Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: ENZIM/Rakhmat Stw/ Unib / Fisilogi Tumbuhan

Rabu, 11 Maret 2015

ENZIM/Rakhmat Stw/ Unib / Fisilogi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA 3 ENZIM

                                                                                          



Nama                  : Rahmad Setiawan
Npm                             : E1J013062
Prodi                   : Agroekoteknologi B
Kelompok                    : 1(Satu)
Hari tanggal        : Selasa,21 Oktober 2014
Coas                             : Tanaka Linggawan A.A.



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Enzim merupakan biokatalisator yang tersususn dari asam amino. enzim berfungsi mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi reaksi, namun tidak ikut dalam reaksi. Dengan demikian enzim akan mengoptimumkan energi seminimal mungkin untuk bereaksi dengan hasil yang sama, namun dengan energi yang sedikit mungkin.
Biji-biji yang sedang berkecambah dapat merupakan sumber enzim dari jaringan tumbuhan, meskipun enzim-enzim yang diperoleh masih merupakan enzim kasar. Untuk keperluan percobaan enzim yang sederhana, dapat digunakan ekstrak kecambah. Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit. Tidak terpengaruh oleh reaksi yang dikatalisisnya pada kondisi stabil. Walaupun enzim mempercepat penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak  mempengaruhi keseimbangan reaksi tersebut. Kerja katalis enzim spesifik. Enzim amilase dapat memecah ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa. Enzim amilase dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu α amilase, β amilase dan γ amilase.
Kinerja enzim pada dasarnya di pengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, kofaktor, subtrat, konsentrasi, dan lain-lain. Jumalah enzim tentu akan mempengaruhi kecepatan reaksi suatau tumbuahan. Pengetahauan akan pengaruh konsentrasi enzim salah satunya dapat dilakukan dengan pengamatan ini.

1.2              Landasan Teori
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein. Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi rentang yang sangat luas(Suhtanry & Rubianty, 1985).
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masingmasing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah: Oksidoreduktase, Transferase, Hidrolase, Liase, Isomerase, Ligase (Poedjiadi, 2006).

Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yangn ormal, suatu enzim tidak  mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya (Salisbury, 1995).
Enzim juga mempunyai struktur tiga dimensi. Diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, hanya satu saja yang mendukung fungsi enzim sebagai biokatalisator, diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, diperlukan suhu dan pH yang sesuai. Apabila kedua faktor tersebut tidak
terpenuhi, enzim akan kehilangan sifat dan kemampuannya (Sadikin, 2002).
Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam maupun diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Suatu enzim dapat bekerja 108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga laju reaksi meningkat (Elhadi AI, 2011).
1.3              Tujuan
o  Mengkaji pengaruh konsentrasi enzim amylase terhadap laju reaksi kimia di dalam tanaman

















BAB II
METODOLOGI
2.1.            Alat dan Bahan
Alat

o   Penumbuk porselin
o   Gelas ukur
o   Tabung reaksi
o   Centrifuge
o   Lempeng penguji



Bahan

o   Kecambah kacang hijau
o   Larutan Amylum 4%
o   Larutan JKJ


2.2.            Prosedur Kerja
1.      Memilih 100 kecambah kacang hijau yang baik, kemudian menumbuk samapi halus dengan penumbuk porselin, lalu melarutkan dalam 100 ml air suling di tabung reaksi.
2.      Melakukan sentrifugasi larutan yang ada di dalam tabung reaksi selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
3.      Memipet 5 ml larutan supernatant(larutan bening). Larutan ini disebut sebagai larutan supernatant dengan konsentrasi 100%. Meletakan larutan di dalam tabung reaksi. Menambahkan 2 ml larutan amylum ke dalam larutan supernatant. Pada saat pencampuran ini di tetapkan sebagai waktu nol.
4.      Setiap 30 detik, mengambil 1 tetes larutan dan meletakan di lempeng penguji. Meneteskan larutan JKJ secepatnya. Menghidupkan stopwatch, mengamati setiap perubahan warna dan mencatat waktu yang di perlukan.
5.      Mengulangi langkah 3-4 sekali lagi.
6.      Menyiapakan larutan 75% sebanyak 20 ml( 15 ml supernatant di tambah 5 ml air). Mengambil 5 ml dari larutan itu kemudian menambah 2 ml larutan amylum. Pengamatan selanjutnya dilakukan seperti langkah 4 dan 5.
7.      Melakukan hal seperti langkah 6 dengan larutan 50%(10 ml supernatant di tambah 10 ml air) dan 25%(5 ml supernatant di tambah 15 ml air).
8.      Membuat grafik dalam laporan.




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1              Hasil
Tabel 1. Pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
Konsentrasi larutan (%)
Perubahan
30 detik I
30 detik II
30 detik III
100
-
-
-
75
16
18
16
50
2
3
3
25
1
2
5
*  waktu tercatat adalah saat larutan menjadi bening

3.2              Pembahasan
Pengaruh kinerja enzim terhadap kecepatan larutan yang di amati pada praktikum 3 mengunakan 4 sampel. Masing masing sampel mengunakan kadar konsentrasi yang berbeda.  Konsentrai larutan berturut-turut adalah  100%, 75%, 50%, dan 25%. Pengamatan terhadap ke emapat sampel dilakaukan per 30 detik dengan pengulangan sebanyak 3 kali pada masing masing sample pengamatan. Masing masing konsentrasi per 30 detik memiliki kecepatan reaksi yang berbeda.
Penagaruh enzim amylase pada objek pengamatan dengan konsentrasi 100% belum terlihat. Hal ini dapat kita amati berdasarkan hasil pengamatan bahwa pada 30 detik pertama objek pengamatan tidak mengalami perubahan. Pengulangan perlakuan pada objek penagamatan dengan konsentrasi yang sama pada 30 detik kedua juga menunjukan hasil yang sama, yaitu objek pengamatan belum mengalami perubahan warna. Pengulangan yang ketika pada konsentrasi 100% pada 30 detik ke tiga larutan tetap menunjukan warna yang sama, sehingga pada konsentrasi 100% enzim amylulase belum bekerja secara optimal dalam mempercepat laju reaksi objek pengamatan.
Pengamatan kedua dilakauakan denagan menurunkan konsentrasi objek pengamatan menjadi 75%. Kinerja enzim amylase pada konsentrasi ini dapat diamati dengan terjadinya perubahan warna pada objek pengamatan. Perubahan warna di tunjukan dari warna kekuningan menjadi jernih bening. Kinerja enzim amylase dalam konsentrasi 75%  pada pegamatan pertama tercatat pada waktu 16 detik. Pengulangan kedua kinerja enzim amylase mengalami perlambatan, sehingga objek pengamatan lebih lama mengalami perubahan warna yaitu pada 18 detik dari 30 detik kedua. Kinerja enzim amylase pada pengulangan ketiga menunjukan hasil yang sama pada pengamatan yang pertama dengan konsentrasi yang sama, larutan pengamatan mengalami perubahan warna menjadi bening pada 16 detik dari 30 detik ke tiga.
Tahap selanjutnya pengamatan di lakukan pada objek dengan konsentrasai 50%. Kinerja enzim amylase pada konsentrasi ini cenderung cepat. Pengamatan pertama pada objek pengamatan bahwa pada waktu 2 detik dari 30 detik pertama objek pengamatan sudah berubah warna menjadi jernih bening. Pengulangan kedua pada konsentrasi ini menunjukan perlambatan kinerja enzim, sehingga waktu untuk berubah warna pada objek pengmatan bertambah 1 detik dari waktu pengamatan pertama, atau dalam 3 detik dari 30 detik ke dua.  Pengamatan terhadap pengulangan ketiga pada konsentrasi ini menunjukan hasil yang sama dengan pengulangan kedua, waktu yang di butuhkan untuk berubah warana yakni 3 deti dari 30 detik ketiga.
Pengamatan ke empat mengenai pengaruh enzim amylase di lakuakan dengan konsentrasi 25%. Objek pengamatan dengan konsentrasi ini mengalami perubahan warna yang sangat cepat yaitu 1 detik dari 30 detik pertama. Pengulangan kedua objek pengamatan mengalami perubahan warna pada 3 detik dari 30 detik kedua. Pengulangan ketiga kinerja enzim amylase mengalami perlambatan yang signifikan sehingga waktu untuk berubah warna objek pengamatan cukup lama yaitu 5 detik dari 30 detik ketiga.


















BAB IV
PENUTUP
4.1              Kesimpulan
Pengaruh enzim amylase terhadap laju reaksi pada tanaman di pengaruhi oleh konsentrasi larutan. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa enzim amylum pada larutan berkonsentrasi 100% belum mempengaruhi laju reaksi secara signifikan. Berdasarkan waktu yang tercatat kinerja enzim amylase mulai mempengaruhi percepatan laju reaksi pada konsentrasi larutan 75%, dan akan lebih cepat pada konsentrasi larutan yang lebih rendah. Dengan demikian konsentrasi mempengaruhi kinerja enzim dalam mempercepat laju reaksi pada tanaman.
4.2              Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum.



















DAFTAR PUSTAKA

Elhadi AI, Elkhalil and Fatima YG. 2011.Biochemical Characterization Of Thermophilic Amylase Enzyme Isolated From Bacillus Strains . International .Journal of.Sience.and Nature.Sudan:Department of Botany & Agric. Biotechnology, Faculty of Agriculture, University ofKhartoum, Shambat.
 Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-dasar Biokimia, .Jakarta: Universitas Indonesia PRESS.
Sadikin, 2002. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung:ITB Press
Suhtanry, Rubianty.1985. Kimia Pangan. Makassar: Badan Kerja Sama Perguruan Negeri Indonesia Bagian Timur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar