkan. Publikasi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara

Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaanya. Yogyakarta. Graha Ilmu

1 komentar:

  1. 1xbet korean – Sports betting, bonuses and rules
    1xbet korean – Sports betting, bonuses and rules, Sports betting, bonuses and rules, Sports betting, bonuses and 1xbet mobi rules, Sports betting, bonuses and rules, Sports betting, bonuses and rules,

    BalasHapus