LAPORAN
PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN
ACARA
4
PENINGKATAN
KEMAMPUAN PRODUKSI BARANG ATAU JASA KOMERSIL BERDASARKAN IPTEK
Nama : Rahmad Setiawan
NPM : E1J013062
Coas : Yesi
Dosen : Dr.
Ir.Hendri Bustamam, MS
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Dasar
Teori
Persaingan sangat
penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Oleh karena itu persaingan
menentukan kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk berprestasi, seperti
inovasi, budaya, atau implementasi yang baik. Strategi bersaing merupakan upaya
mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu industri, karena
fundamental di mana persaingan berlangsung. Tiga macam strategi generik yaitu
keunggulan biaya, diferensial, dan fokus. Faktor lain yang juga berperan
penting terhadap kinerja keuangan dalam situasi persaingan bisnis yang ketat
adalah strategi bisnis yang tepat. Di dalam organisasi yang berorientasi
pembelajaran, akan berkembang pengetahuan baru
dan pemahaman baru yang secara potensial akan mempengaruhi
perilaku(Porter, 1992).
Memasuki dunia wirausaha, seorang
pengusaha harus mempunyai produk yang bisa dipasarkan sebagai objek masuknya pendaptan. Produk yang ditawarkan
tidak hanya dalam bentuk barang dagangan, tetapi bisa dalam bentuk lain yaitu
penjulanan jasa baik pengolahan, konsultasi, distribusi, pengemasan dan
lain-lain.(Tim, 2015)
Hasil
penelitian melalui skripsi atau penelitian dosen banyak menghasilkan produksi
barang atau jasa yang bernilai komersil. Beberapa produk yang dapat
dikembangkan untuk program studi Agronomi antara lain produksi benih atau bibit
unggul, pembuatan pupuk organic dan pupuk lengkap, budidaya tanaman
hortikultura, pangan atau pekebunan, dan pelayanan jasa /teknologi. .(Tim,
2015)
Program studi ilmu tanah dapat memproduksi pupuk
organic atau anorganik berdasarkan kajian ilmu kesuburan tanah, pupuk dan
pemupukan, atau biologi tanah. Bagi program IHPT dapat mengembangkan
pemeliharaan serangga bermanfaat, mikroba antagonis, biopeptisida, dan pupuk
organic bermikroba.(Tim, 2015)
Studi kasus Vickery, et.
al. (1993) dalam penelitiannya mengembangkan suatu model yang menunjukkan
adanya hubungan yang positif antara kemampuan produksi (production
competence) dan kinerja keuangan (financial performance). Penelitian
tersebut dilakukan pada industri perabot rumah tangga atau mebel. Menurut
Miller dan Hayslip (1989), strategi manufacturing yang diformulasikan untuk
meningkatkan kemampuan manufacturing yang fundamental dan mendukung strategi
bisnis dan strategi perusahaan.
1.2.
Tujuan
Praktikum
Ø Meningkatkan
kemampuan produksi produk komersil
Ø Meningkatkan
kreatifitas dan inovasi pengembangan produk dari hasil pertanian
BAB
II
METODOLOGI
2.1.
Bahan dan Alat
A.
Bahan
dan alat pembuatan benih cabai unggul :
Ø 1 kg cabai keriting yang berasal dari pertanaman
sehat, yua, dan hasilnya seragam.
Ø 5 buah pisau lipat, 1 stoples ukuran 2 liter, 1 panci
plastic diameter 20 cm, oven, kertas saring, saringan santan diameter 20 cm.
B.
Bahan dan alat produksi sambal botol :
Ø 600 gram cabai, 300 gram tomat, 100 gram ubi kukus, 70
gram garam dapur, 180 gram gula pasir, 40 ml cuka 25 %, 6 gram msg, 6 gram asam
sitrat, 10 gram tepung pati, 1 gram natrium benzoat, 60 gram bawang putih, 60
gram bawang merah, 2 gram bumbu (adas, merica, kayu manis ) dihaluskan, 1 liter
air.
Ø 3 botol volume 350 ml, 3 label, 3 tutup botol, 3 segel
botol, blender, pisau, alat penyaring, panci pemasak, sendok kayu, sendok
penakar, timbangan, gelas ukur, panci perebus, tungku pemasak.
2.2.
Proserdur
Kerja
A. Pada
pembuatan benih cabai unggul:
1.
Masing-masing
kelompok praktikan menyeleksi buah cabai yang telah disiapkan. Pilih buah cabai
yang mempunyai kenampakan fisik yang sehat, normal, warna merah tua dan
seragam. Selanjutnya cabai ditimbang sebanyak 2 x 1 ons.
2.
Masing-masing
kelompok membuat benihdengan 2 metode .
3.
Metode
pertama: dari 1 ons buah cabai, seperlima ujung dan pangkal buah cabai dipotong
atau digunting. Tangakai buah dipisahkan untuk dijadikan pupuk. Bagian ujung
dan pangkal dikumpulkan untuk dijual sebagai cabai potongan. Bagian tengah
dibelah dengan pisau lipat. Masukkan kedalam toples dan rendam dengan air
selama 30 menit. Botol digoyang-goyang, sehingga biji turun kebawah. Pisahkan
biji dan kulit dengan menggunakan saringan plastic. Biji dicuci sampai bersih
dan dikeringkan diatas kertas saring. Keringkan biji didalam open pada suhu 400C
selama 36 jam atau dijemur dibawah panas matahari selama 2-3 hari. Benih yang
telah kering disoltir untuk mengeluarkan kotoran, benih hampa, atau benih rusak
dengan cara mengayak pada saringan kasar dan menampi. Selanjutnya benih
disimpan selama 2-3 minggu untuk menghilangkan masa dormansi. Selanjutnya benih
dikemas dalam kantong plastic yang telah diberi logo. Pada kemasan dicantumkan
keurnian, viabilitas, berat benih, kode produksi, dan tanggal produksi.
4.
Metode
kedua : dari separo benih, seperlima pangkal dan ujung buah cabai dibuang.
Daging cabai dibelah dua dan dikeluarkan isinya. Daging cabai dikumpulkan dalam
satu kantung plastic dijual sebagai daging cabai. Selanjutnya dilakukan
prosedur 8 dan seterusnya.
5.
Masing-masing
produk dari kegiatan ini ditimbang, yaitu benih, tangkai buah, daging cabai,
potongan ujung dan pangkal cabai.
B.
Pada produksi sambal botol :
1.
Tomat
dan cabai dibersihkan dari mata dan tangkai, dipotong-potong, masukkan kepanci.
Rebus dengan air sampai mendidih. Blender, saring, buang ampasnya.
2.
Tambahkan
gula, garam, bumbu halus dan bawang halus. Masak agak kental. Tambahkan yang
dilarutkan dengan sedikit air, natrium benzoate, dan cuka. Masak lagi sampai
kental.
3.
Masukkan
kedalam botol kemas. Sterilisasi dalam
air panas selama 20 menit. Dinginkan, tempeli dengan kertas label.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil
Denah alur dalam
pembuatan benih
Etimasi
produksi sambal botol(sekali produksi)
1
|
INPUT (Pengeluaran)
1.
2 kg cabai
2.
3 kg Tomat
3.
Bawah merah
4.
Bawang putih
5.
kg ubi kukus
6.
kg gula pasir
7.
Bumbu
8.
Garam
9.
tepung
10.
Botol +label+ segel
11.
Kompor + gas
12.
Listrik
13.
Tenaga Kerja
14.
Dapur sewa
|
Harga
Rp
16.000
Rp
10.500
Rp
4.000
Rp
2. 500
Rp
1000
Rp
6000
Rp
1000
Rp
2000
Rp
500
Rp
14.000
Rp
5.000
Rp
10.000
Rp.
1400
Rp 28000
|
|
Total Pengeluaran
|
Rp 98.000
|
2
|
OUTPUT(Pemasukan)
Hasil pembuatan saus botol dari 3 kelompok adalah
14 botol .
@ Rp 15000/ botol
|
Rp
210.000
|
3.2.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan pembuatan benih cabe unggul belum terlaksana secara
keseluruhan. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu sehingga prosedur yang
seharusnya tidak dapat di laksanakan secara maksimal. Faktor lain yang
menyebabkan prosedur pembuatan benih unggul tidak terlaksana karena adanya
acara yang di gabungkan dengan pembuatan sambal botol sehingga prosedur yang di
gunakan tidak melihat buku penuntun. Akibat dari tidak mengikuti penuntun maka
terjadi tertinggalnya prosedur kerja yang benar.
Analisis usaha yang dapat kita
lakukan dalam pembuatan sambal botol adalah sebagai berikut:
1
|
Pendapatan
Pendapatan
: Pemasukan – Pengeluaran
Rp 210.000 – Rp 98.000 = 112.000
|
Rp
112.000
|
|
2
|
O/I
Ratio
0 = Rp
112.000,-
I Rp 98.000,-
= 1,14
|
Asumsi O/I ratio layak diusahkan atau tidak jika,
-
nilai ≤ 1,tidak layak usahakan
-
Nilai = 1,Balik modal (bisa
diusahakan)
-
Nilai ≥ 1,Sangat layak diusahakan
|
Dari
nilai
O/I
Ratio = 1,14,maka dapat disimpulkan bahwa usaha sambal botol bisa
diusahakan karena perhitungan belum mengambil keuntungan dari hasil penjualan
produksi beih cabe.
|
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Kemampauan dalam meningkatkan nilai
komersil produk dapat di lakukan dengan memodifikasi tampilan. Salah satu
modifikasi dan pengolahan produksi dalam praktikum ini mengolah cabai menjadi
sambal. Berdasarkan analisis data di atas dapat kita pahami bahwa pengolahan
dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut.
Kreatifitas usaha dapat kita kembangkan
dari hasil penelitian dan skripsi mahasiswa. Sebab pada skripsi dan penelitian
masih sekedar teori dan belum melihat peluang usaha dari skripsi maupun
penelitian tersebut. Berdasarkan pengetahuan dari penelitian sebenarnya banyak
peluang usaha yang dapat di kembangkan, sehingga dapat meningkatkan
kreatifitas.
4.2.
Saran
Saran
yang dapat saya sampaikan sebaiknya dalam praktikum dilaksanakan secara runtut
sehingga menghasilkan produk yang lebih maksimal kwalitasnya. Penjelasan kepada
mahasiswa sebaiknya dilakukan lebih mendetail lagi sehingga mahasiswa dapat
melaksanakan prosdur secara benar dan tidak terjaidi keslahan lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Miller,
J.G. and Hayslip, W. 1989. Implementing Manufacturing Strategic Planning.
Planning Review July-August, 22-27
Porter, M.E. 1992. Strategi
Bersaing, Edisi terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tim Penyusun penuntun .
2015. Penuntun Praktikum Kewirausahaan .Hanggar
Kewirausahaan:Universitas Bengkulu
Vickery,
S.K., C. Droge, and R.R. Marklan. 1993. Production Competence and Business
Strategy: Do They Affect Business Performance?, Journal of Decision
Sciences, Vol. 24 (2), pp: 435-455