LAPORAN
PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
ACARA
V
KERAGAMAN
GENOTIPE DAN HERITABILITAS
Nama : Rahmad Setiawan
NPM : E1J013062
Prodi : Agroekoteknologi
Hari tanggal : Senin, 20 April 2015
Co’as : Oktavia Rahmayanti
Dosen : Helfi Eka Saputra, S.P.,M.Si.
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Keragaman
genetik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha pemuliaan tanaman. Dengan adanya keragaman genetik dalam
suatu populasi berarti terdapat variasi nilai genotip antar individu dalam
populasi tersebut (Sofiari dan Kirana, 2009). Sujiprihati et al. (2003)
menyatakan bahwa keanekaragaman populasi tanaman memiliki arti penting dalam
pemuliaan tanaman. Usaha perbaikan genetik tanaman cabai memerlukan adanya
plasma nutfah dengan keragaman genetik yang luas. Syukur et al. (2012)
menyatakan langkah awal bagi setiap program pemuliaan tanaman adalah koleksi
berbagai genotip yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan
genotip yang diinginkan atas dasar pemuliaan tanaman. Koleksi berbagai genotip
atau plasma nutfah dapat berasal dari plasma nutfah lokal maupun introduksi.
karakter
unggul diketahui keragaman fenotip dan parameter genetik yang digunakan sebagai
pengukur potensi genetik, antara lain adalah koefisien keragaman genetik dan
nilai heritabilitas. Nilai koefisien keragaman genetik dapat memberi informasi
mengenai keragaman genetik dari suatu tanaman sehingga dapat diketahui tingkat
keluasan dalam pemilihan genotipe harapan. Heritabilitas merupakan gambaran
mengenai kontribusi genetik dan lingkungan terhadap suatu karakter yang
terlihat di lapang. (Surapto dan Kairudin, 2007).
Penetapkan metode
pemuliaan dan seleksi yang akan digunakan serta kapan seleksi akan dimulai,
perlu diketahui berapa besar keragaman genetik. Keragaman genetik sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu proses seleksi dalam program pemuliaan tanaman
(Poehlman and Sleeper, 1995). Selain itu, perlu juga diketahui nilai
heritabilitas karakterkarakter yang akan dijadikan target seleksi (Pinaria et
al., 1995).
1.2.
Tujuan
Mempelajari
cara penafsiran besarnya keragaman genotipe dan heritabilitas arti luas dari
karakter karakter tanaman.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Heritabilitas adalah
parameter genetik yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu genotipe dalam populasi tanaman dalam mewariskan
karakter yang dimilikinya atau suatu pendugaan yang mengukur sejauh mana
variabilitas penampilan suatu genotipe dalam populasi terutama yang disebabkan
oleh peranan faktor genetik (Poehlman dan Sleeper, 1995). Heritabilitas suatu
karakter penting diketahui, terutama untuk menduga besarnya pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta pemilihan lingkungan yang
sesuai untuk proses seleksi (Susanto dan Adie, 2005).
Keragaman adalah
perbedaan yang ditimbulkan dari suatu penampilan populasi tanaman. Keragaman genetik
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemuliaan tanaman. Adanya keragaman genetik dalam suatu populasi berarti terdapat
variasi nilai genotipe antar individu dalam populasi tersebut (Kusandriani dkk. 1990). Sumber keragaman
genetik didapat dari introduksi, persilangan, mutasi, atau melalui proses
transgenik. Hasil persilangan merupakan sumber keragaman yang umum dilakukan
dibandingkan menciptakan sumber keragaman dengan cara lainnya. Keragaman
menetukan efektifitas seleksi. Seleksi akan efektif apabila keragaman luas.
Selain keragaman, heritabilitas juga menetukan efektifitas suatu seleksi.
Heritabilitas merupakan suatu parameter genetik yang mengukur kemampuan suatu genotipe
dalam populasi tanaman untuk mewariskan karakteristik-karakteristik yang
dimiliki. Makin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat maka makin besar
pengaruhgenetiknya dibanding lingkungan (Poespadorsono,1988).
Untuk mengetahui apakah
keragaman luas ataupun sempit dilakukan dengan cara membandingkan ragam dengan
standar deviasinya (Wahdah, 1996). Apabila nilai ragam lebih besar dari dua
kali standar deviasi maka dinyatakan karakter yang diuji memiliki keragamani
yang luas. Menurut Mc.Whiter kriteria nilai duga heritabilitas adalah sebagai
berikut : heritabilitas tinggi apabila H > 5 ; heritabilitas sedang 0,2 <
H < 0,5 ; heritabilitas rendah H < 0,2.
BAB
III
METODOLOGI
3.1.
Alat
dan Bahan
Alat
Pengaris
Alat
tulis
Buku
catatan
Bahan
Tanaman
cabe
3.2.
Proserdur
Kerja
1. Pengamatan
dilakukan dengan mengukur indikator genotipe lebar daun, panjang daun, panjang
tangkai, jumlah daun.
2. Setiap
kelompok mengamati empat genotipe tanaman cabe dengan dua ulangan.
3. Hasil
pengamatan setiap kelompok disatukan sehingga didapat 16 genotipe yang diamati.
4. Mahasiswa
melakukan analisis genotipe berdasarkan indikator yang diamati.
5. Mahasiswa
melakukan perhitungan nilai heritabilitas masing masing indikator genotipe.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
|
Tabel 1. Lebar
daun
GENOTIPE
|
LEBAR DAUN
|
Jumlah
|
|
I
|
II
|
||
C6
|
7
|
5,9
|
12,9
|
C10
|
9,9
|
13
|
22,9
|
C12
|
10,8
|
10,9
|
21,7
|
C14
|
4,6
|
4,2
|
8,8
|
C21
|
6,6
|
6
|
12,6
|
C28
|
8
|
10
|
18
|
C30
|
8,9
|
8,1
|
17
|
C32
|
5
|
4,8
|
9,8
|
C35
|
6,5
|
5,5
|
12
|
C40
|
10
|
12
|
22
|
C42
|
6,5
|
4
|
10,5
|
C43
|
5
|
5
|
10
|
C47
|
6,1
|
5,5
|
11,6
|
C50
|
8,2
|
10,2
|
18,4
|
C68
|
5,5
|
6
|
11,5
|
C72
|
6,7
|
5,5
|
12,2
|
jumlah
|
231,9
|
|
GENOTIPE
|
PANJANG DAUN
|
jumlah
|
|||
I
|
II
|
||||
C6
|
13,8
|
10,7
|
24,5
|
||
C10
|
18,5
|
21,7
|
40,2
|
||
C12
|
18,2
|
17,4
|
35,6
|
||
C14
|
11
|
12
|
33
|
||
C21
|
14
|
16
|
40
|
||
C28
|
16,6
|
19
|
35,6
|
||
C30
|
14,3
|
13
|
27,3
|
||
C32
|
12
|
13
|
25
|
||
C35
|
17
|
14
|
31
|
||
C40
|
19
|
21
|
40
|
||
C42
|
14
|
12
|
26
|
||
C43
|
15
|
15
|
30
|
||
C47
|
13,5
|
11
|
24,5
|
||
C50
|
18,3
|
21
|
39,3
|
||
C68
|
12,5
|
16
|
28,5
|
||
C72
|
19,5
|
14,2
|
33,7
|
||
Jumlah
|
494,2
|
|
GENOTIPE
|
PANJANG TANGKAI
|
jumlah
|
|
I
|
II
|
||
C6
|
7
|
6
|
13
|
C10
|
5,5
|
6
|
11,5
|
C12
|
4,4
|
6
|
10,5
|
C14
|
5
|
5
|
10
|
C21
|
6
|
8
|
14
|
C28
|
2,5
|
5,5
|
8
|
C30
|
5
|
5
|
10
|
C32
|
6
|
6
|
12
|
C35
|
7
|
8,5
|
15,5
|
C40
|
5
|
6
|
11
|
C42
|
8
|
6
|
14
|
C43
|
6
|
5
|
11
|
C47
|
5,4
|
6,3
|
11,7
|
C50
|
4,5
|
4,5
|
9
|
C68
|
4,5
|
8
|
12,5
|
C72
|
5,4
|
4
|
9,4
|
Jumlah
|
183,1
|
|
GENOTIPE
|
JUMLAH DAUN
|
Jumlah
|
|
I
|
II
|
||
C6
|
42
|
29
|
71
|
C10
|
20
|
30
|
50
|
C12
|
21
|
16
|
37
|
C14
|
28
|
36
|
64
|
C21
|
61
|
63
|
124
|
C28
|
16
|
16
|
32
|
C30
|
25
|
22
|
47
|
C32
|
38
|
24
|
62
|
C35
|
46
|
28
|
74
|
C40
|
20
|
22
|
42
|
C42
|
33
|
37
|
70
|
C43
|
52
|
24
|
76
|
C47
|
10
|
12
|
22
|
C50
|
24
|
15
|
39
|
C68
|
16
|
21
|
37
|
C72
|
26
|
46
|
72
|
Jumlah
|
919
|
4.2.
Pembahasan
Keragaman
yang kami amati meliputi panjang daun, jumlah daun panjang daun dan panjang
tangkai daun. Genotipe lebar daun memiliki nilai heritabilitas 82,2%. Hal ini
berarti perbedaan lebar daun merupakan pengaruh genotipe. Penyebaran tanaman
berdasarkan hasil ini berarti persebarannya luas. Dengan demikian jika pada
daun genotipe lebih berperan dalam penentuan fenotipe lebar daun cabe. Pengaruh
lingkungan dengan presentase ini bisa di katakan tidak begitu berpengaruh.
Kegaman
pada indikator panjang daun memiki nilai heribilitas 66,2% yang berarti
persebaran cabe berdasarkan panjang daun tegolong luas. Berdasarkan indikator
ini maka perbedaan fenotipe yang tamapak lebih cenderung di pengaruhi oleh gen
dalam tanaman, pengaruh lingkungan pada indikator ini tidak begitu memberikan
pengaruh yang nyata dalam penampilan fenotipe.
Indikator
pengamatan panjang tangkai daun cabe memiliki hasil heritabilitas memilki nilai
23,1%. Hal ini berarti penyerbaran berdasarkan indikator tangkai daun tergolong
sedang, berarti pengaruh lingkungan dan genotipe berimbang. Hal ini berarti
perbedaan fenotipe yang nampak bergantung kelebihan masing masing faktor
tersebut jika lingkungan mendukung akan nampak bagus fenotipenya. Lingkungan
yang kurang mendukung akan berpengaruh nyata terhadap fenotipe yang nampak.
Pengamatan
jumlah daun memiliki nilai heritabilitas 28,2%, yang berarti penyebarannya
sedang. Hal ini berarti penampakan fenotipe yang nampak di pengaruhi oaleh
lingkungan dan genotipe tanaman tersebut. Hal ini pengaruh lingkungan sangat di
pertimbangkan dalam penentuan fenotipe.
BAB
V
PENUTUP
5.1.
Simpulan
Penentuan
keragaman dan heritabilitas di nilai berdasarkan empat indikator pengamatan.
Indikator lebar daun memiliki heritabilitas yang luas. Pengamatan panjang daun
memilki nilai indikator luas. Indikator panjang tangkai daun berheritabilitas
sedang. Pada indikator jumlah daun memiliki nilai yang sedang. Berdasarkan
empat indikator tersebut maka heritabilitas pada tanaman cabe lebih cenderung
tinggi dan luas penyebarannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kusandriani. Y. dan Permadi. 1990. Pemuliaan Tanaman Cabai.
Hal 28-35. Dalam: A. S. Duriat. W. W.Hadisoeganda. T. A. Soetiassa. dan L.
Prabaningrum (Eds). Teknologi Produksi Cabai Merah. BALITSA. Bandung.
Poehlman,
J. M. and D. A. Sleeper. 1995.Breeding
Field Crops. Iowa State University Press. USA.
Poespadorsono.
S. 1998. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. PAU Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Sofiari, E. dan R. Kirana. 2009. Analisis Pola Segregasi dan
Distribusi beberapa Karakter Cabai. Jurnal
Hortikultura Vol 19 (3) : 255 – 263.
Susanto,
G.W.A. dan M.M. Adie. 2005.Pendugaan
heritabilitas hasil dan componen hasil galur-galur kedelai di tiga lingkungan.
Prosiding Simposium PERIPI 5 – 7 Agustus 2004. hal : 119 – 125.
Syukur. M.. Sriani
Sujiprihati. Rahmi Yunianti. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahdah,
R. 1996. Variabilitas dan Pewarisan Laju
Akumulasi Bahan Kering PadaBiji Kedelai , (Disertasi). Program Pasca
Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung. 130 hlm.