LAPORAN
PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
ACARA
3 DAN 4
PERSILANGAN
TANAMAN MENYERBUK SENDIRI DAN MENYERBUK SILANG
Nama : Rahmad Setiawan
NPM : E1J013062
Prodi : Agroekoteknologi
Hari tanggal : Maret – Mei 2015
Co’as : Oktavia Rahmayanti
Dosen : Helfi Eka Saputra, S.P.,M.Si.
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Keragaman genetik
plasma nuftah berperan penting dalam program pemuliaan. Faktor terpenting dalam
pembentukan hibrida adalah pemilihan plasma nutfah pembentuk populasi dasar
yang akan menentukan tersedianya tetua unggul. Tetua yang berasal dari plasma
nutfah superior dengan karakter agronomi ideal akan menghasilkan galur yang
memiliki daya gabung umum dan daya gabung khusus yang tinggi. Dalam proses
perakitan hibrida dibutuhkan sedikitnya dua populasi yang memiliki latar
belakang plasma nutfah dengan keragaman genetik yang luas, penampilan
persilangan menonjol, dan menunjukkan tingkat heterosis tinggi. Populasi yang
digunakan juga harus memiliki toleransi terhadap cekaman silang dalam
(inbreeding stress) dan mampu menghasilkan galur inbrida berdaya hasil tinggi.
Adanya perbedaan frekuensi gen-gen yang berbeda dari masing-masing inbrida
sebagai tetua, berperan penting dalam memperoleh heterosis yang tinggi. Dalam
pembentukan hibrida diutamakan persilangan-persilangan antara bahan genetik atau
populasi yang kontras atau berbeda sumber plasma nutfahnya(Paliwal, 2000).
Persilangan
adalah suatu teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan pollen atau serbuk sari
pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi cairan kental agak lengket
sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya tabung pollen ke dalam ovari
(bakal buah) pada waktu polinasi/penyerbukan. Dikenal dua macam persilangan,
yaitu perkawinan sendiri (selfing) dan perkawinan silang (crossing).
Perkawinan sendiri (selfing) adalah perkawinan dengan meletakkan pollen
pada stigma yang berasal pada satu bunga, satu tanaman, tetapi masih dalam satu
spesies. Perkawinan silang (crossing) adalah perkawinan dengan
meletakkan pollen pada stigma yang berasal dari dua jenis bunga yang berbeda
pada spesies yang sama baik. Jika persilangan dilakukan siang hari, putik
mengering sehingga tidak akan terjadi pembuahan, kalaupun terjadi pembuahan
kualitas buah tidak maksimal. Umur bunga satu atau dua hari setelah mekar
hingga lima minggu setelah mekar (Sandra, 2008).
Kacang panjang mulai berbunga kira kira
pada umur 4-5 minggu. Bunga keluar pada ketiak daun. Bentuk bunganya sangat
aneh. Setiap bunga seolah olah bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini
sebenarnya bukan tangkai bunga tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga berwarna
kuning. Bendera dari mahkota bunganya bergaris – garis merah pada pangkalnya.
Umur bunganya hanya satu hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari.
Bunga kacang panjang dapat melakukan penyerbukan sendiri (Nasir, 2002).
Jagung
merupakan tanaman pertama yang di bentuk menghasilkan varietas secara
komersial, dan telah berkembang di Amerika Serikat sejak 1930an. Kini jagung
hibrida telah di tanam disebagian besar areal jagung di Dunia. Varietas hibrida
merupakan generasi pertama hasil persilangan antara tetua berupa galur inbrida.
Varietas hibrida dapat di bentuk pada tanaman menyerbuk sendiri maupun
menyerbuk silang (Damardjati et al. 2005).
1.2.
Tujuan
Melakukan persilangan pada tanaman menyerbuk
sendiri dan tanaman menyerbuk silang
Menghitung persentase keberhasilan persilangan
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari
dari anter ke stigma pada bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada
tanaman yang sama atau klon yang sama. Prinsipyang memungkinkan terjadinya
penyerbukan penyerbukan sendiri adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi
penyerbukan bunga yang belum mekar atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai,
padi, tembakau dan lain-lain (Nasir, 2002).
Bunga
kacang panjang dapat melakukan penyerbukan sendiri dan bersifat geotropis
positif. Penyerbukan terjadi sebelum bunganya mekar. Sepanjang malam tabung
kelopak tumbuh memanjang sampai mencapai panjang maksimum yakni 7 cm. beberapa
jam setelah penyebukanbarulah terjadi pembuahan. Penyerbukan silang secara
alami sangat kecil, kira - kira 0,5%. Penyerbukan sendiri sering disebut
penyerbukan tertutup (Sutopo, 1998).
Hibridisasi
(persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan
genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal
pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan
tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang
berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya
digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam
rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan
untuk memperluas keragaman (Nasir, 2002).
Tanaman jagung
mempunyai komposisi genetik yang sangat dinamis karena cara penyerbukan
bunganya menyilang. Fiksasi gen-gen unggul (favorable genes) pada genotipe yang
homozigot justru akan berakibat depresi inbreeding yang menghasilkan tanaman
kerdil dan daya hasilnya rendah. Tanaman yang vigor, tumbuh cepat, subur, dan
hasilnya tinggi justru diperoleh dari tanaman yang komposisi genetiknya
heterozigot(Dahlan, M.M. 2004)
Jagung hibrida di Indonesia mulai
diteliti pada tahun 1913, dan dilanjutkan pada tahun 1950an. Galur diekstrak
dari varietas lokal dan introduksi berumur genjah berdaya hasil masih rendah
tetapi hasil hibridanya mencapai dua kali lebih tinggi dari hasil galur
murninya. mengembangkan galur dari beberapa sumber plasma nutfah dan
mengevaluasi daya gabung galur dengan tetua penguji varietas Harapan, namun
tidak dilanjutkan sampai memperoleh varietas hibrida. Galur-galur yang daya
gabungnya baik dibentuk menjadi varietas sintetik dan menghasilkan varietas
Permadi. Pada awal tahun 1980an, perusahaan swasta multinasional mulai
mengevaluasi jagung hibrida di Indonesia(Moentono, M.D. 2006)
BAB
III
METODOLOGI
3.1.
Alat
Dan Bahan
Alat :Pinset,
kertas label plastik untuk label persilangan, Benang, spidol permanen, kantong kertas 40 x 50 cm untuk menutupi
bunga Jantan jagung, kantong kertas minyak 10 x 20 cm untuk menutupi bunga
betina, Klip dan staples.
Bahan :
Benih kacang panjang, jagung, pupuk NPK, pestisida
3.2.
Proserdur
Kerja
Tanaman Menyerbuk Sendiri (Kacang Panjang)
Pelaksanaan Tanam
1. Pupuk Kandang diratakan pada lahan
2. Pupuk diratakan pada petakan
3. Bibit ditanam pada
petakan sebanyak 2 butir
4. Tanaman dipelihara
hingga siap dilakukan persilangan atau sampai tanaman berbunga.
Pelaksanaan Persilangan
1. Tanaman
disilangkan sesudah
mulai berbunga, penyilangan dapat dilakukan setiap hari pada pukul 06.30 –
07.30
2. Bunga dipilih yang
diperkirakan mekar esok harinya dengan ciri-ciri kuncup bunga membengkak dan
corolla mulai kelihatan muncul sedikit pada kelopaknya. Kelopak
bunga dibuang dengan pinset. Kemudian buang bunga mahkota dengan cara menarik
perlahan – lahan mahkota (sepal). Sampai kelima sepal habis.
3. Stamen
dibuang dengan
menggunakan pinset sehingga hanya tertinggal kepala putik.
4. Bunga dipilih yang mekar
sebagai sumber serbuk sari (pejantan), lalu buka mahkotanya dan ambil anter
yang sudah siap untuk diserbukkan kekepala putik atau stigma.
5. Bunga yang telah disilangkan
diberi label yang neggantung pada tangkai atau cabang bunga tersebut dengan
menulis tetua yang disilangkan (betina dan jantan), tanggal persilangan, nama
penyilang (pemulia).
6. Apabila
kira-kira satu minggu bunga yang disilangkan masih segar dan hijau berarti hibridisasi berhasil.
Tanaman Menyerbuk Silang
(Jagung)
Pelaksanaan Tanam
1. Pupuk Kandang diratakan pada lahan
2.
Pupuk diratakan pada petakan
3. Bibit ditanam pada
petakan sebanyak 2 butir
4. Tanaman dipelihara
hingga siap dilakukan persilangan atau sampai tanaman berbunga.
Pelaksanaan Persilangan Jagung
1.
Bunga jantan (malai) keluar, ditutup
malai dengan pembungkus secara rapat untuk menampung serbuk sari.
2. Bunga
betina keluar, dipotong rambut sehingga rata kemudian tutup
dengan plastic.
3. Bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki
sebelum rambut pada ujung tongkol keluar, dibungkus dengan kantong kertas yang
sudah disiapkan.
4. Tanaman yang akan
dipakai sebagai pejantan (sumber serbuk sari) dipilih dengan tanda-tanda bunga
jantan sudah mekar, kemudian bungkus bunga jantan tersebut sampai rapatdengan
kantong kertas, jangan sampai serbuk sari jatuh beterbangan.
5. Satu
atau dua hari bunga jantan tersebut telah siap untuk disilangkan. Dipastikan
dipeolehnya tepung sari yang cukup, maka ditepuk
bunga jantan yang terbungkus tersebut.
6. Bunga betina yang
dipilih telah siap diserbuki, yaitu pada tongkol yang telah keluar rambut
diujungnya, maka persilangan telah siap dilaksanakan.
7.
Persilangan dilakukan
dengan cara memindahkanbunga jantan (serbuk sari) ke bunga betina(putik) dengan
meletakkan serbuk sari pada rambut tongkol
8. Tongkol
yang telah disebuki. Ditulis dan gantungkan label persilangan pada
tongkol tersebut.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.2.
Pembahasan
Persilangan
pada kacang panjang dilakukan saat bunga berumur 4 atau 5 hari dengan panjang 3
atau 4 cm. Persilangan ini dilakukan sebelum bunga mekar. Hal ini dilakukan
sebab pada objek kacang panjang melakukan persilangan sebelum mekar. Untuk
persilangan ini ditanam dua varietas kacang panjang. Proses berbunga tanaman
yang di bervarietas A lebih cepat 10 hari berbunga dari pada varietas B. Buah
asli pada kedua varietas ini jauh berbeda. Varietas A memilki buah yang panjang
hijau muda, sedangkan pada varietas B buahnya pendek dan berwarna hijau terang.
Persilangan
pada tanaman menyerbuk sendiri dilakukan pada pagi hari saat matahari belum
tinggi muncul dan saat bunga yang telah melakukan persilangan sendiri telah
mekar. Persilangan pada tanaman ini di awali dengan melakukan pembedahan pada
kuncup bunga tanaman yang akan dijadikan betina. Kuncup bunga tersebut
dilakukan maskulasi atau kastrasi. Praktikan pada umumnya melakukan proses
maskulasi yakni membuang habis organ bunga kecuali putik, hal ini dipilih sebab
di anggap mudah dari pada melakukan kastrasi yang hanya melakukan pembuangan
pada benang sari saja.
Tahap
seanjutnya dalam persilangan tanaman kacang panjang diserbuki dengan serbuk
sari tanaman yang lain, dalam hal ini saya gunakan varietas A sebagai induk
betina dan varietas B sebagai induk jantan. Hal ini dipilih sebab pada saat
prsilangan bunga kucup lebih banyak terdapat pada varietas A daripada varietas
B. Persilangan diakhiri dengan memberi label pada tanaman yang telah
disilangkan dengan format induk betina ditulis dahulu di silang induk jantan,
ditulis tanggal dan nama penyilangnya. Hal ini dilakukan agar jelas apakah
persilangan tersebut berhasil atau tidak, selain itu akan jelas siapa
pemiliknya dan asal induknya.
Persilangan
pertama saya lakukan pada tanggal 4 maret 2015, dengan objek persilangan 4
bunga. Persilangan pertama ini setelah sepuluh hari kami amati kembali dan
seluruh bunga yang saya silangkan gugur tanpa hasil. Persilangan kedua saya
lakukan setelah dua hari dari percobaan persilangan pertama saya, pada
persilangan ini saya silangkan tiga bunga, hasil persilangan ini masih seperti
persilangan yang pertama seluruh bunga gugur. Persilangan ketiga yang saya
lakukan dua minggu setelah persilangan yang kedua dan hasilnya tetap sama
seperti percobaan persilangan sebelumnya. Persilangan ini dikatakan berhasil
jika tumbuh menjadi buah kacang panjang yang berwarna hijau terang dengan
ukuran panjang yang sedang. Kegagalan pesilangan yang saya lakukan mungkin terjadi
dikarenakan teknik persilangan saya yang salah atau karena banyaknya praktikan
yang melakukan persilangan sehingga polen yang ada distigma gugur sebelum
berhasil masuk kestylus akibat banyaknya guncangan. Sebab lain adalah kurangnya
usia kuncup bunga yang saya gunakan untuk persilangan.
Praktikum
persilangan pada penyilangan tanaman penyebukan silang sebenarnya sudah sampai
tahap awal yakni penutupan bunga jantan jagung. Tahap kedua dalam penantian
kemunculan bunga betina(bakal tongkol) tanaman kami dimakan hewan sebagian.
Tahap terakhir yang sempat kami lakukan dalam persilngan tanaman menyerbuk
silang hanya sebatas menutup bunga betina dan menyilangkan sebuah tanaman.
Hasil dari persilangan ini belum dketahui namun tanaman yang kami silang telah
habis dimakan hewan sehingga kami tidak tahu keberhasilan oersilangan pada
tanaman menyerbuk silang.
BAB
V
PENUTUP
5.1.
Simpulan
Persilangan
pada tanaman menyerbuk sendiri dilakukan sebelum bunga mrekar pada pagi hari.
Hal ini dipilih karena pada saat pagi hari bunga yang telah melakukan
persilangan sendiri akan mekar dan dapat di jadikan induk jantannya. Persilangan
yang dilakuan pada tanaman menyerbuk sendiri adalah varietas A sebagai induk
betina dan varietas B sebagai jantan. Keberhasilan terhadap praktikum
persilangan yang dilakukan adalah nol, sebab pada bunga yang telah disilangkan
keluruhan gugur. Persilangan pada tanaman menyerbuk silang belum sempat
berlangsung secara utuh sebab tanaman yang menjadi objek persilangan telah
habis dimakan hewan sebelum kami mengetahui keberhasilan persilangan yang kami
lakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dahlan,
M.M. 2004. Pemuliaan tanaman. Diktat
Bahan Kuliah Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Putra
Bangsa, Surabaya. 95 p.
Damardjati, D.S,at all.2005. Prospek dan arah pengembangan agribisnis jagung. Balitbang Pertanian,
Departemen Pertanian. Jakarta
Moentono,
M.D. 2006. Pembentukan dan produksi benih
varietas hibrida Jagung. Puslitbangtan, Bogor.
Natzir.2002. Teknik Pemuliaan Tanaman. Bogor: Bagian
Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB
Paliwal,
R.L. 2000. Hybrid maize breeding. In:
Paliwal, R.L., G. Granados, H.R. Lafitte, and A.D. Violic (Eds.). Tropical
Maize: Improvement And Production. FAO, Rome, Italy.
Sandra.2008. Pemuliaan Tanaman. Semarang:IKIP Semarang Press
Sutopo.1998. Dasar-dasar
Denetika dan Pemuliaan Tanaman.
Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar