Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN/Rakhmat Stw/Unib/ Fisiologi Tumbuhan

Rabu, 11 Maret 2015

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN/Rakhmat Stw/Unib/ Fisiologi Tumbuhan



LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA 1
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN

                                                                                          



Nama                  : Rahmad Setiawan
Npm                             : E1J013062
Prodi                   : Agroekoteknologi B
Kelompok                    : 1(Satu)
Hari tanggal        : Selasa, Oktober 2014
Coas                             : Tanaka Linggawan A.A.



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan kehadiran air ini. Jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Ketersediaan air bagi tumbuhan sangat penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Air merupakan sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan. Air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tanaman. Salah satu fungsi air bagi tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman melalui proses transpirasi.
Tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat memproduksi pangan melalui proses fotosintesis. Namun demikian, selain memberikan manfaat bagi tanaman melalui proses fotosintesis, cahaya mathari juga menyebabkan meningkatnya suhu tanaman. Agar peningkatan suhu oleh sinar matahari tidak mencapai tingkat yang membahayakan bagi tanaman, maka tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui proses tanspirasi. Pada transpirasi, air keluar dari tubuh tanaman melalui stomata. Bersamaan dengan keluarnya air, terjadi pembuangan energy panas dari tubuh tanaman. Dengan demikian taman dapat menjaga suhu tubuhnya pada tingkat yang aman secara fisilogis. Jika pembuangan energy melalui transpirasi ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan energy panas pada tubuh tanaman. Hal ini sangat berbahaya bagi  tanaman karena suhu yang terlalu tinggi pada tubuh tanaman dapat menyebabka rusaknya organ sel, sel, dan jaringan tanaman. Di dalam tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah jaringan pengangkut. 

1.2              Tujuan
o   Mempelajari proses pengangkutan air oleh jaringan tanaman







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di muka bumi ini, air merupakan bahan yang paling kerap ditemui terutama dalam bentuk cair. Walau bagaimanapun, terdapat juga kuantiti air yang besar yang wujud dalam bentuk gas (uap) di atmosfer dan dalam bentuk pepejal. Molekul air boleh diuraikan kepada unsur asas dengan mengalirkan arus elektrik melaluinya. Proses ini yang dikenali sebagai elektrolisis menguraikan dua atom hidrogen menerima elektron dan membentuk gas H2 pada katod sementara empat ion OH- bergabung dan membentuk gas O2 (oksigen) pada anod. Gas-gas ini membentuk buih dan boleh dikumpulkan air juga merupakan bahan pelarut semesta. Ini disebabkan molekul air terdiri daripada dua atom hidrogen bergabung dengan satu atom oksigen pada sudut 105 darjah antara keduanya. Struktur ini menjadikan molekul air mempunyai caj positif di sebelah atom hidrogen dan negatif di sebelah atom oksigen. Oleh yang demikian, molekul air adalah dwi kutub. (Dwidjoseputro, D. 1994).
Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi oleh air. Dalam keadaan ini jumlah air yang disimpan di dalam tanah, jadi merupakan jumlah air maksimum disebut Kapasitas Penyimpanan Air Maksimum. Selanjutnya, jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh. (Lukman , 1997).
Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen. Pada saat itu berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar seperduapuluh dari kekuatan ikatan kovalen. Ikatan-ikatan tersebut terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali dengan sangat cepat. Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko detik, tetapi molekul-molekulnya secara terus-menerus membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya. Oleh karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari seluruh molekul air akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih teratur dibanding cairan lainnya. Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan substansi tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi. (Campbell, dkk, 2002).
          Pada tumbuhan, kohesi yang terjadi karena adanya ikatan hidrogen berperan pada pengangkutan (transpor) air yang melawan gravitasi. Air mencapai daun melalui pembuluh-pembuluh mikroskopik yang menjulur ke atas dari akar. Air yang menguap dari daun digantikan oleh air dari pembuluh dalam urat daun. Ikatan hidrogen menyebabkan molekul air yang keluar dari urat daun dapat menarik molekul air yang berada lebih jauh dalam pembuluh, dan tarikan ke depan tersebut akan terus ditransmisi sepanjang pembuluh sampai ke akar. Adhesi, melekatnya satu zat pada zat lain, juga berperan. Adhesi air pada dinding pembuluh membantu melawan gravitasi. (Campbell, dkk, 2002).
Hal yang berkaitan dengan kohesi adalah tegangan permukaan, yaitu ukuran seberapa sulitnya permukaan suatu cairan diregang atau dipecahkan. Air memiliki tegangan permukaan yang lebih besar dibandingkan sebagian besar cairan lain. Tegangan permukaan air juga dapat
membuat batu yang dilemparkan ke danau terapung selama beberapa saat di permukaan danau. (Campbell, dkk, 2002).
            Potensial air suatu sistem menunjukkan kemampuannya untuk melakukan kerja dibandingkan dengan kemampuan sejumlah murni yang setara, pada tekanan atmosfer dan pada suhu yang sama. Potensial osmotik larutan bernilai negatif, karena air pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat, kemampuan larutan untuk melakukan kerja (jadi, potensial-air larutan) juga meningkat. (Salisbury dan Ross, 1995).
Tabung-tabung xylem yang kosong dan berkelanjutan ini memudahkan tugas xylem untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral sehingga tidak ada dari mereka yang tersangkut pada bagian-bagian sel tertentu (protoplasm). Selain itu, kehadiran lignin juga menguatkan tanaman agar ia tidak mudah roboh dan dapat berdiri tegak. (Heddy. 1990)


















 BAB III
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3.1   Alat Dan Bahan
Alat :

                      ·             3 buah botol
                      ·             Pisau stek
                      ·             Ember
                      ·             Gelas ukur



Bahan :

                      ·          Ranting tanaman berkayu ( rantingAlamanda cathartika) sepanjang 40 cm.
                      ·          Kapas
                      ·          Lanolin
                      ·          Air



3.2  Cara kerja:
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu :
1.         Menyiapkan air yang cukup di dalam botol, masing-masing botol diisi dengan air sebanyak 1000 ml (1 liter). Setelah botol diisi lalu diberi tanda dengan menggunakan spidol permanen.
2.         Menyiapkan 3 (tiga) potong tangkai tanaman bunga alamanda yang masih mempunyai banyak daun sepanjang 40 cm.
3.         Membawa potongan tangkai ke ember berisi air.
4.         Memotong dan membuang bagian dasar tangkai daun (kira-kira 5 cm dari pangkal). Siakan daun pada tangkai yang akan digunakan. Pemotongan tangkai harus dilakukan di dalam ember berisi air  untuk mencegah timbulnya gelembung udara pada jaringan pengangkut.
5.         Mengupas pada kulit batang tangkai pertama, (kira-kira 3 cm dari bawah), mengikis jaringan floem dari kayu dan dibuang.
6.         Melakukan langkah yang sama pada tangkai kedua dan ketiga.
7.         Menutup jaringan xylem tangkai pertama dengan lanolin.
8.         Menutup jaringan floem tangkai kedua dengan lanolin.
9.         Membiarkan jaringan floem dan xylem terbuka pada tangkai ke tiga (sebagai kontrol).
10.     Memasukkan tangkai berdaun (pada langkah kerja 7,8, dan 9) ke dalam botol yang berisi air yang telah dilakukan pada kerja no 1.
11.     Menutup botol dengan menggunakan kapas, sampai benar-benar rapat sehingga tidak akan terjadi penguapan.
12.     Setiap mnggu, melakukan pengamatan dan ukur ketinggian air, dan menambahkan air sampai pada titik awal.
13.     Mencatat volume air yang digunakan untuk mengganti air yang hilang.



























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
perlakuan
Rata-rata air diserap tanaman pada hari ke-
Catatan morfologi pada hari ke-
7
14
21
0
7
14
21
Xylem ditutup
30 ml
35 ml
60 ml

-       Jumlah daun

17
16
7
11
-       Jumlah bunga

1
-
1
-
-       Jumlah bunga (kuncup)

3
3
3
-
-    Pertumbuhan akar

-
-
<10
>10
- Tinggi tanaman (cm)

40
40
40
41
Floem ditutup
36 ml
32 ml
20 ml

-       Jumlah daun

18
15
2
10
-      Jumlah bunga (kuncup)

2
-
-
-
-          Pertumbuhan akar

-
-
<5
>5
- Tinggi tanaman (cm)

40
40
40
41
kontrol
33 ml
28 ml
35 ml

-    Jumlah daun

22
4
4
12
-   Jumlah bunga

1
1
-
-
-   Jumlah bunga (kuncup)

1
1
2
2
-          Pertumbuhan akar

-
-
<10
>10
- Tinggi tanaman (cm)

30
30
30
31

4. 2. Pembahasan
Sample pengamatan pada hari ke 0 di bedakan menjadi tiga perlakuan. Perlakuan pertama dengan menutup Xilem pada tanaman Alamanda. Perlakuan kedua Floem pada tanaman alamanda di tutup, dan yang terakhir sebagai kontrol tanaman alamanda hanya di kikis kulitnya tanpa di beri perlakuan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat hasil dari rata-rata air yang diserap pada setiap perlakuan berbeda-beda. Gejala yang ditimbulkan pada tanaman tersebut juga terjadi, dari mulai daun yang menguning, gugur hingga tumbuh daun baru.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan xilem di tutup, pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 17, jumlah bunga 1, mekar bunga kuncup 3, pertumbuhan akar tidak ada. Hari ke tujuh pengamatan pada objek ini tampak perubahan morfologi tanaman jumlah daun 16  jumlah bunga 0 mekar, semua bunga mekar gugur, bunga kuncup 3, belum nampak pertumbuhan akar, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 30 ml. Pengamatan pada hari ke empat belas dapat di mamati bahwa tanaman memiliki jumlah daun 7, jumlah bunga mekar 1, bunga kuncup 3, pertumbuhan akar kurang dari 10, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 35 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman memiliki morfologi dengan jumlah daun 11, jumlah bunga mekar 0, bunga kuncup 0, pertumbuhan akar, dan pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 60 ml.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan floem di tutup, pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 18, jumlah bunga 2, mekar bunga kuncup 0, pertumbuhan akar tidak ada. Hari ke tujuh pengamatan pada objek ini tampak perubahan morfologi tanaman jumlah daun 15  jumlah bunga 0 mekar, semua bunga mekar gugur, bunga kuncup 0, belum nampak pertumbuhan akar, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 36 ml. Pengamatan pada hari ke empat belas dapat di mamati bahwa tanaman memiliki jumlah daun 2, jumlah bunga mekar 0, bunga kuncup 0, pertumbuhan akar kurang dari 5, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 32 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman memiliki morfologi dengan jumlah daun 10, jumlah bunga mekar 0, bunga kuncup 0, pertumbuhan akar, dan pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 20 ml.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan xilem di tutup, pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 22, jumlah bunga 1, mekar bunga kuncup 1, pertumbuhan akar tidak ada. Hari ke tujuh pengamatan pada objek ini tampak perubahan morfologi tanaman jumlah daun 4  jumlah bunga 1 mekar, bunga kuncup 1, belum nampak pertumbuhan akar, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 33 ml. Pengamatan pada hari ke empat belas dapat di mamati bahwa tanaman memiliki jumlah daun 4, jumlah bunga mekar 0, bunga kuncup 2, pertumbuhan akar kurang dari 10, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 28 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman memiliki morfologi dengan jumlah daun 12, jumlah bunga mekar 0, bunga kuncup 2, pertumbuhan akar, dan pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 35 ml.
Dengan demikian perlakuan pada setiap titik sample memengaruhi penyerapan air. Jumlah daun pada setiap tanaman akan mempengaruhi jumlah air yang di serap. Hal ini terjadi berkaitan dengan adanya daya tranfirasi dan evavorasi tanaman. Tamanan yang memiliki daun banyak akan melakukan transpirasi yang lebih tinggi di bandingkan tanaman yang memiliki daun yang lebih sedikit. Hal ini dapat kita cermati berdasarkan hasil pengamatan. Sample tanaman yang di tutup  xilemnya akan lebih sulit menumbuhkan daun kembali karena dalam penterapan air terganggua. Tanaman yang kita tutup floem meskipun dalam penyerapan air pada hari ketujuh lebih sedikit, namun dalam regenerasi daun lebih cepat.  Perbandinaga dapat kita cermati pada perlakuan kontrol, pada perlakuan ini seluruh aktivitas tanaman berkerja dengan baik.






















BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Proses pengangkutan air oleh tanaman di lakukan oleh Xilem. Perumbuhan pada tanamna yang xilemnya di tutup akan cenderung lebih lambat. hal ini terjadi karena pada tanaman ini akan kesulitan memenuhi kebutuhan air. Tanaman yang floemnya di tutup cenderung lebih cepat dalam meregenerasi bagian tumbuhan karena pemenuhan air terjadi dengan baik.
5.2  Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum.






















DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Grander, Pearce dan R.L. Mithell. 2002. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia.  Jakarta
Dwidjuseptutro, D. 1985. Penghantar Fisiologi Tumbuhan. Pt. Gremedia. Jakarta.
Heddy, S. Ir. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Lukman, Diah . 1997.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Noggle, F.R dan G.J. Fritz.1979.Introductory Plant Physiology. Van Hostrand Rain Hold : New York
Salisbury, frank B dan Ross, Clean W. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. ITB. Bandung.

























Jawaban Pertanyaan

1.      Fungsi air bagi tanaman antara lain :
(1) sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman
(2) sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan differensi horison
(3) sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara, yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman.
(4) sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah.
(5) sebagai stabilisator temperatur tanah
(6) mempermudah dalam pengolahan tanah
2.    Pada pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian bergerak di antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis untuk memasuki silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas di antara sel-sel. Cara transportasi dalam pengangkutan air dan mineral secara ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan simplas.
3.    faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi terbagi menjadi dua, faktor dalam dan luar. Kalau faktor dalam antara lain : jumlah stomata tiap satuan luas permukaan, struktur anatomi daun, sel daun mempunyai osmotik tinggi. Sedangkan faktor luar antara lain : kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, penyediaan air, aktivitas vital.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar