Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: September 2015

Senin, 07 September 2015

Keragaman Genotipe Dan Heritabilitas/Pemuliaan Tanaman/RakhmatStw/UNIB

LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
ACARA V
KERAGAMAN GENOTIPE DAN HERITABILITAS



Nama                  : Rahmad Setiawan
NPM                   : E1J013062
Prodi                   : Agroekoteknologi
Hari tanggal        : Senin, 20 April 2015
Co’as                  : Oktavia Rahmayanti
Dosen                 : Helfi Eka Saputra, S.P.,M.Si.


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Keragaman genetik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pemuliaan tanaman. Dengan adanya keragaman genetik dalam suatu populasi berarti terdapat variasi nilai genotip antar individu dalam populasi tersebut (Sofiari dan Kirana, 2009). Sujiprihati et al. (2003) menyatakan bahwa keanekaragaman populasi tanaman memiliki arti penting dalam pemuliaan tanaman. Usaha perbaikan genetik tanaman cabai memerlukan adanya plasma nutfah dengan keragaman genetik yang luas. Syukur et al. (2012) menyatakan langkah awal bagi setiap program pemuliaan tanaman adalah koleksi berbagai genotip yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan genotip yang diinginkan atas dasar pemuliaan tanaman. Koleksi berbagai genotip atau plasma nutfah dapat berasal dari plasma nutfah lokal maupun introduksi.
karakter unggul diketahui keragaman fenotip dan parameter genetik yang digunakan sebagai pengukur potensi genetik, antara lain adalah koefisien keragaman genetik dan nilai heritabilitas. Nilai koefisien keragaman genetik dapat memberi informasi mengenai keragaman genetik dari suatu tanaman sehingga dapat diketahui tingkat keluasan dalam pemilihan genotipe harapan. Heritabilitas merupakan gambaran mengenai kontribusi genetik dan lingkungan terhadap suatu karakter yang terlihat di lapang. (Surapto dan Kairudin, 2007).
Penetapkan metode pemuliaan dan seleksi yang akan digunakan serta kapan seleksi akan dimulai, perlu diketahui berapa besar keragaman genetik. Keragaman genetik sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses seleksi dalam program pemuliaan tanaman (Poehlman and Sleeper, 1995). Selain itu, perlu juga diketahui nilai heritabilitas karakterkarakter yang akan dijadikan target seleksi (Pinaria et al., 1995).


1.2.            Tujuan
Mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman genotipe dan heritabilitas arti luas dari karakter karakter tanaman.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Heritabilitas adalah parameter genetik yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu genotipe  dalam populasi tanaman dalam mewariskan karakter yang dimilikinya atau suatu pendugaan yang mengukur sejauh mana variabilitas penampilan suatu genotipe dalam populasi terutama yang disebabkan oleh peranan faktor genetik (Poehlman dan Sleeper, 1995). Heritabilitas suatu karakter penting diketahui, terutama untuk menduga besarnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta pemilihan lingkungan yang sesuai untuk proses seleksi (Susanto dan Adie, 2005).
Keragaman adalah perbedaan yang ditimbulkan dari suatu penampilan populasi tanaman. Keragaman genetik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemuliaan tanaman. Adanya keragaman genetik dalam suatu populasi berarti terdapat variasi nilai genotipe antar individu dalam populasi tersebut (Kusandriani dkk. 1990). Sumber keragaman genetik didapat dari introduksi, persilangan, mutasi, atau melalui proses transgenik. Hasil persilangan merupakan sumber keragaman yang umum dilakukan dibandingkan menciptakan sumber keragaman dengan cara lainnya. Keragaman menetukan efektifitas seleksi. Seleksi akan efektif apabila keragaman luas. Selain keragaman, heritabilitas juga menetukan efektifitas suatu seleksi. Heritabilitas merupakan suatu parameter genetik yang mengukur kemampuan suatu genotipe dalam populasi tanaman untuk mewariskan karakteristik-karakteristik yang dimiliki. Makin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat maka makin besar pengaruhgenetiknya dibanding lingkungan (Poespadorsono,1988).
Untuk mengetahui apakah keragaman luas ataupun sempit dilakukan dengan cara membandingkan ragam dengan standar deviasinya (Wahdah, 1996). Apabila nilai ragam lebih besar dari dua kali standar deviasi maka dinyatakan karakter yang diuji memiliki keragamani yang luas. Menurut Mc.Whiter kriteria nilai duga heritabilitas adalah sebagai berikut : heritabilitas tinggi apabila H > 5 ; heritabilitas sedang 0,2 < H < 0,5 ; heritabilitas rendah H < 0,2.








BAB III
METODOLOGI
3.1.            Alat dan Bahan
Alat
Pengaris
Alat tulis
Buku catatan

Bahan
Tanaman cabe

3.2.            Proserdur Kerja
1.      Pengamatan dilakukan dengan mengukur indikator genotipe lebar daun, panjang daun, panjang tangkai, jumlah daun.
2.      Setiap kelompok mengamati empat genotipe tanaman cabe dengan dua ulangan.
3.      Hasil pengamatan setiap kelompok disatukan sehingga didapat 16 genotipe yang diamati.
4.      Mahasiswa melakukan analisis genotipe berdasarkan indikator yang diamati.
5.      Mahasiswa melakukan perhitungan nilai heritabilitas masing masing indikator genotipe.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.            Hasil
Fk =
Fk = = 1680,55
JK tot=185,81
Jk gen=169,15
Jk gal=16,65
sk
db
jk
kt

ulangan
1



genotipe
15
169,15
11,27
+
eror
15
16,65
1,11
total
31
185,81


         = 1,11
+
1,11+ 211,27
+
H  ==  X 100%=82,2%
 
Tabel 1. Lebar daun
GENOTIPE
LEBAR DAUN
Jumlah
I
II
C6
7
5,9
12,9
C10
9,9
13
22,9
C12
10,8
10,9
21,7
C14
4,6
4,2
8,8
C21
6,6
6
12,6
C28
8
10
18
C30
8,9
8,1
17
C32
5
4,8
9,8
C35
6,5
5,5
12
C40
10
12
22
C42
6,5
4
10,5
C43
5
5
10
C47
6,1
5,5
11,6
C50
8,2
10,2
18,4
C68
5,5
6
11,5
C72
6,7
5,5
12,2
jumlah
231,9

Fk =
Fk = = 7632,30
JK tot= 310,09
Jk gen= 257,68
Jk gal= 52,41
sk
db
jk
kt

ulangan
1



genotipe
15
257,68
17,17
+
eror
15
52,41
3,49
total
31
310,09





 
 


GENOTIPE
PANJANG DAUN
jumlah
I
II
C6
13,8
10,7
24,5
C10
18,5
21,7
40,2
C12
18,2
17,4
35,6
C14
11
12
33
C21
14
16
40
C28
16,6
19
35,6
C30
14,3
13
         = 3,49
+
3,49+ 217,17
+
H  ==  X 100%=66,2%
 
27,3
C32
12
13
25
C35
17
14
31
C40
19
21
40
C42
14
12
26
C43
15
15
30
C47
13,5
11
24,5
C50
18,3
21
39,3
C68
12,5
16
28,5
C72
19,5
14,2
33,7
Jumlah
494,2


Fk =
Fk = = 1047,675
JK tot=49,44
Jk gen=30,44
Jk gal=19,00
sk
db
jk
kt

ulangan
1



genotipe
15
30,44
2,02
+
eror
15
19,00
1,26
total
31
49,44


         = 1,26
+
1,26+ 22,02
+
H  ==  X 100%=23,1%
 
 


GENOTIPE
PANJANG TANGKAI
jumlah
I
II
C6
7
6
13
C10
5,5
6
11,5
C12
4,4
6
10,5
C14
5
5
10
C21
6
8
14
C28
2,5
5,5
8
C30
5
5
10
C32
6
6
12
C35
7
8,5
15,5
C40
5
6
11
C42
8
6
14
C43
6
5
11
C47
5,4
6,3
11,7
C50
4,5
4,5
9
C68
4,5
8
12,5
C72
5,4
4
9,4
Jumlah
183,1
Fk =
Fk = = 26392,53
JK tot=5676,46
Jk gen=4573,96
Jk gal=1102,5
sk
db
jk
kt

ulangan
1



genotipe
15
4573,46
104,89
+
eror
15
1102,5
73,5
total
31
5676,46


         = 73,5
+
73,5+ 2104,89
+
H  ==  X 100%=28,5%
 
GENOTIPE
JUMLAH DAUN
Jumlah
I
II
C6
42
29
71
C10
20
30
50
C12
21
16
37
C14
28
36
64
C21
61
63
124
C28
16
16
32
C30
25
22
47
C32
38
24
62
C35
46
28
74
C40
20
22
42
C42
33
37
70
C43
52
24
76
C47
10
12
22
C50
24
15
39
C68
16
21
37
C72
26
46
72
Jumlah
919


4.2.            Pembahasan
Keragaman yang kami amati meliputi panjang daun, jumlah daun panjang daun dan panjang tangkai daun. Genotipe lebar daun memiliki nilai heritabilitas 82,2%. Hal ini berarti perbedaan lebar daun merupakan pengaruh genotipe. Penyebaran tanaman berdasarkan hasil ini berarti persebarannya luas. Dengan demikian jika pada daun genotipe lebih berperan dalam penentuan fenotipe lebar daun cabe. Pengaruh lingkungan dengan presentase ini bisa di katakan tidak begitu berpengaruh.
Kegaman pada indikator panjang daun memiki nilai heribilitas 66,2% yang berarti persebaran cabe berdasarkan panjang daun tegolong luas. Berdasarkan indikator ini maka perbedaan fenotipe yang tamapak lebih cenderung di pengaruhi oleh gen dalam tanaman, pengaruh lingkungan pada indikator ini tidak begitu memberikan pengaruh yang nyata dalam penampilan fenotipe.
Indikator pengamatan panjang tangkai daun cabe memiliki hasil heritabilitas memilki nilai 23,1%. Hal ini berarti penyerbaran berdasarkan indikator tangkai daun tergolong sedang, berarti pengaruh lingkungan dan genotipe berimbang. Hal ini berarti perbedaan fenotipe yang nampak bergantung kelebihan masing masing faktor tersebut jika lingkungan mendukung akan nampak bagus fenotipenya. Lingkungan yang kurang mendukung akan berpengaruh nyata terhadap fenotipe yang nampak.
Pengamatan jumlah daun memiliki nilai heritabilitas 28,2%, yang berarti penyebarannya sedang. Hal ini berarti penampakan fenotipe yang nampak di pengaruhi oaleh lingkungan dan genotipe tanaman tersebut. Hal ini pengaruh lingkungan sangat di pertimbangkan dalam penentuan fenotipe.

























BAB V
PENUTUP
5.1.            Simpulan
Penentuan keragaman dan heritabilitas di nilai berdasarkan empat indikator pengamatan. Indikator lebar daun memiliki heritabilitas yang luas. Pengamatan panjang daun memilki nilai indikator luas. Indikator panjang tangkai daun berheritabilitas sedang. Pada indikator jumlah daun memiliki nilai yang sedang. Berdasarkan empat indikator tersebut maka heritabilitas pada tanaman cabe lebih cenderung tinggi dan luas penyebarannya.



























DAFTAR PUSTAKA
Kusandriani. Y. dan Permadi. 1990. Pemuliaan Tanaman Cabai. Hal 28-35. Dalam: A. S. Duriat. W. W.Hadisoeganda. T. A. Soetiassa. dan L. Prabaningrum (Eds). Teknologi Produksi Cabai Merah. BALITSA. Bandung.
Poehlman, J. M. and D. A. Sleeper. 1995.Breeding Field Crops. Iowa State University Press. USA.
Poespadorsono. S. 1998. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. PAU Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sofiari, E. dan R. Kirana. 2009. Analisis Pola Segregasi dan Distribusi beberapa Karakter Cabai. Jurnal Hortikultura Vol 19 (3) : 255 – 263.
Susanto, G.W.A. dan M.M. Adie. 2005.Pendugaan heritabilitas hasil dan componen hasil galur-galur kedelai di tiga lingkungan. Prosiding Simposium PERIPI 5 – 7 Agustus 2004. hal : 119 – 125.
Syukur. M.. Sriani Sujiprihati. Rahmi Yunianti. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahdah, R. 1996. Variabilitas dan Pewarisan Laju Akumulasi Bahan Kering PadaBiji Kedelai , (Disertasi). Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung. 130 hlm.