Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: Arthropoda Hama 2/Rakhmat Stw/UNIB/Dasar Dasar Perlindungan Tanaman

Rabu, 11 Maret 2015

Arthropoda Hama 2/Rakhmat Stw/UNIB/Dasar Dasar Perlindungan Tanaman



LAPORAN PRAKTIKUM
“Dasar Dasar Perlindungan Tanaman”
Arthropoda Hama 2


DISUSUN OLEH:
Kelompok 2 (Dua)
Nama                           : Rahmad Setiawan                 (E1J013062)
                                                  Sartika Yanti Nababan          (E1J013068)
                                                  Agus Roni Sihombing           (E1J013064)
                                                  Sarina Silalahi                       (E1J013063)
                                                  Jhonson Sirait                        (E1J013067)
Prodi                            : Agroekoteknologi
Hari/Tanggal                : Selasa/21 Oktober 2014
Dosen                          : Ir Tri Sunardi, M.P.
Co-Ass                                    : Sutan Verdien A.M
                                                  Kerly Defi Hidayat





LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNUVERSITAS BENGKULU
2014
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1       Bahan dan Alat


·         Kupu kupu
·         Kumbang Tanduk
·         Kumbang kelapa
·         Lalat Rumah
·         Lebahmadu
·         Mikroskop stereo
·         Pinset
·         Cawan petri
·         Jarumtombak
·         Loup











3.2 Cara Kerja

3.2.1  Specimen lalat rumah
Lalat rumah mewakili tipe alat mulut penjilat. Menemukan bagian–bagian utama dari tubuh kemudian menemukan juga : bagian mulutnya yang terdiri dari proboscis yang berdaging, sebagian disembunyikan dalam rongga dibawah kepala, dengan organ seperti sponge. Memerhatikan cara kerja dan gejala kerusakan yang diakibatkan serta cara mengendalikannya. Menggambar disertai dengan keterangannya. Serta membandingkan tipe mulutnya antara yang dewasa dengan larva atau nimfanya.

3.2.2 Specimen kupu – kupu
Kupu–kupu mewakili tipe alat mulut penghisap. Menemukan bagian–bagian utama dari tubuh kemudian menemukan juga alat mulutnya yang mempunyai saluran yang panjang yang disebut proboscis, bentuknya bergulung seperti coil, yang apabila sedang tidak digunakan dan memanjang apabila serangga tersebut sedang makan. Memerhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakan yang diakibatkannya serta cara mengendalikannya. Mengambar dan memberi ketengannya serta membandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengan larva atau nimfanya.



3.2.3  Specimen lebah
Lebah memiliki tipe alat mulut pengunyah–penjilat. Menemukan bagian–bagian utama dari tubuh kemudian menemukan juga mandi bula yang tampak jelas sebagai organ pengunyah akan tetapi maksila dan labiumnya telah mengalami modifikasi menjadi organ penjilat yang tipis untuk mengambil cairan, terutama nectar dari bunga. Sebagian besar serangga dengan tipe mulut ini menguntungkan manusia teutama sebagai penyerbuk. Lebah (Xylocopa) merupakan contoh lebah yang merugikan. Memerhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakan yang diakibatkannya serta cara mengendalikannya. Mengambar serta memberi keterangannya serta membandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengan larva atau nimfanya.

4.2    Pembahasan
                Kupu kupu adalah hewan yang sering membantu penyerbukan tanaman. Kupu-kupu merupakan hewan dengan tipe mulut penghisap. Kupu-kupu biasanya hinggap pada bunga atau daun tanaman. Kupu kupu mengalami metamorfosis sempurna. Kupu-kupu hidup melalui beberapa fase yang sangat berbeda, yakni fase I adalah telur (ovum, plural ova), fase II adalah ulat atau caterpillar (larva, larvae), fase III adalah kokon atau chrysalis (pupa, pupae) dan fase IV adalah insekta sebenarnya yakni kupu-kupu atau imago (plural imagines). Hewan ini di anggap sebagai hama tanaman saat proses metamorfosis, yaitu saat menjadi larva. Larva kupu- kupu biasanya memakan daun tanaman mulai yang muda hingga yang sudah tua. Gejala yang di timbulkan akibat serangan larva kupu-kupu biasa di cirikan dengan robeknya bagian helaian daun-daun muda. Selain itu pada sebagian seranga larva kupu-kupu juga dapat kita amati pada kebusukan buah akibat dimakan larva dari dalam buah.  Pengendalian oleh para petani biasanya dilakukan dengan cara mekanis, yaitu penganan langsung pada bagian tanaman yang diserang yaitu daun, dengan cara memotong atau memangkas, atau dengan bahan kimiawi pada tingkat yang cukup parah.
Lalat rumah (M. domestica) merupakan lalat yang paling umum dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia. M. domestica berukuran sedang dengan panjang 6-9 mm, berwarna abu-abu, mempunyai empat pita yang berupa garis memanjang pada permukaan toraks. Lalat  dapat mengganggu ketentraman dalam rumah, lalat rumah dapat membawa sekitar 100 jenis bakteri patogen yang dapat 5  mengakibatkan penyakit pada manusia. Lalat rumah mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur, larva (maggot), pupa, dan bentuk dewasa (lalat). Selama masa hidupnya lalat betina meletakkan telurnya sebanyak 4-6 kali.  Jangka waktu hidup tahap pra dewasa lalat adalah sekitar 8,5 – 9 hari pada suhu 24 – 28,5oC dengan kelembaban 85 – 92%, sedangkan tahap dewasanya berkisar antara 37,6 – 41,2 hari pada suhu 24 – 28oC dengan kelembaban 86 – 94,6%. Gangguan lalat rumah terhadap tanaman biasanya di sebabkan oleh larvanya, larva yang hidup didalam buah akan menyebabkan buah rusak bagian dalam dengan ciri khas adanya bintik kekuningan pada buah. Selain itu gangguan biasanya di sebabkan karena lalat rumah sering membawa patogen jahat ke buah. Pengendaliannya oleh para petani biasanya mengunakan bahan kimia.
            Kumbang kelapa pada umumnya menyerang daun kelapa, sehingga sering juga disebut kumbang badak karena memiliki tonjolan semacam cula badak. Kerugian yang ditimbulkan berupa rusaknya titik tumbuh tanaman kelapa sebagai tempat kumbang dewasa menyusup ke dalam. Akibatnya, umbut dan bakal daun menjadi rusak yang ditandai daun kelapa menjadi berbentuk segitiga. Kumbang yang muncul akan mulai berterbangan pada waktu senja hari atau malam hari menuju mahkota daun tanaman kelapa dan menuju ujung batang kemudian menggerek sampai ke titik tumbuh. Hama ini termasuk dalam Ordo Coleoptera, merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm. Telur-telur ini diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini menetas. Stadia telur berkisar antara 11-13 hari, ratarata 12 hari. Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva dewasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Pupa ukurannya lebih kecil dari larva, kerdil, bertanduk dan berwarna merah kecoklatan dengan panjang 5-8 cm yang terbungkus kokon dari tanah yang berwarna kuning. Kumbang ini berwarna gelap sampai hitam, sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus, pada bagian kepala terdapat satu tanduk dan tedapat cekungan dangkal pada permukaan punggung ruas di belakang kepala. Upaya pengendalian hendaknya dilakukan menggunakan konsep PHT yaitu menurunkan padat populasinya sehingga masih tersisa jumlah individu yang cukup sebagai makanan bagi musuh alami yang ada.
            Lebah memiliki struktur yang menyerupai belalang, namun terdapat ciri-ciri khusus yang membedakan dengan yang lain. Lebah ini memiliki bagian mulut yang berfungsi mengisap dan mengunyah. Lebah mengalami metamorfosis yang sempurna, mulai dari telur , larva, pupa sampai menjadi lebah dewasa. Sumber bahan makanan berasal dari pollen (tepung sari) dan nektar (cairan manis di bunga) atau ekstrafloral (cairan manis pada bagian tanaman selain bunga). Hidup secara sosial dalam koloni yang permanen. Selain itu dikenal pula 3 kelompok pada lebah, yaitu ratu, pekerja, dan pejantan. Lebah ratu memiliki ukuran lebih besar (sampai 20mm). Lebah pekerja ukuran sekitar 12 mm dengan struktur yang disebut keranjang pollen pada setiap kaki belakang, perut ekstra untuk menyimpan dan mengangkut nektar atau madu dan empat pasang kelenjar khusus yang mengeluarkan lilin lebah pada bagian bawah perut. Hidupnya kurang lebih 50 hari (3 minggu disarang dan 4 minggu Di lapangan. Serangan lebah pada tanaman biasanya terjadi pada buah karena sengan-sengatan yang membuat luka pada buah sehingga organisme patogen masuk kedalam buah. Serangan lebah di tandai dengan terjadinya pembusukan buah dengan adanya bekas sengatan. Pengendalian serangan lebah madu pada tanaman biasanya jarang dilakukan oleh para petani, karena pada umumnya lebah madu membantu penyerbukan.
            Kumbang tanduk merupakan salah satu hama pada tanaman kelapa-kelapaan dan beberapa tanaman monokotil lainnya. Kumbang tanduk memiliki ciri yang khas pada kepalanya. Kumbang tanduk memilki sepasang tanduk yang menyerupai supit, yang di manfaatkan untuk memberi lubang pada obyek makanannya. Hama ini termasuk dalam Ordo Coleoptera, merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago. Kerusakan pada tanaman kelapa akibat serangan kumbang ini mirip seperti akibat serangan kumbang kelapa, hanya pada serangan kumbang tanduk akibat yang ditimbulkan lebih cepat terdeteksi dan intensitas serangan cukup parah. Serangan  kumbang tanduk pada daun kelapa akan berberbentuk segitiga pada daun kelapa muda.  Pada sebagian kasus serangan kumbang ini mengakibatkan matinya pohon kelapa pada areal perkebunan. Pengendalian pada serangan kumbang tanduk biasanya di lakukan dengan bahan kimia.
                                                                 

























BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Ciri ciri arthropoda hama biasanya erat kaitanya dengan jenis makanannya. Ciri ciri pada arthropoda pada ordo lepidoptera, diptera, hymenoptera memilki jenis mulut yang sama yaitu pencucuk penghisap. Ordo coleoptera memiliki mulut pencacah. Gejala pada tumbuhan akibat serangan ordo lepidoptera, ditandai rusaknya daun muda pada tanaman. Seranagan pada ordo diptera bianya di tandai dengan adanya gejala bintik binti pada buah. Ordo hymenoptera bianya menyebabkan memar-memar pada buah lalu membusuk. Serangan pada Ordo coleoptera akan menyebabkan daun berbentuk segitiga. Pengendalian pada oleh para petani biasnya di lakukan dengan bahan kimia.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum
















DAFTAR PUSTAKA

Hansamunahito.2006. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan.Jakarta:Bumi Aksara
Harianto.2009.Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao.Jember:Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Lena.2009.Hama dan Penyakit Tanaman.Jakarta:Penebar Swadaya
Novriyansah.2012.Ordo Ordo Serangga.Jakarta:PT Bima Aksara
Retno.2009.Dasar Dasar Perlindungan Tanaman. Bandung:Azka Press
Rioardai.2009.Hama Tanaman Dan Teknik Pengendalian.Jogjakarta:Kanisius
Sudirman.2006. Hama Tanaman Pangan Dan Perkebunan. Jakarta:PT Bima Aksara
Yoxx.2010.Pengenalan Arthropoda Dan Biologi Serangga.Bogor:IPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar