Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: 2015

Senin, 07 Desember 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRODUKSI BARANG ATAU JASA KOMERSIL BERDASARKAN IPTEK/RAKHMAT STW/KEWIRAUSAHAAN/UNIB



LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN
ACARA 4
PENINGKATAN KEMAMPUAN PRODUKSI BARANG ATAU JASA KOMERSIL BERDASARKAN IPTEK




Nama                  : Rahmad Setiawan
NPM                   : E1J013062
Coas                             : Yesi
Dosen                 : Dr. Ir.Hendri Bustamam, MS


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Dasar Teori
Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Oleh karena itu persaingan menentukan kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk berprestasi, seperti inovasi, budaya, atau implementasi yang baik. Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu industri, karena fundamental di mana persaingan berlangsung. Tiga macam strategi generik yaitu keunggulan biaya, diferensial, dan fokus. Faktor lain yang juga berperan penting terhadap kinerja keuangan dalam situasi persaingan bisnis yang ketat adalah strategi bisnis yang tepat. Di dalam organisasi yang berorientasi pembelajaran, akan berkembang pengetahuan baru  dan pemahaman baru yang secara potensial akan mempengaruhi perilaku(Porter, 1992).
Memasuki dunia wirausaha, seorang pengusaha harus mempunyai produk yang bisa dipasarkan sebagai objek  masuknya pendaptan. Produk yang ditawarkan tidak hanya dalam bentuk barang dagangan, tetapi bisa dalam bentuk lain yaitu penjulanan jasa baik pengolahan, konsultasi, distribusi, pengemasan dan lain-lain.(Tim, 2015)
Hasil penelitian melalui skripsi atau penelitian dosen banyak menghasilkan produksi barang atau jasa yang bernilai komersil. Beberapa produk yang dapat dikembangkan untuk program studi Agronomi antara lain produksi benih atau bibit unggul, pembuatan pupuk organic dan pupuk lengkap, budidaya tanaman hortikultura, pangan atau pekebunan, dan pelayanan jasa /teknologi. .(Tim, 2015)
Program studi ilmu tanah dapat memproduksi pupuk organic atau anorganik berdasarkan kajian ilmu kesuburan tanah, pupuk dan pemupukan, atau biologi tanah. Bagi program IHPT dapat mengembangkan pemeliharaan serangga bermanfaat, mikroba antagonis, biopeptisida, dan pupuk organic bermikroba.(Tim, 2015)
Studi kasus Vickery, et. al. (1993) dalam penelitiannya mengembangkan suatu model yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kemampuan produksi (production competence) dan kinerja keuangan (financial performance). Penelitian tersebut dilakukan pada industri perabot rumah tangga atau mebel. Menurut Miller dan Hayslip (1989), strategi manufacturing yang diformulasikan untuk meningkatkan kemampuan manufacturing yang fundamental dan mendukung strategi bisnis dan strategi perusahaan.

1.2.            Tujuan Praktikum
Ø  Meningkatkan kemampuan produksi produk komersil
Ø  Meningkatkan kreatifitas dan inovasi pengembangan produk dari hasil pertanian
BAB II
METODOLOGI
2.1.             Bahan dan Alat
A.     Bahan dan alat  pembuatan benih cabai unggul :
Ø  1 kg cabai keriting yang berasal dari pertanaman sehat, yua, dan hasilnya seragam.
Ø  5 buah pisau lipat, 1 stoples ukuran 2 liter, 1 panci plastic diameter 20 cm, oven, kertas saring, saringan santan diameter 20 cm.

B.     Bahan dan alat produksi sambal botol :
Ø  600 gram cabai, 300 gram tomat, 100 gram ubi kukus, 70 gram garam dapur, 180 gram gula pasir, 40 ml cuka 25 %, 6 gram msg, 6 gram asam sitrat, 10 gram tepung pati, 1 gram natrium benzoat, 60 gram bawang putih, 60 gram bawang merah, 2 gram bumbu (adas, merica, kayu manis ) dihaluskan, 1 liter air.
Ø  3 botol volume 350 ml, 3 label, 3 tutup botol, 3 segel botol, blender, pisau, alat penyaring, panci pemasak, sendok kayu, sendok penakar, timbangan, gelas ukur, panci perebus, tungku pemasak.


2.2.            Proserdur Kerja
A.     Pada pembuatan benih cabai unggul:
1.      Masing-masing kelompok praktikan menyeleksi buah cabai yang telah disiapkan. Pilih buah cabai yang mempunyai kenampakan fisik yang sehat, normal, warna merah tua dan seragam. Selanjutnya cabai ditimbang sebanyak 2 x 1 ons.
2.      Masing-masing kelompok membuat benihdengan 2 metode .
3.      Metode pertama: dari 1 ons buah cabai, seperlima ujung dan pangkal buah cabai dipotong atau digunting. Tangakai buah dipisahkan untuk dijadikan pupuk. Bagian ujung dan pangkal dikumpulkan untuk dijual sebagai cabai potongan. Bagian tengah dibelah dengan pisau lipat. Masukkan kedalam toples dan rendam dengan air selama 30 menit. Botol digoyang-goyang, sehingga biji turun kebawah. Pisahkan biji dan kulit dengan menggunakan saringan plastic. Biji dicuci sampai bersih dan dikeringkan diatas kertas saring. Keringkan biji didalam open pada suhu 400C selama 36 jam atau dijemur dibawah panas matahari selama 2-3 hari. Benih yang telah kering disoltir untuk mengeluarkan kotoran, benih hampa, atau benih rusak dengan cara mengayak pada saringan kasar dan menampi. Selanjutnya benih disimpan selama 2-3 minggu untuk menghilangkan masa dormansi. Selanjutnya benih dikemas dalam kantong plastic yang telah diberi logo. Pada kemasan dicantumkan keurnian, viabilitas, berat benih, kode produksi, dan tanggal produksi.
4.      Metode kedua : dari separo benih, seperlima pangkal dan ujung buah cabai dibuang. Daging cabai dibelah dua dan dikeluarkan isinya. Daging cabai dikumpulkan dalam satu kantung plastic dijual sebagai daging cabai. Selanjutnya dilakukan prosedur 8 dan seterusnya.
5.      Masing-masing produk dari kegiatan ini ditimbang, yaitu benih, tangkai buah, daging cabai, potongan ujung dan pangkal cabai.

B.     Pada produksi sambal botol :
1.      Tomat dan cabai dibersihkan dari mata dan tangkai, dipotong-potong, masukkan kepanci. Rebus dengan air sampai mendidih. Blender, saring, buang ampasnya.
2.      Tambahkan gula, garam, bumbu halus dan bawang halus. Masak agak kental. Tambahkan yang dilarutkan dengan sedikit air, natrium benzoate, dan cuka. Masak lagi sampai kental.
3.      Masukkan kedalam botol kemas. Sterilisasi  dalam air panas selama 20 menit. Dinginkan, tempeli dengan kertas label.













BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.            Hasil
Denah alur dalam pembuatan benih

Etimasi produksi sambal botol(sekali produksi)
1
INPUT (Pengeluaran)
1.                       2 kg  cabai      
2.                       3  kg Tomat
3.                        Bawah merah
4.                        Bawang putih
5.                        kg ubi kukus
6.                       kg gula pasir
7.                       Bumbu
8.                        Garam
9.                       tepung
10.                   Botol +label+ segel
11.                   Kompor + gas
12.                   Listrik
13.                   Tenaga Kerja
14.                   Dapur sewa
  Harga
Rp 16.000
Rp 10.500
Rp 4.000
Rp 2. 500
Rp 1000
Rp 6000
Rp 1000
Rp 2000
Rp 500
Rp 14.000
Rp 5.000
Rp 10.000
Rp. 1400
Rp  28000

Total Pengeluaran

Rp 98.000

2
OUTPUT(Pemasukan)
Hasil pembuatan saus botol dari 3 kelompok adalah 14 botol .
@ Rp 15000/ botol

Rp 210.000



3.2.            Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan benih cabe unggul belum terlaksana secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu sehingga prosedur yang seharusnya tidak dapat di laksanakan secara maksimal. Faktor lain yang menyebabkan prosedur pembuatan benih unggul tidak terlaksana karena adanya acara yang di gabungkan dengan pembuatan sambal botol sehingga prosedur yang di gunakan tidak melihat buku penuntun. Akibat dari tidak mengikuti penuntun maka terjadi tertinggalnya prosedur kerja yang benar.
            Analisis usaha yang dapat kita lakukan dalam pembuatan sambal botol adalah sebagai berikut:
1
Pendapatan
Pendapatan  : Pemasukan – Pengeluaran
Rp 210.000 – Rp 98.000 = 112.000

Rp 112.000

2
O/I Ratio
0 = Rp 112.000,-
I     Rp 98.000,-
   = 1,14
Asumsi O/I ratio layak diusahkan atau tidak jika,
-   nilai ≤ 1,tidak layak usahakan
-   Nilai = 1,Balik modal (bisa diusahakan)
-   Nilai ≥ 1,Sangat layak diusahakan
Dari nilai
 O/I Ratio = 1,14,maka dapat disimpulkan bahwa usaha sambal botol bisa diusahakan karena perhitungan belum mengambil keuntungan dari hasil penjualan produksi beih cabe.

















BAB IV
PENUTUP
4.1.            Kesimpulan
Kemampauan dalam meningkatkan nilai komersil produk dapat di lakukan dengan memodifikasi tampilan. Salah satu modifikasi dan pengolahan produksi dalam praktikum ini mengolah cabai menjadi sambal. Berdasarkan analisis data di atas dapat kita pahami bahwa pengolahan dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut.
Kreatifitas usaha dapat kita kembangkan dari hasil penelitian dan skripsi mahasiswa. Sebab pada skripsi dan penelitian masih sekedar teori dan belum melihat peluang usaha dari skripsi maupun penelitian tersebut. Berdasarkan pengetahuan dari penelitian sebenarnya banyak peluang usaha yang dapat di kembangkan, sehingga dapat meningkatkan kreatifitas.

4.2.            Saran
Saran yang dapat saya sampaikan sebaiknya dalam praktikum dilaksanakan secara runtut sehingga menghasilkan produk yang lebih maksimal kwalitasnya. Penjelasan kepada mahasiswa sebaiknya dilakukan lebih mendetail lagi sehingga mahasiswa dapat melaksanakan prosdur secara benar dan tidak terjaidi keslahan lagi.


















DAFTAR PUSTAKA
Miller, J.G. and Hayslip, W. 1989. Implementing Manufacturing Strategic Planning. Planning Review July-August, 22-27
Porter, M.E. 1992. Strategi Bersaing, Edisi terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tim Penyusun penuntun . 2015. Penuntun Praktikum Kewirausahaan .Hanggar Kewirausahaan:Universitas Bengkulu
Vickery, S.K., C. Droge, and R.R. Marklan. 1993. Production Competence and Business Strategy: Do They Affect Business Performance?, Journal of Decision Sciences, Vol. 24 (2), pp: 435-455