LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA
7
DOMINAN
TAK PENUH
RAHMAD
SETIAWAN
E1J013062
Shift:
B.2. Senin (10:00-12:00)
Kelompok
2
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada manusia diketahui bahwa rambut
keriting adalah dominan terhadap rambut yang lurus. Sebagai contoh seorang pria
berambut keriting heterozigot menikah dengan wanita yang juga keriting
heterozigot. Apabila mereka mempunyai anak, berapakah kemungkinan anaknya
berambut lurus? Dengan hukum Mendel dapat dihitung bahwa kemingkinannya 1:4.
Apabila mereka mempunyai tiga anak dan semuanya berambut lurus, apakah ini
berarti anak itu adalah hasil dari luar pernikahan? Tentu saja tidak, karena
hukum Mendel hanya memberikan proporsi gen saja tetapi tidak menentukan alel
apa yang terdapat dalam sel telur atau sel sperma yang kemudian menjadi
keturunan tersebut di atas (Anonim, 2012).
Sifat dominan suatu alel terhadap alel yang lain di alam
bebas tidak selalu terjadi. Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktor
– faktor lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies, fisiologi, genetika dan
faktor – faktor lainnya. Tidak adanya dominasi telah diketahui pada awal
sejarah penelitian gen. Perubahan dominasi ini timbul karena interaksi alel,
baik antar alel pada lokus yang sama maupun pada lokus yang berbeda.Dominan DUA
alele menghasilkan hasil yang sama, kecuali dalam keadaan tertentu, allele
resesip tidak manghasilkan sesuatu. Heterosigot menghasilkan jumlah yang lebih
sedikit darupada homosigot dominan, tetapi lebih banyak dari pada homosigot
resesif (Suryo.2001).
Dominan tak penuh disebut juga sebagai pastial dominan atau
incomplete dominance. Pada acara 1 dan 2 (Mendel I dan Mendel II), prinsip
Mendel dipraktekkan secara simulasi menggunakan kancing genetika dengan
ekspresi gen dominan penuh (complete dominance). Incompolete atau partial
dominan tak penuh yaitu ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan
fenotip yang intermediat (antara) dari hasil silangan tetua dengan karakter
yang berbeda dan kontras (seperti panjang ; pendek, besar ; kecil, merah ;
putih, dsb)(Dotti suryati.2014)
1.2 Tujuan
Pratikum
·
Mengetahui
ekspresi gen partial dominance atau dominan tak penuh
·
Melihat
langsung (melalui foto-foto) hasil silangan yang partial dominance
BAB II
BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan dan Alat
LCD atau
Over Head Projector (OHP) dan transparansi
2.2
Cara kerja:
Mengamati dan mendiskusikan foto-foto hasil persilangan yang
ditunjukkan melalui transparansi
BAB
III
HASIL
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pengamatan kami lakukan terhadap persilangan bunga dengan
satu sifat beda (monohibid). Pengamatan kami fokuskan pada warna bunga. Tetua
atau parent yang di silangkan adalah bunga dengan warna merah(M) sebagai sifat
dominan dan bunga warna putih(m) sebagai sifat resesif.
Berdasarkan hukum mendel suatu persilangan dengan satu sifat
beda maka akan terjadi keturunan F1 berdasarkan alel yang dominan. Namun
ternyata di alam bebas tidak semua sifat dominan dapat menutupi sifat resesif.
Suatu sifat dominan yang hanya dapat menutupi sebagian sifat resesif maka pada
F1 akan muncul suatu sifat antara, kita misalkan seperti pada pengamatan ini,
persilangan dilakukan terhadap bunga warna merah(M) dengan warna putih(m) dan
di hasilkan keturunan F1 bunga warna merah muda atau pink(Mm).
Persilangan selanjutnya akan dimungkinkan terjadi bebas di
alam dari hasil F1. Persilangan di alam dari keturunan pertama akan
menghasilkan empat hasil dengan genotif MM, Mm, Mm, dan mm. Berdasarkan genotif
tersebut maka akan tampak fenotif dengan tiga warna yaitu merah:pink:putih.
Sedangkan pada hukum mendel pada keturunan hasil persilangan F1 memiliki ratio
fenotif 3:1, sedangkan pada dominan tak penuh ratio fenotifnya 1:2:1. Perubahan ratio fenotif dari hukum mendel di
karenakan adanya perbedaan daya dominasi suatu sifat terhadap alel resesifnya
sehingga pada alel resesif terekspresikan kembali.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bersarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dalam praktikum
ini, suatu pesilangan yang memiliki alel dominan tak penuh yang di silangkan
dengan alel resesifnya akan menghasikan keturunan yang memiliki sifat alel
antara. Sifat alel yang demikian terjadi karena adanya penurunan daya dominasi
suatu alel dominan sehingga alel resesif akan terekspresikan pada keturunan
hasil persilangan tersebut. Ratio fenotip dominan tak penuh yang di hasilkan
dari persilangan heterozigot adalah 1:2:1. Ratio tersebut menunjukan bahwa
suatu F2 akan menghasilkan 1 dominan, 2 heterozigot tak dominan, 1 resesif.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk
Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk
praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan
sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu
semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Suryati,
Dotti. 2014. Penuntun
Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar