Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: Pemeliharaan Tanaman Kakao/Produksi Tanaman Industri/Rakhmatstw/UNIB

Rabu, 02 September 2015

Pemeliharaan Tanaman Kakao/Produksi Tanaman Industri/Rakhmatstw/UNIB

LAPORAN PRAKTIKUM
PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI
ACARA IV
PEMELIHARAAN TANAMAN KAKAO






Nama           : Rahmad Setiawan
NPM           : E1J013062
Dosen                   : Dr. Ir. M. Taufik, M.S.
Co-Ass        : Meilisa Lusi Yanti



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

LEMBAR PEMGESAHAN



Disusun sebagai laporan akhir semua kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan


PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI


Oleh

Nama : Rahmad Setiawan
NPM : E1J013062



Laporan ini telah diperiksa dan disetujui
Oleh dosen / Co-ass pada
Tanggal                    2015





Bengkulu, 28 Mei 2015

Mengetahui                                         Mengesahakan                                    Praktikan
Dosen,                                                 Co-Ass



Dr. Ir. M. Taufik, M.S.                       Meilisa Lusi Yanti                   Rahmad Setiawan


Daftar  Isi

Cover..................................................................................................................................... 1
Lembar Pengesahan............................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
1.1.   Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2.   Tujuan................................................................................................................
1.3.   Manfaat yang diharapkan..................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
BAB III  PELAKSANAAN PRAKTIKUM ...............................................................
3.1.   Waktu Dan Tempat...........................................................................................
3.2.   Alat dan Bahan..................................................................................................
3.3.   Cara Kerja..........................................................................................................
3.4.   Sifat Yang Diamati............................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
4.1.   Hasil...................................................................................................................
4.2.   Pembahasan.......................................................................................................
BAB V PENUTUP .......................................................................................................
5.1.   Kesimpulan........................................................................................................
5.2.   Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

















BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Kakao merupakan tanaman perkebunan di lahan kering, dan jika di usahakan secara baik dapat berproduksi tinggi serta menguntungkan secara ekonomis. Sebagai salah satu tanaman yang dimanfaatkan bijinya, maka biji kakao dapat dipergunakan untuk bahan pembuat minuman, campuran gula-gula dan beberapa jenis makanan lainnya bahkan karena kandungan lemaknya tinggi biji kakao dapat dibuat cacao butter/mentega kakao, sabun, parfum dan obat-obatan.
Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di samping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi denganbaik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao berasal dari Ghana dan keunggulan kakao Indonesia tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Dengan kata lain, potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu pendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan cukup terbuka.  Hal ini tentu perupakan peluang, salah satu tindakan yang harus kitalakukan adalah perawatan tanaman. Perawatan dan pengelolaan tanaman biasanya meliputi Penyulaman, tidak semua bibit kakao yang ditanam hidup seluruhnya, oleh karena itu dibutuhkan penyulaman. Penyiangan, Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam pengambilan unsur hara. Kegiatan penyiangan sebenarnya dapat dilakukan setiap saat, yaitu ketika pertumbuhan gulma sudah mengganggu perkembangan tanaman kakao. Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan tiga kali dalam setahun untuk menghemat tenaga dan biaya. Pemupukan, kegiatan ini dilakukan untuk memacu pertumbuhan

1.2.  Tujuan
Memelihara tanaman kakao yang masih tergolong tanaman belum menghasilkan(TBM)

1.3.  Manfaat Yang diharapkan
Pengenalan perawatan TBM yang baik dan benar kepada mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kakao merupakan tanaman tahunan yang mulai berbunga dan berbuah umur 3-4 tahun setelah ditanam. Apabila pengelolaan tanaman kakao dilakukan secara tepat, maka masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun, selain itu untuk keberhasilan budidaya kakao perlu  memperhatikan kesesuaian lahan dan faktor bahan tanam. Penggunaan bahan tanam kakao yang tidak unggul mengakibatkan pencapaian produktivitas dan mutu biji kakao yang rendah, oleh karena itu sebaiknya digunakan bahan tanam yang unggul dan bermutu tinggi (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006)
Upaya yang telah dilakukan oleh petani selama ini untuk mengatasi penurunan produksi tanaman kakao yang dipengaruhi umur tanaman yang sudah tua adalah dengan melakukan peremajaan. Peremajaan dilakukan dengan cara mengganti tanaman kakao yang tidak produktif (tua/rusak) dengan tanaman baru secara keseluruhan atau bertahap dengan menggunakan bahan tanaman unggul . Kegiatan ini dinilai kurang efektif karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh hasil, dilain pihak kebutuhan hidup sehari-hari petani terus meningkat. Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditangani, maka dapat mengganggu kelangsungan produksi kakao sebab akan terjadi penurunan produksi dari waktu kewaktu (Firdausil AB, at al. 2008).
Masa tanaman belum menghasilkan pemeliharaan ditunjukkan kepada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Di samping itu, pemangkasan pohoh pelindung tetap juga dilaksanakan agar percabangan dan dedaunnya tumbuh tinggi dan baik. Sedangkan pohon pelindung sementara dipangkas dan akhirnya dimusnahkan sejalan dengan pertumbuhan kakao. Pohon pelindung sementara yang dibiarkan akan membatasi pertumbuhan kakao, karena menghalangi sinar matahari serta menimbulkan persaingan dengan tanaman utama dalam mendapatkan air dan hara. Pemeliharaan lainnya dengan memangkas pohon pelindung. Pohon pelindung sementara harus dipangkas agar tidak menutupi tanaman kakao. Caranya adalah dengan merampasnya dengan menggunakan pisau babat tajam. Pohon pelindung sementara harus tidak lebih tinggi dari 1,5m agar tanaman kakao mendapatkan sinar matahari yang sesuai dengan pertumbuhannya. Sisa pemangkasan diletakkan dipinggiran tanaman kakao agar dapat menekan pertumbuhan gulma dan menjadi sumber hara (Hasrun, Hafid, at al.2008.).
Tanaman kakao yang belum menghasilkan (TBM), setelah umur 8 bulan perlu dilaksanakan pemangkasan. Pemangkasan demikian disebut pemangkasan bentuk. Sekali dua minggu tunas-tunas air dipangkas dengan cara memotong tepat dipangkal batang utama atau cabang primer yang tumbuh. Sebanyak 5 - 6 cabang dikurangi sehingga hanya tinggal 3 - 4 cabang saja. Cabang yang dibutuhkan adalah cabang yang simetris terhadap batang utama, kukuh, dan sehat. Tanaman yang cabang-cabang primernya terbuka, sehingga jorket langsung terkena sinar matahari, sebaiknya diikat melingkar agar pertumbuhannya membentuk sudut lebih kecil terhadap batang utama atau tajuk menjadi lebih ramping. waktu dua bulan sekali selama masa TBM. Bentuk pemangkasan yang bertujuan untuk menggantikan cabang yang patah karena angin atau tertimpa cabang pohon pelindung tetap dapat juga dimasukkan ke dalam pelaksanaan pemangkasan pemeliharaan. Oleh sebagian perkebunan, pemangkasan tersebut dinamakan pemangkasan rehabilitasi yang dilaksanakan dengan memelihara chupon pada ketinggian 25 cm dari jorket (Tumpal H.S. at al. 2006,)
Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 – 50 cm (untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari batang utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 – 75 cm dari batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10 cm (Mulato, sri  at al 2005).
























BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.   Waktu Dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari selasa pukul 12:00 WIB.  Di lahan percobaan belakang fakultas pertanian Universitas Bengkulu
3.2.   Alat dan Bahan


Ø  Tanaman kakao
Ø  Pupuk urea
Ø  TSP
Ø  KCL
Ø  Pupuk kandang
Ø  Hand sprayer
Ø  Ember
Ø  Tali rafiah
Ø  Herbisida Round up, Sun Up
Ø  Jangka sorong
Ø  Timbanagan digital
Ø  Cangkul
Ø  sabit




3.3.   Cara Kerja
1.      Membuat piringan pada tanaman kopi muda dengan diameter piringan 1 meter dari batang pokok
2.      Memberi pupuk kandang pada masing-masing tanaman sebanyak 2 kg, yang diaduk dengan tanah disekitar tanaman pada saatpembuatan piringan
3.      Memberi pupuk urea, TSP, KCL dengan dosis masing-masing 30:15:15 gram, untuk tanaman kakao
4.      Membuat label mengunakan map plastik bekas yang menjadi tanggung jawab praktikan

3.4.   Sifat Yang diamati
1.           Tinggi tanaman
2.           Diameter Batang
3.           Luas Daun
4.           Jumlah daun






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.  Hasil
Pengamatan pada tanggal 16 maret 2015
Tanaman
Tinggi tanaman (Cm)
Jumlah daun (helai)
Diameter batang (cm)
Luas Daun (Cm2)
Tanaman 1
39 cm
21 helai
0,6 cm
151,7 cm2
Tanaman 2
51 cm
17 helai
1,2 cm
203,49 cm2
Tanaman 3
72 cm
5  helai
0,9 cm
265,2 cm2
Tanaman 4
103 cm
20 helai
1,3 cm
156,1 cm2



 Pengamatan pada tanggal 31 Maret 2015
Tanaman
Tinggi tanaman (Cm)
Jumlah daun (helai)
Diameter batang (cm)
Luas Daun (Cm2)
Tanaman 1
43 cm
13 helai
0,9 cm
114,7 cm2
Tanaman 2
50 cm
4 helai
1,2 cm
161,5 cm2
Tanaman 3
76 cm
3  helai
0,9 cm
182,7 cm2
Tanaman 4
108 cm
11  helai
1,3 cm
136,8 cm2



Pengamatan pada tanggal 14 April 2015
Tanaman
Tinggi tanaman (Cm)
Jumlah daun (helai)
Diameter batang (cm)
Luas Daun (Cm2)
Tanaman 1
42 cm
14 helai
1,0 cm
130,9 cm2
Tanaman 2
59 cm
7 helai
1,3 cm
204,0 cm2
Tanaman 3
82 cm
6  helai
1,0 cm
225,8 cm2
Tanaman 4
113 cm
11 helai
1,4 cm
159,3 cm2



Pengamatan pada tanggal 28 April
Tanaman
Tinggi tanaman (Cm)
Jumlah daun (helai)
Diameter batang (cm)
Luas Daun (Cm2)
Tanaman 1
45 cm
14 helai
1,0 cm
130,9 cm2
Tanaman 2
62 cm
7 helai
1,3 cm
204,0 cm2
Tanaman 3
85 cm
6  helai
1,0 cm
225,8 cm2
Tanaman 4
117 cm
11 helai
1,4 cm
159,3 cm2



Pengamatan pada tanggal 15 Mei 2015
Tanaman
Tinggi tanaman (Cm)
Jumlah daun (helai)
Diameter batang (cm)
Luas Daun (Cm2)
Tanaman 1
   50 cm
14 helai
1,1 cm
149,6 cm2
Tanaman 2
65 cm
10 helai
1,4 cm
244,3 cm2
Tanaman 3
89 cm
8 helai
1,2 cm
272,3 cm2
Tanaman 4
120 cm
9 helai
1,5 cm
172,7 cm2




4.2.  Pembahasan
Pengamatan yang dilakukan pada pemeriharaan adalah mengenai pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Indikator pengamatan adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan liuas daun. Tinggi tanaman di ukur dari atas tanah sampai titik tumbuh tertinggi. Jumlah daun dihitung berdasarkan kesempurnaan daun, artinya tidak terserang hama atau penyakit. Diameter batang dilakukan pengukuran sepertiga tinggi tanaman dari tanah. Indek pengamatan luas daun dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar daun terlebih daulu, kemudian kita lakukan perhitungan dengan mengalikan 0,85.
Pengamatan pertama yang saya lakukan mengenai indikator ini terdapat beberapa kekiruan. Hal ini terjadi pada perhitungan jumlah daun sehingga pada p[engamatan ini jumlah daun yang ada saya hitung seluruhnya sedangkan pada perintah dibuku jumlah daun yang dihitung hanya jumlah daun yang sempurna dan baik. Hasil pengukuran awal terhadap objek pengamatan empat batang pohon kakao pada indikator tinggi tanaman 39 cm, 51 cm 72,5 cm, dan 103 cm. Indikator jumlah daunnya pada awal pengukuran cukup banyak 21, 17, 5, dan 20. Diameter batang 0,6 cm, 1,2 cm, 0,9 cm, dan 1,3 cm. Luas daun yang saya amati pada awal pengamatan berkisar pada 151,7 cm2, 203,4 cm2, 265,2 cm2, dan 156,1cm2. Hal ini menjadi data awal yang dapat saya peroleh sebagai informasi pembanding pada pengamatan berikutnya.
Pengamatan kedua memiliki hasil yang cukup berbeda. Perbedaan yang paling mendasar dapat diamati pada jumlah daunnya yang menurun drastis. Penurunan ini sebenarnya terjadi akibat perbedaan teknik perhitungan. Awal pengamtan bahwa selurh daun yang ada saya lakukan perhitungan pada pengamatan kedua hanya daun yang sempurna yang dilakukan perhitungan. Hal ini dilakukan sesuai petunjuk yang ada, sehingga data mengenai jumlah adaun pada pengamatan pertama tidak dijadikan permbanding pada pengamatan kedua. Indikator lain yang menjadi pedoman pemeliharaan pada umumnya mengalami peningkatan kuantitas maupun nilai besarnya.
Pengamatan ketiga tidak begitu banyak perubahan terhaadap indikator pengamatan. Perubahan niali besaran terjadi pada tinggi tanaman pada masing masing objek. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tersebut tumbuh. Indikator pertumbuhan lain yang dapat kita amati adalah pertambahan luas daun. Pertambahan tinggi dan luas daun secara manual adapat kita jadikan sebagai informasi pembanding pertubuhan. Pembadingan pertumbuhan antara pengamatn pertama dan kedua dengan pengamatan kedua dan ketiga menunjukkan bahwa pertumbuhan terjadi penurunan kuantitas. Hal ini dikarenakan adanya kekurangan air dan kurangnya perhaitan akan pertumbuahn tanaman.
Pengamatan keempat indikator pengamatan pada hakikatnya mulai menunjukkan adanya persaingan memperoleh hara. Hal ini dapat kita analisis berdasarkan mulai menurunnya tingkat pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan pada pengamatan ini terjadi namun pada besarannya mulai menurun jika dibandingkan dengan tiga pengamatan sebelumnya. Pertumbuhan pada tanaman pada pengamatan ini cenderung lambat. pendeteksian yang ada bahwa adanya persaingan memperolh hara dan air antara tanaman dengan gulma. Hal ini dapat dideteksi bahwa pada pengamatan ini lahan banyak ditumbuhi gulma.
Pertumbuhan tanaman pada pengamatan yang kelima cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan pengamatan keempat. Pengamatn ini dapat kita analisis bahwa nilai besaran indikator pertumbuhan cenderung naik semua. Hal ini tentu dapat kita tarik kesimpulan bahwa pertumbuhan tanaman cenderung membaik.



BAB V
PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
Pemeliharaan tanaman kakao pada dasarnya adalah untuk menjaga kondisi tanaman agar selalu optimal. Pemeliharaan ini biasanya meliputi pemupukan, penyiangan, pengendalian gulma, penyiraman dan pengamatan pertumbuhan. Pengamatan pertumbuhan yang dilakukan pada praktikum ini meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan lebar daun. Indikator ini dipilih sebagai indikator pertumbuhan karena mudah pengamatannya dengan visual.

5.2.  Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum.



















DAFTAR PUSTAKA

Firdausil AB, at al. 2008. Teknologi Budidaya Kakao. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
Hasrun, Hafid, at al.2008. Panduan Amarta Untuk Keberlanjutan Kakao (Evaluasi Kebun, Rehabilitasi dan Peremajaan)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006, Panduan Lengkap Budidaya Kakao (Kiat mengatasi permasalahan praktis), PT. Agromedia Pustaka.
 Mulato, sri  at al 2005, Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember.

Tumpal H.S. at al. 2006, Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Cokelat, Penebar Swadaya Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar