Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: Teknik Sablon-Kewirausahaan-Rakhmat Stw-Unib

Sabtu, 20 Februari 2016

Teknik Sablon-Kewirausahaan-Rakhmat Stw-Unib



LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN
ACARA 6
TEKNIK SABLON




Nama                  : Rahmad Setiawan
NPM                   : E1J013062
Coas                             : Yesi
Dosen                 : Dr. Ir.Hendri Bustamam, MS



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Dasar Teori
Screen printing dipergunakan secara luas saat ini, sebagai salah satu cara modern dalam perkembangan teknik printing. Screen printing sering juga disebut sablon. Penciptaan bentuk dilakukan dengan menyapukan warna pada bahan screen yang direntangkan di seluruh permukaan kerangka screen. Dengan menggunakan proses ini, dapat dibuat daerah berwarna pada permukaan kain dan desain tersebut bisa dicetak berulang-ulang, sehingga mampu menghasilkan sejumlah bentuk motif yang serupa(Ruzali, Nanang, 1987).
Kain memiliki jenis yang sangat bervariatif, demikian pula dari warnanya. Mulai dari dasar muda sampai dengan warna dasar gelap, hal ini perlu dilakukan verifikasi bahan mengingat tinta yang dipergunakan berbeda, sehingga tidak terjadi kekeliruan pencetakan antara tinta yang digunakan dan bahan yang dicetak. Mencetak satu warna pada kain tidak terlalu banyak mengalami hambatan asal tinta yang digunakan sudah tepat dengan bahan dasar kainnya. Pencetakan kain dapat dilakukan di mana saja tidak memerlukan meja khusus tetapi asal datar dan rata sudah dapat dilakukan asalkan kain sudah ditempatkan pada selembar triplek. Screen tidak perlu dipasang pada meja tetapi bisa diangkat junjung sendiri, sehingga sangat praktis dan tidak mengambil tempat yang luas. Pencetakan bendera misalnya dapat dilakukan di segala tempat bisa di dalam ruangan atau di luar ruangan, hal ini dipermudah lagi dengan tinta yang digunakan tidak mengalami penguapan karena udara/cuaca, dan juga bisa dilakukan dua atau tiga orang(Agus, I. 1994).
Tinta yang digunakan berupa pasta putih yang ditambah pigment (zat pewarna) sesuai dengan warna yang dikehendaki, sedangkan sebagai bahan pengencer dipergunakan air biasa. Untuk membuat acuan pada screen dibutuhkan satu macam model, bisa model positif ataupun model negative. Adapun model dapat berupa kertas HVS, kalkir hasil printout dari computer, atau gambar tangan langsung bahkan dari film hasil pemotretan. Untuk mencetak kain diperlukan peralatan screen dan rakel khusus, yaitu screen basis air dengan lobang screen yang besar-besar dengan ukuran T60 – T90 dan rakel yang memiliki kelenturan yang baik dan tidak kaku (Fitrihana, Noor .1986).
Screen atau kain screen adalah alat untuk memegang gambar yang digunakan mencetak/menyaring cat/tinta, merupakan peralatan utama yang digunakan dalam kegiatan cetak sablon. Screen terbuat dari kain kasa (sutra) seperti saringan. Cara menggunakannya adalah terlebih dahulu screen dipasangkan pada bingkai kayu atau dengan keadaan kain ditegangkan, sehingga tinta akan mengalir melalui pori – pori screen yang kecil dan tipis. Screen memiliki beberapa macam ukuran pori - pori (lubang), yang penggunaannya disesuaikan dengan benda yang akan dicetak, semakin tinggi ukuran kain screen berarti semakin halus keadaan kain tersebut (semakin banyak lobang/saringannya), yang berarti lubangnya semakin sempit/kecil, sebaliknya semakin rendah nomer kain berarti semakin besar pori – pori screen, jumlah lubangnya semakin sedikit, tetapi lubangnya/pori-pori justru lebih besar (Sutarmo, dkk. 1995).
Rakel berguna untuk menekan tinta dari kain screen (saring) ke atas kertas atau bahan lain yang akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik. Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam mengalirkan lebih sedikit tinta, sehingga mempercepat pengeringan (Nusantara, Guntur, 2004).
Gambar/tulisan dibuat pada kertas tembus cahaya. Pembuatan gambar bisa dilakukan secara manual maupun dengan komputer. Bagian gambar yang akan diwarnai harus tertutup rapat/rata dengan cat. Jika menggunakan printer harus yang baik kualitasnya (janganbergaris garis). Saat ini disain gambar/tulisan umumnya dibuat denagn komputer (software CorelDraw). Jika menggunakan kertas printer biasa (HVS/kuarto) hasil print diolesi dengan minyak goreng sehingga menjadi tembus cahaya dan bagaian yang ada tinta printernya akan kedap cahaya (tertutup/bloktintaprinter) ( Ruzali, Nanang, 1987)

1.2.            Tujuan Praktikum
1.      Mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang jenis bahan dan peralatan untuk cetakan sablon
2.      Mahasiswa terampil membuat cetakan sablon
3.      Mahasiswa dapat membuat analisa usaha sablon











BAB II
METODOLOGI
2.1.             Bahan dan Alat
Ulano 133, Ulano 5,Fujisol, tinta epi sreen inks merah, biru, dan kuning, screen T 165 atau T 180 ukuran 20 x30 cm,rakel 10 cm, meja sablon, plaster 5 cm, gunting, cutter, kertas stiker, kantong plastic, mastercetak, kapas, minyak goring, hair drayer, bantalan ukuran 20 x30 cm, kaca ukuran 35 x 25 x 0,5cm, hand sprayer 1 liter..

2.2.            Cara Kerja
Membuat Master Film
1.         Masing-masing mahasiswa membuat sebuah rancangan label logo produk dengan ukuran maksimal 210 x 10 cm. contoh produk makanan, minuman, kecap,saos dan produk lainnya.
2.         Label logo produk berisi nama dan merek produk, logo produk, komposisi, berat/volume produk, dan alat produsen. Master film dapat dibuat dengan komputer atau tulisan tangan dengan menggunakan tinta cina. Bila dengan komputer label di print atau dicetak dikertas HVS 60 atau 70 gram dengan warna hitam.
3.         Kertas master ini selanjutnya dibasahi dengan minyak goreng sampai tulisannya transparan. Kelebihan minyak diserap dengan kertas.

Memindahkan master film
1.         Pekerjaan ini dilakukan di ruangan remang-remang 9mkenggunakan lampu 5 watt) disipakan screen, bantalan, kaca pelapis, hair drayer, ulano 133, mistar segitiga dan master film diatas meja.
2.         Mencampurkan cairan ulano 133 dengan sintesanya, aduk menggunakan batang pengaduk. Ulano 133 diolesi secara merata ke permukaan screen dengan menggunakan mistar segitiga atau busur derajat. Kelebihan ulano pada screen dikembalikan lagi ke dalam botol. Pinggiran screen yang kotor diseka dengan kain lap.
3.         Screen yang telah diolesi ulano 133 dikeringkan dengan menggunakan air drayer.
4.         Screen diletakkan diatas bantalan.
5.         Master film diletakkan ke atas screen dalam keadaan terbalik.
6.         Master film ditindih dengan kaca, kemudian dipanasi dengan sinar matahari selama 30 detik.
7.         Screen dilepaskan dari bantalan dan kaca, kemudian dibasahi dengan air.
8.         Air disemprotkan dengan hand sprayer sehingga lubang bekas tulisan di master film yang tercetak di atas permukaan screen terlepas. Terawangkan ke sinar matagari sehingga terbaca master yang tercetak di permukaan screen.
9.         Permukaan screen dipoles dengan cairan deterjen, dibilas, kemudian dikeringkan dengan menggunakan hair drayer atau dijemur di bawah panas matahari.
10.     Pinggiran screen ditempeli dengan plaster agar tidak terjadi kebocoran. Gambar Tehnik Pemindahan master sablon ke permukaan Screen Master film Kaca 5 mm BantalanScreen

Mencetak
1.         Latihan mencetak dilakukan pada stiker dan kantong plastic. Cat yang digunakan adalah Epi screen ink, pengencernya adalah fujisol 3.
2.         Disiapkan meja sablon pada ruang yang bersih.
3.         Screen dijepit dengan engsel yang ada pada meja sablon.
4.         Tuangkan tinta secukupnya ke atas permukaan screen.
5.         Disaputkan dengan menggunakan rakel sehingga tercetak sebuag gambar cetakan (master cetakan) pada permukaan meja sablon. Hasil cetakan di atas meja sablon dikeringkan dan digunakan sebagai pola untuk mencetak.
6.         Barang cetakan seperti stiker atau kantong plastik diletakkan diats pola, kemudian screen diturunkan, dan dimulai pencetakan dengan menyaputkan tinta dengan rakel dari arah atas ke bawah. Gambar atau tulisan akan tercetak di atas permukaan stiker atau kantong plastik.
7.         Segera di ganti dengan stiker atau kantong plastik baru. Stiker atau kantong plastik yang telah tercetak dikeringkan pada tempat/meja pengering selama 15-30 menit.
8.         Bila pori screen tertutup hasil cetakan manjadi tidak rata. Dibasahi kapas dengan minyak fujisol, kemudian digosokan pada permukaan gambar di atas screen.
9.         Dilakukan pencetakan awal di atas kertas kotor, setelah hasilnya bersih baru diulangi mencetak pada stiker dan kantong plastik sampai bahan cetakan selesai dicetak semua.

Membersihkan sreen
1.         Sisa tinta pada screen dibersihkan dengan menggunkan fujisol, saput dengan rakel, kemudian dikembalikan ke dalam kaleng.
2.         Gosok sekali lagi dengan dengan kapas dan cairan fujisol, kemudian ditambahkan sedikit deterjen dan digosok lagi sampai bersih.
3.         Bilas dengan air bersih sampai noda tinta hilang.
4.         Dengan menggunakan kuas, disapukan sedikit ulano 5 (cairan penghapus) pada permukaan screen.
5.         Didiamkan selama 3 menit.
6.         Lalu dibilas dengan air bersih sampai noda cetakan hilang dari permukaan screen.
7.         Screen dijemur sampai kering dan disimpan untuk dapat digunakan kembali dengan cetakan baru





























BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.            Hasil

3.2.            Pembahasan
Praktikum ini mengenalkan teknik sablon dan seluruh peralatan pendukungnya. Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan sablon seperti diatas. Pengerjaan batik dilakuakan dengan menyiapkan bahan kemudian membuat konsep gambar dasarnya. Gambar yang akan disablon pada praktikum ini adalah logo Unib. Langkah kedua dilakukan pemindahan gambar sehingga gambar tercetak dalam tempat sablon. Tahapan berikutnya pencetakan pada media sablon. Media yang digunakan adalah kertas kalender. Pembuatan sablon ini setelah seluruh mahasiswa mencetak maka dilakukan pembersihan pada media sablon, sehingga media pencetakan bersih kembali.
Pembuatan master sablon dilakukan sebelumnya, sehingga dalam kata lain master sablon telah ditentukan.  Master sablon pada praktikum ini telah ditentukan berupa logo Unib. Hal ini dilakukan agar lebih cepat dalam pengerjaannya. Hal lain yang dipertimbangkan adalah adanya keseragaman logo yang akan disablon oleh para parktikan tersebut. Logo yang akan dibuat master sablon pada paraktikum ini telah dicetak pada kertas A4.
Tahapan ketiga dalam paraktikum penyablonan adalah pemindahan master ke screen. Pemindahan master sabloon dilakukan pada ruang yang remang. Hal ini dilakukan agar hasilnya sempurna, sebab jika dilakukan pada ruang dengan cahaya yang terang maka tidak akan tebentuk gambarnya secara sempurna ketika dicetak pada media. Perlakuan dengan gelap ini dilakukan saat penempelan master sablon. Perlakuan selanjutnya dilakukan pemasaan dibawah sinar matahari. Lama penyinaran pada perlakuan ini bergantung pada intensitas cahaya tersebut. Warna yang gelap pada logo akan menyebabkan warna pelapis pada screen lepas, sedang warna putih akan menyebabkan pelapis screen tetap berada pada screen selanjutnya hal ini akan menjadikan seperti hasil ketika dicetak.
Pencetakan pada media dilakukan setelah master telah berada pada screen secara sempurna. Pencetakan dilakukan secara bergilir antar anggota kelompok dengan bimbingan dosen. Perhatian yang paling mendasar adalah teknik pencetakan yang dilakukan oleh mahasiswa. Perhatian ini diharapkan para praktikan dapat memahami dengan baik tata cara melakukan sablon. Dengan demikian diharapkan para praktikan dapat mengusahakan produksi sablon secara baik dan sesuai prosedur. Praktikum ini setiap praktikan diwajibkan mencetak 3 lambang pada kertas yang telah ditentukan sebelumnya.
Pembersihan screen dilakukan setelah seluruh kegiatan pencetakan selesai. Pembersihan ini dilakukan dengan membersihkan sisa sisa tinta pada screen. Hal ini dilakukan agar seluruh bahan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan lain adalah perawatan screen agar dapat bertahan lebih lama. Prosedur pembersihan adalah seperti diatas. Pembersihan ini harus dilakukan setiap selesai melakukan sablon agar screen tidak ditumbuhi jamur.















BAB IV
PENUTUP
4.1.            Kesimpulan
Pengatahuan akan teknik teknik percetakan terutama sablon sangat beramanfaat bagi mahasiswa. Hal ini dapat kita manfaatkan berdasarkan peluang usahanya, sebab pada dasarnya penyablonan ini masih minim dikembangkan oleh para masyarakat. Hal ini merupakan suatu peluang usaha yang sangat mengiaurkan keuntungannya jika kita usahakan dengan sunggu-sungguh.
Ketrampilan dalam pembuatan sablon senbenarnya dapat dilatih. Salah satu teknik dalam pelatihan ketrampilan sablon adalah dengan melakukan praktikum. Praktikum ini sebernarnya selain dalam rangka pelatihan juga untuk memerkenalakn lebih mendalam tentang sablon tersebut.
Analisis usaha sablon dapat kita hitung melalui kebutuhan material dengan hasil yang kita peroleh dari usaha sablon. Nilai keuntungan sablon dapat kita katakan layak diusahakan jika nilainya lebih dari 1. Hal ini didasarkan atas analisis ekonomi yang telah diprelajari bahwa suatu barang atau usaha dikatakan layak jika telah memenuhi nilai tersebut.

4.2.            Saran
Saran yang dapat saya sampaikan sebaiknya dalam praktikum dilaksanakan secara runtut sehingga menghasilkan produk yang lebih maksimal kwalitasnya. Penjelasan kepada mahasiswa sebaiknya dilakukan lebih mendetail lagi sehingga mahasiswa dapat melaksanakan prosdur secara benar dan tidak terjaidi keslahan lagi.













DAFTAR PUSTAKA
Agus, I. 1994, Pedoman Cetal Sablon. Solo: Cv. Aneka Solo.
Fitrihana, Noor .1986. Sejarah Industri Batik Indonesia, Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik.
Ismadi.1995. Desain Kerajinan Tekstil. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Nusantara, Guntur, 2004. Panduan Praktis Cetak Sablon. Jakarta: Kawan Pustaka.
Ruzali, Nanang, 1987. Merencana Tekstil. Surakarta: UNS.
Sutarmo, dkk. 1995, Teknik Cetak Saring, SMT Grafika Desa Putra, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar