LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Nama : RAHMAD SETIAWAN
NPM :
Judul / Tgl Praktikum : Kultivasi dan Isolasi/
Nama Pembimbing : Sempurna Ginting, S.P.,M.Si
Nama Pelatih ( Coass) : Redi Agustri
LABORATORIUM
ILMU HAMA PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikro
organisme dapat di jumpai di mana saja sebab mikro organisme sangat banyak
jenisnya dan habitat hidupnya bermacam-macam. Dalam suatu kawasan yang kecil di
mungkinkan hidup berbagai mikro organisme dengan jumlah yang banyak. Dunia
mikro biologi tentu tidak terlepas dari mikro organisme sebab dalam mikro
biologi seluruh aktifitas didalamnya berhubungan dan mengunakan mikro
organisme. Dengan demikian perlu pembelajaran yang lebih mendalam untuk
mengetahi bagaimana kehidupan suatu mikro organisme di alam ini.
Salah
satu cara untuk mempelajari suatu mikro organisme terlebih dahulu kita harus
melakukan kultivasi dan isolasi pada mikro organisme tersebut supaya dalam
suatu penelitian yang kita lakukan akan fokus terhadap suatu spesies. Suatu
pengamatan terhadap mikro organisme tidak dapat kita lakukan dalam suatu
kawasan tertentu. Suatu kawasan yang sepit bukan berarti hanya sedikit mikro
organisme yang hidup di dalamnya, namun dalam kawasan tersebut hidup berribu
milyar mikro organisme.
Isolasi
dan kultivasi mikroba ini adalah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu
bakteri, jamur, dan khamir dari mediayang ada serta membedakan bahwa setiap
mikroorganisme memiliki peranan yang berbeda dalam kehidupan, baik yang
merugikan maupun yang menguntungkan. Setiaps el tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitaskehidupan dan tidak memerlukan tempat
yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan yang dilakukan dalam
percobaan ini, dan tingkat pembiakannya relatif cepat saat inkubasi.
1.2 Tujuan
a. Melihat macam-macam koloni
mikroorganisme yang bersal dari tanah dengan variasi kepekatan tanah
b. Memberikan keterampilan kepada
mahasiswa, agar mampu menumbuhkan dan memisahkan bakteri atau jamur dari
keberadaanya di dalam tanah
BAB
II
DASAR
TEORI
Media
berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindarikontaminasi
pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan
produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yangtidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Media ini merupakan mediasederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satumedia yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air,sewage, produk pangan, untuk membawa
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel padauji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni dengan caradisterilisasi dengan autoklaf pada
121°C selama 15 menit (Fathir, 2009).
Isolasi
adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannyadalam
suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme
lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah
dan identifikasimikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri
dari satu macammikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikrobadengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal inidapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akanmembentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Supardi, 1998).
Isolasi
bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang
(pour plate), cara sebar (spread plate), dan mikromanipulator. Jika sel-sel tersebut tertangkap
oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah,maka setiap sel atau
kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloniyang terpisah,
sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya ( Buckle,1998).
Pengamatan bakteri itu dapat kita
lakukan secara individual, satu per satu,maupun secara kelompok dalam bentuk
koloni. Besar kecilnya koloni, mengkilattidaknya, halus kasarnya permukaan, dan
warna koloni merupakan sifat-sifat yangdiperlukan dalam menentukan identifikasi
spesies. Warna bakteri baru tampak jelas, jika bakteri itu diamati dalam
kelompok. Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang keputih-putihan, kelabu,
kekuning-kuningan, atau hampir bening, akan tetapi ada juga beberapa
spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Adanya warna
itudipengaruhi juga oleh factor-faktor luar seperti temperatur, pH, oksigen
bebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada spesies memerlukan
sulfat gunamenimbulkan pigmentasi. Pada umumnya pigmen itu menetap di dalam sel
selama bakteri itu hidup; pigmen hijau pada Pseudomonas dapat larut dalam
air serta meresapke dalam medium yang ditumbuhinya, setelah sel mati
(Dwidjoseputro, 1994)
Persyaratan
utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk
pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling
utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang dijumpai di dalam
pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan
dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk
membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Metode
isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies
yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiapkoloni yang terpisah yang
tam pak pada cawan tersebut setelah
inkubasi berasal dari satusel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode
isolasi pada agar cawan, yaitu Metodegores kuadran, dan metode agar cawantuang. Metode gores kuadran. Bila metode
ini dilakukan dengan baik akan
menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiapkoloni berasal dari
satu sel (Pelczar, 1986).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat
Waterbath, cawan petri, gelas ukur, gelas Erlenmeyer, tabung reaksi,
batang pengaduk, lampu spritus, entcase, stopwatch, timbangan, ruang inkubasi.
Bahan
Medium kultur (PDA dan JSA), + NaCl
50% + Na2CO3 10%, Asam asetat 1%, alcohol, aquades,
tanah kompos.
3.2 Prosedur Kerja
1. Memanaskan medium kultur
(PDA dan JSA) di dalam
waterbath sampai mencair.
2. Menimbang tanah
seberat 10 gram pada gelas arloji atau aluminium foil, kemudian memasukkan ke
dalam gelas Erlenmeyer 200 mL steril.
3. menambah air
steril tanah sampai
menjadi 100 mL dan dikocok sampai homogen, sehingga diperoleh suspensi tanah
berkonsentrasi 10-1.
4. menyiapkan 5
tabung reaksi steril masing-masing diisi 9 mL aquades steril.
5. Memipet suspensi 10-1
sebanyak 1 mL kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 yang telah berisi 9
mL air steril kemudian mengocok sampai
homogen, untuk mendapatkan pengenceran 10-2.
6. Memipet suspensi 10-2
sebanyak 1 mL kemudian memasukkan ke
dalam tabung reaksi 2 yang telah berisi 9 mL air steril kemudian dikocok sampai
homogen, untuk mendapatkan pengenceran 10-3.
7. Melakukan hal yang sama
dilakukan pada tabung 3,4 dan 5 untuk mendapatkan pengenceran 10-4,
10-5, dan 10-6.
8. menyiapkan 4 cawan petri
steril.
9. Menuangkan suspensi pada dua cawan petri
steril masing-masing 250 µL 50% dan 125 µL Na2CO3 10%
untuk menghambat jamur tanah.
10. Menuangkan medium NA
yang sedang mencair,kedalam
kedua cawan petri yang sudah diisi NaCl dan Na2CO3
masing-masing sebanyak 12,5 mL. langkah ini dilakukan diatas nyala lampu
spritus, di dalam entcase atau laminer air flow.
11. Meuangi dua cawan
lainnya masing-masing 250 µL asam asetat 1% kemudian diisi dengan PDA
masing-masing sebanyak 12,5 mL.
12. Setelah
medium membeku, masing-masing medium dalam cawan petri ditetesi 100 µL suspensi
tanah dari pengenceran yang berbeda-beda, yaitu 10-3, dan 10-6,
kemudian diratakan dengan menggunakan tabung gelas bentuk L. Langkah ini
juga dilakukan diatas nyala lampu spritus, di dalam entcase atau laminar air
flow.
13. Cawan-cawan
petri diberi label, kemudian diinkubasi dalam suhu kamar dalam keadaan tertutup
dan terbungkus.
14. Setelah 2 hari, mengamati
kenampakan koloni, bentuk koloni, berapa jumlahnya, dan gambar skemais.
15. Membandingkan hasil dari
dua medium berbeda tersebut dari segi jumlah dan variasi mikroorganisme yang
tumbuh.
16. Memisahkan salah satu
koloni yang dikehendaki dimurnikan ke dalam medium lain yang steril.
17. Setelah 3 hari melakukan pengamatan
pada biakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Jamur PDA
|
Umur
: 2 hari
Jumlah Koloni : 3 koloni
Ciri ciri koloni yang
terkultivasi :
1. Penyebaran
koloninya menyeluruh pada petridish.
2.
Warnanya putih dan ditengahnya berwarna kecoklatan
3.
Bentuk koloninya bervariasi, ada yang besar dan kecil sedang Terkontaminasi
oleh jamur
|
4.2 Pembahasan
Praktikum
ini mempelajari pertumbuhan dan perkembangbiakan suatu mikro organisme yang
berasal dari tanah. Proses pertama di mulai dari penyiapan medium pembiakan
berupa PDA. Selanjutnya pengenceran pada PDA padat agar sesuai dengan syarat
tumbuh suatu mikro organisme yang ingin kita biakan. Cara kultivasi dan isolasi
yang kami gunakan adalah metode sebar dan metode tuang. Motode sebar dilakukan
dengan PDA yang di cairkan kemudian di tuang dalam petridist dan kita tunggu
hingga medium tersebut beku kemudian baru kita masukan mikro organisme. Metode
tuang kami lakukan setelah medium kami masukan dalam petridist kami tunggu
hingga hangat kuku, agar sesuai syarat tumbuh suatu mikro organisme.
Tahap
setelah seluruh prosedur telah selesai adalah kita masukan percobaan kedalam
tempat yang steril agar mikro organisme dapat tumbuh dengan baik, setelah 1 hari kita
amati. Pada pengamatan hari pertama mikro organisme masih terlalu kecil dan
belum jelas untuk kita lakukan isolasi untuk tahap selanjutnya. Pengamatan kami
di hari kedua kami dapati telah terbentuk koloni- koloni mikro organisme yang siap
untuk di isolasikan pada tahap selanjutnya. Berdasarkan pengamatan kami bahwa
dalam petridist kami terjadi kontaminasi yang cukup tinggi dari luar sehingga
pada tepi pegamatan kami berwarna hitam dan menyebabkan pertumbuhan mikro
organisme kami berjalan lambat. Berdasarkan dua metode yang kami gunakan, pada
metode sebar hasil yang kami dapatkan sangat buruk sehingga tidak ada mikro
organisme yang tumbuh. Hal tersebut di sebabkan karena adanya kontaminasi serta
kurang sterilnya saat kami melakukan kultivasi.
Pengamatan
kami setelah satu hari melakuakan isolasi belum ada peningkatan koloni koloni
pada mikro organisme yang kami isolasi. Pada hari pertama organisme belum
tumbuh di sebabkan kontaminasi lingkungan serta pengaruh media kultur yang
kurang sesuai dengan keadaan asli habitat tumbuh mikro organisme. Pada hari
kedua pengamatan yang kami lakukan kami dapati 3 koloni mikro organisme yang
tumbuh. Bentuknya ada yang besar dan kecil, warna organisme yang kami amati
adalah putih dengan kecoklat coklatan pada tengah tiap koloni dalam mikro
organisme tersebut. Warna sebenarnya mikro organisme tersebut adalah putih,
kemudian di karenakan adanya kontaminasi terhadap lingkungan maka terjadi warna
coklat pada koloni tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dengan
melaksanakan praktikum acara kultivasi dan isolasi mahasiswa kini mengetahui
mikro organisme dari tanah. Peninjauan mikro organisme berdasarkan kepekatan
tanahnya. Berdasarkan hasil praktikum terdapat banyak koloni-koloni mikro
organisme yang menghuni tanah. Warna mikro organisme yang hidup di tanah
bervariasi, begitu juga dengan ukuran koloninya.
Berdasarkan
praktikum acara V, pengamatan dari mokro organisme yang berasal dari tanah
sangat bervaria sangat bervariasi. Sehingga dalam melakukan kultivasi dan
isolasi memerlukan ketrampilan dan latihan. Isolasi pada mikro organisme di
lakukan oleh praktikan pada metode tuang mengunakan koloni mikro organisme yang
tumbuh terpisah pada medium, dengan tujuan lebih mudah dalam pengambilan mikro
organismenya.
5.2
Saran
Adapun saran
yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat
dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk
belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir
Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan
yang ada saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Adams MR, Moss MO. 2000. Food Microbiology Ed ke-3.
Cambridge: RSC Pub.Jakarta
Buckle, K.A. E. R. Ammprey, F. G. Hoste, & W.
Milles. 1998. Ilmu Pangan. UI Press:Jakarta.
Dwidjoseputro D. 1995. Dasar-Dasar Mikrobiologi Ed ke-2. Djambatan:Jakarta.
Fathir, Fuad. 2009. Media Pertumbuhan Mikroba .http://fuadfathir.multiply.com/journal/
item/2. 24 April 2014
Pelczar MJ, Chan ECS. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi Ed ke-1.
Gramedia:Jakarta.
Supardi I, Sukamto. 1998. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. PT Gramedia
Pustaka Utama:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar