Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: hukum mendel II/genetika/UNIB/rakhmat_stw/

Rabu, 23 April 2014

hukum mendel II/genetika/UNIB/rakhmat_stw/


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 3
HUKUM MENDEL II



RAHMAD SETIAWAN



Shift: B.2. Senin (10:00-12:00)
Kelompok 2


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Salah satu ciri makluk hidup adalah berkembang biak dengan masing masing berbeda cara namun tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan jenisnya. Dalam dunia tumbuhan salah satu cara berkembang biaak adalah dengan melakukan persilangan. Persilangan alami makluk hidup di alam ini tentu beraneka ragam dan memungkinkan suatu tumbuhan yang dalam satu spesies yang memiliki satu sifat beda melakukan persilangan alami, bahkan dalam kenyataan di alam sangat mungkin suatu tumbuhan yang memiliki dua sifat beda  melakukan persilangan. Persilangan dengan dua sifat beda tentu saja akan menghasilkan keturunan yang cukup bervariasi dari alel induknya sehingga pada persilangan dengan dua sifst beda akan menghasilkan suatu individu yang heterosigot dominan, heterozigot resesif, homozigot dominan, dan homo zigot resesif(Angga,2012)
Hukum mendel II dikenal pula sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen yang lain yang bukan termasuk alelnya (Syamsuri, 2004).
Pembuktian tentang teori ini di lakukan oleh george mendel pada kacang erchis dengan mengamati F2 pada persilangan dua sifat beda. Dari percobaan ini mendapat suatu kesimpulan yang dikenal sebagai hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genesatau . dimana dalam hukum   ini di jelasakan bahwa Pengelompokan   Gen   Secara   Bebas dinyatakan   bahwa   selama  pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan  gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid,  yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu ataulebih karakter yang berbeda.  Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat  beda, akan menghasilakn perbandingan 9:3:3:1. Fenotipe adalah penampakan/ perbedaan  sifat dari suatu individu tergantung dari susunan genetiknya yang dinyatakan dengan kata- kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb). Genotif adalah susunan genetik  dari suatu inidividu yang ada hubungannya dengan fenotipe; biasanya dinyatakan dengan  simbol/tanda huruf (Suryo. 1992)

1.2              Tujuan Pratikum
Menentukan dan membuktikan perbandingan fenitipe menurut hukum Mandel pada persilangan dengan dua sifat beda (dihibrida)
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

2.1   Bahan dan Alat
Alat:
Ø  Dua buah stoples

Bahan
Ø  Kacing genetik 4 warna (masing-masing delapan pasang)

2.2    Cara Kerja
1.      Mengambil sepasang gen merah, putih, kuning dan hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B) membawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat untuk warna biji hijau.
2.      Membuka pasangan gen diatas. Mengumpamakan sebagai pemisahan gen pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Mengasumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara acak.
3.      Menentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1.
4.      Membuat pasangan model gen untuk meneruskan macam gamet yang terbentuk pada F1. Harus diingat bahwa 1 pasang model gen diangap satu macam gamet.
5.      Membuat model gamet yang sama seperti diatas (langkah 4) masing-masing 16.
6.      memasukkan delapan pasang dari masing – masing pasangan model gen kedalam stoples I dan 8 pasang lagi ke stoples II. Mengocok atau mengaduk sehingga bercampur dengan baik.
7.      Secara serentak dan acak, mengambil model gamet dari masing – masing pasangan model gen dan memasukkan kedalam stoples tersebut, lalu memasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
8.      Mencatat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila dari stoples I terambil model gen (gamet) pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
9.      Mengembalikan pasangan yang terambil ke stoples masing – masing dan lakukan pengambilan sebanyak 32x dan 64x
BAB III
HASIL

Tabel.1  Hasil percobaan Hukum Mendel II
Fenotipe
Genotipe
Frekuensi genotipe
Rasio Fenotipe
32x
64x
32x
64x
Bulat-Kuning
BBKK
2
4
20
37
BBKk
4
10
BbKK
5
9
BbKk
9
14
Bulat-Hijau
BBkk
3
3
5
11
Bbkk
2
8
Keriput-Kuning
bbKK
2
3
5
13
bbKk
3
10
Keriput-Hijau
bbkk
2
3
2
3
Total
32
64
32
64


Tabel.2  Perhitungan X2 Hukum Mendel II
FENOTIPE
PENGAMATAN (O)
HARAPAN
(E)
DEVIASI
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2

32
64
32
64
32
64
32
64
32
64
Bulat Kuning
20
37
18
36
2
1
4
1
0,22
0,02
Bulat Hijau
5
11
6
12
-1
-1
1
1
0,16
0,08
Keriput Kuning
5
13
6
12
-1
1
1
1
0.16
0,08
Keriput Hijau
2
3
2
4
0
-1
0
1
0
0,25
TOTAL
32
64
32
64
0
0
6
4
0,54
0,43

Kimpulan: Percobaan diatas tergolong Bagus sebab X2 < 5,99

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum acara 3 mengamati persilangan dihibrid yaitu antara bentuk dan warna biji. Simbolik bentuk mengunakan kancing warna  merah sebagai gen bulat (B) dominan terhadap pembawa sifat untuk biji keriput yang di simbolikan dengan kancing warna putih(b). Sedangkan simbolik untuk warna biji kami simbolikan kancing warna kuning sebagai gen pembawa warna kuning(K) dan memiliki sifat dominan terhadap  pembawa sifat untuk warna biji hijau yang kami simbolikan dengan kancing warna hijau sebagai gen k.
Tetua pada percobaan hukum mendel II adalah tanaman yang memiliki sifat bulat kuning(BBKK) di silangkan dengan tanaman yang memiliki sifat fenotipe keriput hijau(bbkk) sehingga pada F1 menghasilkan suatu keturunan yang beralel BbKk, dari F1 kemudian kami lakukan persilangan dengan tanaman yang memiliki jenis alel yang sama, dengan dua kali ulangan percobaan. Adapun jumlah titik sample pada ulangan pertama berjumlah 32 dan pada ulangan yang kedua berjumlah 64.
Hasil percobaan pertama dengan titik sample 32x diperoleh data bahwa F2 yang memiliki fenotipe bulat kuning adalah sebanyak 20 tanaman, tanaman yang berfenotipe bulat hijau ada 5 tanaman, sedangkan pada tanaman yang berfenotipe kisut kuning pada percobaan pertama terdapat sebanyak 5 tanaman dan yang memiliki alel homozigot resesif atau kisut hijau sebanyak 2 tanaman saja. Adapun rasio harapan fenotipe F2 pada percobaan ini adalah 18 tanaman bulat kuning, 6 tanaman berfenotipe bulat hijau, 6 tanaman kisut kuning, dan 2 tanaman lainnya kisut hijau. Setelah kita bandingan antara hasil percobaan dengan harapan yang terjadi pada F2 maka kita mendapat deviasi pada beberapa data tersebut. Adapun deviasi pada bulat kuning adalah 2, fenotipe biji bulat hijau terdapat deviasi -1, selanjutnya pada biji kisut kuning terdapat deviasi -1 dan pada alel yang homozigot resesif deviasinya 0. Berdasarkan data deviasi tersebut maka pada percobaan pertama mendapatkan nilai X2 sebesar 0,54, maka percobaan pertama dapat dinyatakan bagus karena lebih kecil dari standar penyimpangan pada percobaan dengan dua sifat beda yaitu sebesar 5,99.
   Data pada percobaan kedua  dengan titik sample 64x diperoleh data bahwa F2 yang memiliki fenotipe bulat kuning adalah sebanyak 37 tanaman, tanaman yang berfenotipe bulat hijau ada 11 tanaman, sedangkan pada tanaman yang berfenotipe kisut kuning pada percobaan kedua terdapat sebanyak 13 tanaman dan yang memiliki alel homozigot resesif atau kisut hijau sebanyak 3 tanaman saja. Adapun rasio harapan fenotipe F2 pada percobaan ini adalah 36 tanaman bulat kuning, 12 tanaman berfenotipe bulat hijau, 12 tanaman kisut kuning, dan 4 tanaman lainnya kisut hijau. Setelah kita bandingan antara hasil percobaan dengan harapan yang terjadi pada F2 maka kita mendapat deviasi pada beberapa data tersebut. Adapun deviasi pada bulat kuning adalah 1, fenotipe biji bulat hijau terdapat deviasi -1, selanjutnya pada biji kisut kuning terdapat deviasi 1 dan pada alel yang homozigot resesif deviasinya -1. Berdasarkan data deviasi tersebut maka pada percobaan kedua mendapatkan nilai X2 sebesar 0,43, maka percobaan kedua dapat dinyatakan bagus karena lebih kecil dari standar penyimpangan pada percobaan dengan dua sifat beda yaitu sebesar 5,99.
Berdasarkan dua pengulangan percobaan dan angka X2 lebih kecil dari standar penyimpangan percobaan, maka deviasi pada beberapa percobaan pengambilan diatas dianggap normal dan dapat dimungkinkan terjadi dialam karena adanya faktor lingkungan tumbuh suatu spesies atau adanya mutasi gen dan ketridak berhasilan translasigen memungkinkan pula terjadinya deviasi-deviasi diatas






















BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
           
Hukum Mendel dua berhubungan dengan persilangan dengan dua sifat beda dengan perbandingan fenotipe 9:3:3:1. Berdasarkan rumus tersebut percobaan dengn titik sampel 32 terjadi perbandingan 20:5:5:2, sedangkan pada percobaan dengan titik sampel sebanyak 64 terjadi perbandingan 37:11:13:3. Dari dua kali percobaan tersebut maka hukum mendel terbukti terjadi karena pada dua percobaan tersebut telah membuktikan bahwa pada fenotif F2 memiliki perbandingan 9:3:3:1.

5.2   Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum
















JAWABAN PERTANYAAN

Pertanyaan:
1.             Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut?
Ada sembilan macam yaitu, BBKK, BBKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk dan bbkk.

2.             Tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh!
9 : 3 : 3 : 1.

3.             Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata?
Misalnya untuk memperoleh tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah banyak, maka disilangkanlah tanaman yang rasanya asam dan berbauh lebat dengan tanaman yang rasanya manis dan berbuah sedikit. Sehingga F2 yang terbentuk diharapkan tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah lebat.




















DAFTAR PUSTAKA


Angga,2012. Hukum Mendel II. http://samudra-fox.blogspot.com/2009/05/hukum-mendel-1.html (di akses 26 maret 2014)
Syamsuri,istamar dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga
Suryo.1992. Genetika Strata. Yogyakarta : UGM Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar