LAPORAN
PRAKTIKUM
PRODUKSI
TANAMAN INDUSTRI
ACARA
II
TEKNIK
PEMBUATAN PENGAJIRAN TANAMAN PERKEBUNAN
Nama :
Rahmad Setiawan
NPM :
E1J013062
Dosen :
Dr. Ir. M. Taufik, M.S.
Co-Ass : Meilisa Lusi Yanti
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
LEMBAR
PEMGESAHAN
Disusun
sebagai laporan akhir semua kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan
PRODUKSI
TANAMAN INDUSTRI
Oleh
Nama : Rahmad Setiawan
NPM : E1J013062
Laporan
ini telah diperiksa dan disetujui
Oleh
dosen / Co-ass pada
Tanggal 2015
Bengkulu, 28 Mei 2015
Mengetahui Mengesahakan Praktikan
Dosen, Co-Ass
Dr. Ir. M. Taufik, M.S. Meilisa
Lusi Yanti Rahmad
Setiawan
Daftar
Isi
Cover..................................................................................................................................... 1
Lembar
Pengesahan............................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................................ 3
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
1.1. Latar
Belakang......................................................................................................... 4
1.2. Tujuan................................................................................................................ ...... 4
1.3. Manfaat
yang diharapkan.................................................................................. ...... 4
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA................................................................................... ...... 5
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................................... ...... 6
3.1. Waktu
Dan Tempat........................................................................................... ...... 6
3.2. Alat
dan Bahan.................................................................................................. ...... 6
3.3. Cara
Kerja.......................................................................................................... ...... 6
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN ..................................................................... ...... 8
4.1. Hasil................................................................................................................... ...... 8
4.2. Pembahasan....................................................................................................... ...... 8
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... ...... 9
5.1. Kesimpulan........................................................................................................ ...... 9
5.2. Saran......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... ...... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengajiran adalah untuk menentukan tempat–tempat
yang kelak akan ditanami. Sistem jarak tanam yang digunakan adalah segitiga
sama sisi dengan jarak tanam sesuai dengan kesuburan tanah. Bila keadaan tanah
subur maka jarak tanam yang digunakan semakin lebar dan sebaliknya
Komoditi perkebunan Sebelum ditanami perlu dilakukan
penetapan jarak tanam dengan pengajiran. Setelah itu baru dilakukan pembuatan
lobang tanam sesuai letak ajir. Selesai pembuatan lobang tanam baru dilakukan
penanaman. Pengajiran bertujuan untuk penetapan lubang tanam yang akan ditanami
dengan terlebih dahulu dilakukan pengukuran. Pengukuran dilakuan untuk
penempatan jalan kebun, areal tanaman terutama dalam bentuk bedengan. Setelah
ditentukan jarak tanam, maka pengukuran lahan dilakukan kemudian pada tempat
untuk dibuat lubang tanaman ditancapkan ajir yang terbuat dari bilah dengan
ukuran panjang sekitar 1 meter dan lebar 2 cm dengan ujung yang diruncingkan
untuk memudahkan penancapan ajir.
Pengajiran dilakukan sebelum tanaman ditanam bermaksud
agar jumlah tanaman sesuai dengan jarak tanam yang ditetapkan. Ajir yang
dipakai panjang 50 cm dengan tebal 1 cm. Cara pengajiran pada lahan datar dan
landai dengan membuat ajir induk pada kedua sisi lahan, kemudian dilakukan
dengan sistem barisan lurus atau zigzag sesuai jarak tanam. Pada lahan miring
pengajiran dilakukan dengan sistem kontrol.
Pengajiran sangat penting dilakukan dalam pembukaan lahan,
tujuan atau fungsi pengajiran ini yakni untuk mendapatkan tanaman yang rapi,
barisan yang rapi lurus. Baik pada lahan datar atau pun miring. Inilah cara
yang dilakukan agar memudahkan penanaman dalam area yang miring dan tidak rata.
Dengan adanya ajir,maka tanaman akan dibuat lurus dengan 1 titik Ajir
Induk.Mempermudah kita dalam merawat tanaman, mengatur cahaya yang masuk apakah
sudah cukup/atau akan saling terlindungi karena daun atau tajuk tanaman sudah
bertemu.
1.2. Tujuan
Memperoleh pertanaman yang lurus/ teratur letaknya
dari berbagai sudut baik pada lahan datar maupun agak miring.
1.3. Manfaat yang diharapkan
Mahasiswa dapat
menerapkan pengajiran yang benar dalam teknik pengajiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengajiran dilakuakan
segera setelah lahan dibersihkan, dilanjutkan dengan pengajiran untuk
menentukan titik penggalian lobang tanaman sesuai dengan jarak tanam yang
direncanakan. Dalam uraian ini digunakan jarak tanam 9 m dalam sistem segitiga
sama sisi, sehingga jarak tanam antar barisan menjadi 7,8 m (Pahan, I.2010).
Bahan dan peralatan
yang digunakan dalam pengajiran terdiri atas meteran (30 m), kompas (atau
teodolit), ajir utama (2 – 2,5 m) dan ajir (1 – 1,25 m), bendera, parang dan
tali. Untuk perkebunan rakyat, tidak menggunakan kompas (apa lagi teodolit),
tetapi biasanya mengandalkan meteran dan tali dalam menetapkan garis utama yang
selanjutnya mengandalkan mata untuk melihat kelurusan barisan ajir. Untuk
penentuan titik ajir secara cepat dan praktis, dapat menggunakan tali sepanjang
18 m yang dipasangi pasak di masing-masing ujung dan di titik pertengahannya sehingga
jarak antar pasak menjadi 9 m (Chairul,2008)
Pengajiran model
segitiga di lahan datar hingga berombak dimulai dengan menetapkan garis lurus
arah Utara – Selatan. Tentukan titik awal, tancapkan pasak pada salah satu jung
tali tadi (1), lalu tancapkan ajir utama dan ukur 9 m untuk titik penanaman
berikutnya dalam arah garis lurus pertama tadi, lalu tancapkan pasak pada ujung
tali yang satu (2). Dari titik ajir utama tarik garis lurus ke arah Timur –
Barat tegak lurus terhadap garis Utara Selatan tadi. Kemudian tarik pasak di
titik pertengahan dari tali ke arah barisan tanaman di sebelahnya (barisan
kedua) sampai tali menegang (3) sehingga terbentuk segitiga sama sisi 9 x 9 x 9
m (Kalshoven, L.G.E. 2008).
Pengajiran dan
pencegahan erosi di lahan miring. Pengajiran di lahan berbukit atau curam
sebaiknya mengikuti garis kontur. Upaya pencegahan erosi di lahan miring harus dilakukan
baik secara mekanis maupun biologis atau kombinasi keduanya. Pencegahan erosi
secara mekanis berupa teras. Teras dapat berupa teras kontinu seperti teras Bangku
atau teras individual Penggunaan teras bangku lebih efektif dalam mengendalikan
erosi tetapi biayanya lebih mahal (Wibawa, G at all,2000).
Manfaat pembuatan teras
sangat besar antara lain mencegah proses erosi tanah yang berlebihan,
meningkatkan air hujan yang masuk ke dalam tanah, memudahkan transportasi
saprodi dan hasil panen, memudahkan mobilitas tenaga kerja sehingga
meningkatkan produktivitasnya, dan buah brondolan yang hilang lebih sedikit.
Mengingat biayanya sangat mahal, maka untuk petani kecil dapat menerapkan teras
individual atau tapak kuda saja. Teras individual dibuat pada setiap titik
penanaman berbentuk empat persegi dengan lebar sekitar 3m(Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari sabtu pukul 08:00
WIB. Di lahan belakang fakultas pertanian Universitas Bengkulu.
3.2 Bahan Dan Alat
Bahan dan alat yaitu meteran,kompas,teropong
BTM/theodolit, tali pancang, tali rafia, tongkat ajir induk,tongkat ajir biasa,
cat warna merah.
3.3 Cara
Kerja
Cara pengajiran untuk tanaman
perkebunan kopi dengan menggunkanan system jarak tanam pagar dengan jarak 7m x
2,5 m.
1.Pembuatan ajir induk (dengan
menggunakan BTM/ theodolit)
1. Ditentukan arah barat-timur dan utara –selatan dan keduanya tegak lurus
berpotongan.
- Ditentukan titik A untuk awal mulai pekerjaan, selanjutnya diukur
AC=CD=35M pada arah BT, dan AG = GH=21M menurut arah US.
- Dibuat garis a dan b tegak lurus pada BT di C dan D demikian pula p dan
q tegak lurus pada US Di G dan H.
- Garis a memotong p dan q di F dan I, sedangkan b
di E dan J.
- Secara sama-sama dibuat petak –petak seperti
ACFG, CDEF, GHIF, dan IFEJ bagi seluruh areal yang ditangani.
- Pada titik A, C, D, E, F, G, H, I, dan J diberi ajir yang disebut
dengan ajir induk.
2. Pembuatan petak sesuai dengan
jarak tanam, contoh ACFG
1. Menurut arah GF diukur jarak 7m dengan titik F1, F2, F3, F4, demikian juga
AC dengan titik A1A2,A3,A4.
2. Diukur jarak 3 m menurut arah CF dengan titik C1, C2, C3, C4 dst. Demikian
juga AG dengan titikG1,G2,G3,G4dst.
3. Dihubungkan titik-titik A1 dan F1, A2 dan F2, A3 dan F3, A4 dan F4 dengan
menggunakan tali rapi.
4. Dihubungkan dengan tali titik-titik G1 dan C1, talinya ini akan memotong tali A1F1, A2F2, A3F3, A4F4 dan pada titik
potongan ini ditancapkan sebuah ajir
5. Tali bekas penghubung antara titik G1 dan C1
dipindahkan untuk menghubungkan titik G2 dan C2, yang juga kan memotong A1 F1,
A2 F2, A3 F3 dan A4 F4 dengan cara sama pada setiap titik potong tersebut
ditancapkan sebuah ajir
6. Diulangi semua cara-cara tersebut sampai sama petak
terisi.
Ajir induk tidak boleh dicabut sebelum pembuatan lubang dan pengajiran kedua
selesai. Jarak ajir induk merupakan kelipatan jarak tanamnya dan disesuaikan
dengan ketajaman mata si pelaksana. Ajir induk sangat penting untuk meluruskan
kembali setelah lubang selesai ditanam.
Pengajiran
sebaiknya dimulai di tenga-tengah dan dibagian kebun yang tertinggi, sehinga
bila ada kesalahn atau kurang tepat dalam pengukuran dihilangkan di tepi dan
batas-batas kebun, sugai dan jalan.Dalam pengajiran diperlukan suatu titk yang
kompak, dan jumlahnya tidak melebihi 5 orang setiap timnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Praktikum
ini didapat hasil titik penanaman yang tepat berdasar panduan pada perkebuan.
Hasil pada praktikum ini selanjutnya akan digunakan untuk membuat lubang tanam
tanaman kakao. Titik ajir pada lahan lahan kami berjumlah dua puluh dua titik
penanaman yang baru. Tersebar pada jarak 2,5 m dalam barisan dan 7 m antar
barisan.
4.2
Pembahasan
Pengajiran dilakukan untuk
memperoleh tanaman yang rapi dan teratur dalam penanamannya. Pengajiran ini
penting sebab pada praktiknya lahan perkebunan tidak selalu rata, sehingga
perlu adanya pengaturan jarak tanam yang sesuai. Pengajiran dipilih biasanya
berdasarkan komoditi dan keadaan tanahnya. Keadaan tanah yang sering
dipertimbangkan adalah mengenai kemiringan lahan.
Pengajiran yang kami gunakan pada
praktikum ini adalah ajir jarak pagar. Teknik pengajiran ini pada dasarnya
menerapkan prinsip pagar. Hal ini dapat kita lihat pada hasil pengajiran bahwa
tanaman ditanam lebih rapat pada dalam barisan tanaman tersebut, selanjutnya
pada tanaman antar barisan dialkukan dengan jarak yang lebih lebar. Teknik
pengajiran ini dipilih berdasarkan pada keadaan kemiringan lahan yang digunakan
saat praktikum, selain itu dengan metode ini diharapkan lahan lebih maksimal
digunakan dari teknik pengajiran yang lain.
Jumlah titik ajir yang kami dapatkan
dengan metode ajir jarak pagar 2,5m x 7 m adalah 22 titik. Pengajiran jarak
pagar dapat digunakan untuk menjaga tanah sebab dengan teknik penanaman jarak
pagar erosi tanah dapat dikurangi. Pengajiran jarak dapat mengoptimalkan daya
fungsi tanah selain itu seperti yang kita ketahui bahwa tanaman kakao lebih optimal
jika dilakukan pengajiran dengan metode ini sebab jumlah tanamannya lebih
banyak dan dalam hal pemanenan akan lebih mudah nantinya saat tanaman sudah
mulai menghasilakn. Pemilihan pengajiran ini memudahkan pengontrolan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pengajiran dilakukan untuk
mendapatkan tanaman yang rapi sesuai sudut kemiringan lahan yang digunakan
dalam perkebunan. Pengajiran dipilih sesuai dengan komoditi yang akan dikembangkan
dalam perkebunan tersebut. Teknik pengajiran yang dipilih pada praktikum ini
adalah pengajiran dengan sistem jarak pagar. Hal ini dipilih berdasarkan
kriteria tanaman kakao yang potensial mengunakan teknik pengajiaran tersebut.
5.2. Saran
Saran yang dapat
saya sampaikan dalam praktikum simulasi pengajiran pada tanaman industri ini
sebaiknya praktikan lebih cermat dalam memerhatikan penjelasan, agar hasil
penajiran yang dialkuak lebih rapi dan baik. Praktikan perlu memerhatikan
ketelitian kerja agar hasil pengajiran antar kelompok dapat seragam pada luasan
lahan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Chairul, hanum. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 untuk SMK Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat
Jenderal Perkebunan. 2005. Pedoman Budidaya Yang Baik Untuk Tanaman Karet (Good
Agriculture practices for Rubber). Departemen Pertanian, Jakarta.
Kalshoven, L.G.E. 2008. Pest of Crop in Indonesia. P.T.Ichtiar
Baru –van Hoeve, Jakarta. P.85.
Pahan, I.2010. Panduan lengkap Kelapa
sawit. Managemen Agribisnis dari hulu hingga hilir.Penebar Swadaya, Jakarta.
Wibawa,
G. At all. 2000. Alternatif
Pengembangan Perkebunan Karet Rakyat dengan Pola Wanatani. Proceeding lokakarya
dan ekspose teknologi perkebunan. Buku I. Model peremajaan karet rakyat secara
swadaya. AP2I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar