LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA
3
HUKUM
MENDEL II
RAHMAD
SETIAWAN
Shift:
B.2. Senin (10:00-12:00)
Kelompok
2
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Salah satu
ciri makluk hidup adalah berkembang biak dengan masing masing berbeda cara
namun tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan jenisnya. Dalam dunia
tumbuhan salah satu cara berkembang biaak adalah dengan melakukan persilangan.
Persilangan alami makluk hidup di alam ini tentu beraneka ragam dan
memungkinkan suatu tumbuhan yang dalam satu spesies yang memiliki satu sifat
beda melakukan persilangan alami, bahkan dalam kenyataan di alam sangat mungkin
suatu tumbuhan yang memiliki dua sifat beda
melakukan persilangan. Persilangan dengan dua sifat beda tentu saja akan
menghasilkan keturunan yang cukup bervariasi dari alel induknya sehingga pada
persilangan dengan dua sifst beda akan menghasilkan suatu individu yang
heterosigot dominan, heterozigot resesif, homozigot dominan, dan homo zigot
resesif(Angga,2012)
Hukum
mendel II dikenal pula sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara
Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas
dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak
berpengaruh pada gen yang lain yang bukan termasuk alelnya (Syamsuri, 2004).
Pembuktian tentang teori ini di lakukan oleh george
mendel pada kacang erchis dengan mengamati F2 pada persilangan dua sifat beda.
Dari percobaan ini mendapat suatu kesimpulan yang dikenal sebagai hukum mendel II atau dikenal dengan
The Law of Independent assortmen of genesatau .
dimana dalam hukum ini di jelasakan bahwa Pengelompokan
Gen Secara Bebas dinyatakan
bahwa selama pembentukan
gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini
dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2
individu yang memiliki satu ataulebih karakter yang berbeda. Monohibrid
adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan dihibrid adalah hibrid dengan 2
sifat beda, akan menghasilakn perbandingan 9:3:3:1. Fenotipe adalah
penampakan/ perbedaan sifat dari suatu
individu tergantung dari susunan genetiknya yang dinyatakan dengan kata- kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk,
rasa, dsb). Genotif adalah susunan genetik dari suatu inidividu
yang ada hubungannya dengan fenotipe; biasanya dinyatakan dengan
simbol/tanda huruf (Suryo. 1992)
1.2
Tujuan Pratikum
Menentukan
dan membuktikan perbandingan fenitipe menurut hukum Mandel pada persilangan dengan
dua sifat beda (dihibrida)
BAB II
BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan dan Alat
Alat:
Ø Dua buah stoples
Bahan
Ø Kacing genetik 4 warna
(masing-masing delapan pasang)
2.2 Cara
Kerja
1. Mengambil sepasang gen merah, putih,
kuning dan hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B) membawa sifat untuk bentuk
biji bulat dan dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji
keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji
kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat untuk warna biji
hijau.
2. Membuka pasangan gen diatas.
Mengumpamakan sebagai pemisahan gen pada saat pembentukan gamet dari kedua
induk. Mengasumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara acak.
3. Menentukan kombinasi genotipe yang
terbentuk pada F1.
4. Membuat pasangan model gen untuk
meneruskan macam gamet yang terbentuk pada F1. Harus diingat bahwa 1
pasang model gen diangap satu macam gamet.
5. Membuat model gamet yang sama
seperti diatas (langkah 4) masing-masing 16.
6. memasukkan delapan pasang dari
masing – masing pasangan model gen kedalam stoples I dan 8 pasang lagi ke
stoples II. Mengocok atau mengaduk sehingga bercampur dengan baik.
7. Secara serentak dan acak, mengambil
model gamet dari masing – masing pasangan model gen dan memasukkan kedalam
stoples tersebut, lalu memasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
8. Mencatat hasil kombinasi yang
didapatkan. Bila dari stoples I terambil model gen (gamet) pasangan
putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi
genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
9. Mengembalikan pasangan yang terambil
ke stoples masing – masing dan lakukan pengambilan sebanyak 32x dan 64x
BAB
III
HASIL
Tabel.1 Hasil percobaan Hukum Mendel II
Fenotipe
|
Genotipe
|
Frekuensi genotipe
|
Rasio Fenotipe
|
||
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
||
Bulat-Kuning
|
BBKK
|
2
|
4
|
20
|
37
|
BBKk
|
4
|
10
|
|||
BbKK
|
5
|
9
|
|||
BbKk
|
9
|
14
|
|||
Bulat-Hijau
|
BBkk
|
3
|
3
|
5
|
11
|
Bbkk
|
2
|
8
|
|||
Keriput-Kuning
|
bbKK
|
2
|
3
|
5
|
13
|
bbKk
|
3
|
10
|
|||
Keriput-Hijau
|
bbkk
|
2
|
3
|
2
|
3
|
Total
|
32
|
64
|
32
|
64
|
Tabel.2 Perhitungan X2 Hukum Mendel II
FENOTIPE
|
PENGAMATAN (O)
|
HARAPAN
(E) |
DEVIASI
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
|||||
32
|
64
|
32
|
64
|
32
|
64
|
32
|
64
|
32
|
64
|
|
Bulat
Kuning
|
20
|
37
|
18
|
36
|
2
|
1
|
4
|
1
|
0,22
|
0,02
|
Bulat
Hijau
|
5
|
11
|
6
|
12
|
-1
|
-1
|
1
|
1
|
0,16
|
0,08
|
Keriput
Kuning
|
5
|
13
|
6
|
12
|
-1
|
1
|
1
|
1
|
0.16
|
0,08
|
Keriput
Hijau
|
2
|
3
|
2
|
4
|
0
|
-1
|
0
|
1
|
0
|
0,25
|
TOTAL
|
32
|
64
|
32
|
64
|
0
|
0
|
6
|
4
|
0,54
|
0,43
|
Kimpulan:
Percobaan diatas tergolong Bagus sebab X2 < 5,99
BAB
IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan
praktikum acara 3 mengamati persilangan dihibrid yaitu antara bentuk dan warna
biji. Simbolik bentuk mengunakan kancing warna
merah sebagai gen bulat (B) dominan terhadap pembawa sifat untuk biji
keriput yang di simbolikan dengan kancing warna putih(b). Sedangkan simbolik
untuk warna biji kami simbolikan kancing warna kuning sebagai gen pembawa warna
kuning(K) dan memiliki sifat dominan terhadap pembawa sifat untuk warna biji hijau yang kami
simbolikan dengan kancing warna hijau sebagai gen k.
Tetua pada
percobaan hukum mendel II adalah tanaman yang memiliki sifat bulat kuning(BBKK)
di silangkan dengan tanaman yang memiliki sifat fenotipe keriput hijau(bbkk)
sehingga pada F1 menghasilkan suatu keturunan yang beralel BbKk, dari F1
kemudian kami lakukan persilangan dengan tanaman yang memiliki jenis alel yang
sama, dengan dua kali ulangan percobaan. Adapun jumlah titik sample pada
ulangan pertama berjumlah 32 dan pada ulangan yang kedua berjumlah 64.
Hasil
percobaan pertama dengan titik sample 32x diperoleh data bahwa F2 yang memiliki
fenotipe bulat kuning adalah sebanyak 20 tanaman, tanaman yang berfenotipe
bulat hijau ada 5 tanaman, sedangkan pada tanaman yang berfenotipe kisut kuning
pada percobaan pertama terdapat sebanyak 5 tanaman dan yang memiliki alel
homozigot resesif atau kisut hijau sebanyak 2 tanaman saja. Adapun rasio
harapan fenotipe F2 pada percobaan ini adalah 18 tanaman bulat kuning, 6
tanaman berfenotipe bulat hijau, 6 tanaman kisut kuning, dan 2 tanaman lainnya
kisut hijau. Setelah kita bandingan antara hasil percobaan dengan harapan yang
terjadi pada F2 maka kita mendapat deviasi pada beberapa data tersebut. Adapun
deviasi pada bulat kuning adalah 2, fenotipe biji bulat hijau terdapat deviasi
-1, selanjutnya pada biji kisut kuning terdapat deviasi -1 dan pada alel yang
homozigot resesif deviasinya 0. Berdasarkan data deviasi tersebut maka pada percobaan
pertama mendapatkan nilai X2 sebesar 0,54, maka percobaan pertama
dapat dinyatakan bagus karena lebih kecil dari standar penyimpangan pada
percobaan dengan dua sifat beda yaitu sebesar 5,99.
Data pada percobaan kedua dengan titik sample 64x diperoleh data bahwa
F2 yang memiliki fenotipe bulat kuning adalah sebanyak 37 tanaman, tanaman yang
berfenotipe bulat hijau ada 11 tanaman, sedangkan pada tanaman yang berfenotipe
kisut kuning pada percobaan kedua terdapat sebanyak 13 tanaman dan yang
memiliki alel homozigot resesif atau kisut hijau sebanyak 3 tanaman saja.
Adapun rasio harapan fenotipe F2 pada percobaan ini adalah 36 tanaman bulat
kuning, 12 tanaman berfenotipe bulat hijau, 12 tanaman kisut kuning, dan 4
tanaman lainnya kisut hijau. Setelah kita bandingan antara hasil percobaan
dengan harapan yang terjadi pada F2 maka kita mendapat deviasi pada beberapa
data tersebut. Adapun deviasi pada bulat kuning adalah 1, fenotipe biji bulat
hijau terdapat deviasi -1, selanjutnya pada biji kisut kuning terdapat deviasi 1
dan pada alel yang homozigot resesif deviasinya -1. Berdasarkan data deviasi
tersebut maka pada percobaan kedua mendapatkan nilai X2 sebesar 0,43,
maka percobaan kedua dapat dinyatakan bagus karena lebih kecil dari standar
penyimpangan pada percobaan dengan dua sifat beda yaitu sebesar 5,99.
Berdasarkan
dua pengulangan percobaan dan angka X2 lebih kecil dari standar
penyimpangan percobaan, maka deviasi pada beberapa percobaan pengambilan diatas
dianggap normal dan dapat dimungkinkan terjadi dialam karena adanya faktor
lingkungan tumbuh suatu spesies atau adanya mutasi gen dan ketridak berhasilan
translasigen memungkinkan pula terjadinya deviasi-deviasi diatas
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Hukum
Mendel dua berhubungan dengan persilangan dengan dua sifat beda dengan
perbandingan fenotipe 9:3:3:1. Berdasarkan rumus tersebut percobaan dengn titik
sampel 32 terjadi perbandingan 20:5:5:2, sedangkan pada percobaan dengan titik
sampel sebanyak 64 terjadi perbandingan 37:11:13:3. Dari dua kali percobaan
tersebut maka hukum mendel terbukti terjadi karena pada dua percobaan tersebut
telah membuktikan bahwa pada fenotif F2 memiliki perbandingan 9:3:3:1.
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan
cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan
utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir
Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan
yang ada saat praktikum
JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan:
1.
Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari
persilangan tersebut?
Ada sembilan macam
yaitu, BBKK, BBKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk dan bbkk.
2.
Tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh!
9 : 3 : 3 : 1.
3.
Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan
diatas dengan kejadian di alam nyata?
Misalnya untuk
memperoleh tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah banyak, maka
disilangkanlah tanaman yang rasanya asam dan berbauh lebat dengan tanaman yang
rasanya manis dan berbuah sedikit. Sehingga F2 yang terbentuk
diharapkan tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah lebat.
DAFTAR PUSTAKA
Angga,2012. Hukum Mendel II. http://samudra-fox.blogspot.com/2009/05/hukum-mendel-1.html (di akses 26 maret 2014)
Syamsuri,istamar dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga
Suryo.1992. Genetika
Strata. Yogyakarta : UGM Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar