Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: Maret 2014

Jumat, 28 Maret 2014

genetika/hukum mendel 1/unib/rakhmat stw


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 2
HUKUM MENDEL I



Logo Universitas Bengkulu

RAHMAD SETIAWAN



Shift: B.2. Senin (10:00-12:00)
Kelompok 2


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Suatu makluk hidup tentu akan selalu mempertahankan hidupnya di muka bumi ini dengan cara terus berkembang biak dan menyesuaikan diri dengan lingkunganya berdasarkan keadaan alam sekitar habitat tumbuhnya.  Di alam bebas banyak terjadi penyerbukan silang antar spesies suatu tumbuhan sehingga muncul suatu individu baru yang mempunyai sifat berdasarkan gen dominan yang di miliki oleh induknya. Dengan adanya suatu penomena ini menimbulkan keingin tahuan manusia untuk meneliti tenatng kebenaranya.
Pembuktian tentang teori ini di lakukan oleh george mendel pada kacang erchis selama 12 tahun. Pada percobaannya  pertamanya mendel hanya mengamati satu sifat beda, dan menyimpulkan bahwa Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Selanjutnya hal ini di kenal sebagai hukum Mendel I yang dikaji dari persilangan monohibrid(Syamsuri, 2004). Percobaan ini menghasilkan suatu keturunan(F1) heterozigot, dimana suatu tetua yang memiliki alel resesif maka akan tertutupi oleh alel tetuanya yang dominan, keturunannya tetap membawa gen dari tetuanya yang resesif. Hal ini dapat kita misalkan jika kita silangkan dua tanaman yang masing-masing memiliki alel “AA” dan “aa” maka akan di dapat tanaman yang memiliki alel “Aa”
Tahap selanjutnya dialam memungkinkan terjadi persilangan antara suatu individu F1 heterozigot satu dengan yang lain, sehingga mendel menyatakan kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam perkawinan (Wildan Yatim, 1996). Individu heterozigot (F1) akan menghasilkan gamet-gamet, dengan dua alel, yang masing setengah, dari F1 di peroleh alel dominant A dan setengahnya mempunyai alel resesif a. Dengan demikian antara pada keturuna F2 akan didapatkan sifat-sifat dominant dan resesif dengandengan perbandinagn fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Sedangakan perbandingan geneotipe yaitu 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa)(L. V. Crowder, 1997)

1.2              Tujuan Pratikum
Ø  Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel.
Ø  Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
Ø  Memahami pengertian dominan, resesif, genotipe, fenotipe.
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

2.1   Bahan dan Alat
Alat:
Ø  Dua buah stoples

Bahan
Ø  Model gen (kancing genetic) warna merah sebanyak 30 pasang.
Ø  Model gen (kancing genetic) warna putih sebanyak 30 pasang.


2.2    Cara Kerja
1.      Mengambil model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji (30 jantan dan 30 betina).
2.       Menyisisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3.      Membuka pasangan gen diatas (langkah 2), ini memisalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet, baik oleh individu merah dan individu putih. 
4.      Menggabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu putih.
5.       Memisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6.       Selanjutnya memasukkan semua model gen jantan baik merah maupun putih ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam stoples betina.
7.      Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut ambillah secara acak dari masing-masing stoples, kemudian memasangkan.
8.      Melakukan secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan mencatat setiap pasang gen yang terambil ke dalam label pencatatan.
9.      Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8) ke dalam stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil kembali.
Melakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20x, 40x, dan 60x.
BAB III
HASIL

Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20x
No
Pasangan
Tabulasi Ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIIII
5
2
Merah-putih
IIIII IIII
9
3
Putih-putih
IIIII I
6
Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40x
No
Pasangan
Tabulasi Ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIIII IIIII II
12
2
Merah-putih
IIIII IIIII IIIII II
17
3
Putih-putih
IIIII IIIII I
11
Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60x
No
Pasangan
Tabulasi Ijiran
Jumlah
1
Merah-merah
IIIII IIIII IIIII I
16
2
Merah-putih
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
30
3
Putih-putih
IIIII IIIII IIII
11
Tabel 4. Tabel harapan kejadian dalam pengambilan 20x
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Penyimpangan
Merah
14
15
-1
Putih
6
5
1
Total
20
20
0
Tabel 5. Tabel harapan kejadian dalam pengambilan 40x
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Penyimpangan
Merah
29
30
-1
Putih
11
10
1
Total
40
40
0
Tabel 6. Tabel harapan kejadian dalam pengambilan 60x
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Penyimpangan
Merah
46
45
-1
Putih
14
15
1
Total
60
60
0
BAB IV
PEMBAHASAN

Hukum Mendel satu adalah hukum segregasi dengan satu sifat beda. Berdasarkan data praktikum 2 dengan titk sample kancing dimana bunga merah(MM) di sibolkan dengan kancing merah dan bunga putih(mm) di ibaratkan dengan kancing berwarna putih. Sebagai sebuah sample kejadian yang di harapkan bisa mewakili keadaan yang sebenarnya maka praktikum ini di lakukan dengan tiga kali pengulangan dengan jumlah sample yang berbeda-beda yaitu 20, 40, dan 60
Data dengan pengamatan dua puluh kancing terdapat warna kancing merah-merah(MM) sebanyak 5 buah,sedangkan warna merah-putih adalah 9 buah, pada resesif sempurna putih-putih(mm) ada 6 buah sample. Sedangkan berdasarkan rumus yang ada frekuensi harapan genotipe dalam pengambilan 20 kali adalah merah-merah(MM)= 5 buah, merah-putih = 10 buah sedangkan pada putih-putih = 5 buah. Jika kita tinjau dari rumus tersebut maka pada pengambilan sample 20 kali dapat dikatakan telah mewakili kerjadian, dan mendekati frekuensi harapan, sehingga bila kita analisis maka percobaan pertama dapat di katakan  berhasil karena hasil yang diperoleh telah mendekati rumus utama mendel, meskipun terjadi sedikit perbedaan kejadian hal tersebut tergolong sutu kejadian yang biasa dan di mungkinkan dalam keadaan tanaman yang bebas mungkin dalam suatu tanaman terjadi mutasi gen oleh lingkungan habitat dan lain-lain. Dari segi rumus fenotipe dalam suatu pengambilan sample 20 kali diharapkan akan muncul tanaman yang meniliki alel salah satu atau kedua alelnya dominan adalah 15 tanaman dan tanaman yang memiliki alel keduanya resesif adalah 5 tanaman. Pada hasil praktikum terdapat 14 tanaman yang memiliki salah satu atau keduanya beralel dominan dan 6 tanaman yang kedua alelnya merupakan alel resesif, sehingga pada percobaan dengan pengambilan 20 kali dapat dikatakan telah memenuhi ketentuan meskipun masih terjadi penyimpangan gen alel namun itu suatu yang biasa terjadi dalam keadaan nyata dalam dunia tumbuhan mungkin adanya faktor gen yang kurang sempurna.
Pengamatan dengan empat puluh kancing di peroleh data warna kancing merah-merah(MM) sebanyak 12 buah,sedangkan warna merah-putih adalah 17 buah, pada resesif sempurna putih-putih(mm) ada 11 buah sample. Sedangkan berdasarkan rumus yang ada frekuensi harapan genotipe dalam pengambilan 40 kali adalah merah-merah(MM)= 10 buah, merah-putih = 20 buah sedangkan pada putih-putih = 10 buah. Jika kita tinjau dari rumus tersebut maka pada pengambilan sample 40 kali dapat dikatakan telah mewakili kerjadian, walaupun terdapat penyimpangan yang cukup beresiko pada warna merah-putih sebanyak 3, namun percobaan kedua dapat di katakan cukup berhasil karena hasil yang diperoleh telah mendekati rumus utama mendel, sebab perbedaan tersebut masih di mungkinkan dalam keadaan tanaman yang bebas mungkin dalam suatu tanaman terjadi mutasi gen oleh lingkungan habitat dan lain-lain. Dari segi rumus fenotipe dalam suatu pengambilan sample 40 kali diharapkan akan muncul tanaman yang meniliki alel salah satu atau kedua alelnya dominan adalah 30 tanaman dan tanaman yang memiliki alel keduanya resesif adalah 10 tanaman. Pada hasil praktikum terdapat 29 tanaman yang memiliki salah satu atau keduanya beralel dominan dan 11 tanaman yang kedua alelnya merupakan alel resesif, sehingga pada percobaan dengan pengambilan 40 kali dari segi fenotipe dapat dikatakan telah memenuhi ketentuan meskipun masih terjadi penyimpangan gen alel namun itu suatu yang biasa terjadi dalam keadaan nyata dalam dunia tumbuhan mungkin adanya faktor gen yang kurang sempurna.
Titik sample terakhir kami lakukan dengan enam puluh kancing dengan hasil warna kancing merah-merah(MM) sebanyak 16 buah,sedangkan warna merah-putih adalah 30 buah, pada resesif sempurna putih-putih(mm) ada 14 buah sample. Sehingga bila kita tinjau dari segi rumus frekuensi harapan genotipe dalam pengambilan 60 kali di harapkan akan muncul merah-merah(MM)= 15 buah, merah-putih = 30 buah sedangkan pada putih-putih = 15 buah. Maka pada percobaan ke tiga dengan pengambilan sample 60 kali telah mewakili kerjadian, dan mendekati frekuensi harapan, karena hasil yang diperoleh telah mendekati rumus utama mendel, perbedaan kejadian dalam percobaan ketiga sangat wajar di karenakan sdah cukup komplek keadaannya. Dari segi rumus fenotipe dalam suatu pengambilan sample 60 kali diharapkan akan muncul tanaman yang meniliki alel salah satu atau kedua alelnya dominan adalah 45 tanaman dan tanaman yang memiliki alel keduanya resesif adalah 15 tanaman. Pada hasil praktikum terdapat 46 tanaman yang memiliki salah satu atau keduanya beralel dominan dan 14 tanaman yang kedua alelnya merupakan alel resesif, sehingga pada percobaan dengan pengambilan 60 kali dapat dikatakan telah memenuhi ketentuan walaupun terdapat penyipangan alel namun itu hanya kecil jika kita tinjau dari banyaknya sample.







BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
           
Setelah melakukan praktikum pada acara dua dengan seksama maka di peroleh kesimpulan bahwa analisis mandel dengan percobaan pada kacang ercis dengan satu sifat beda memang sangat di mungkinkan terjadi. Adapun hasil perbandingan genotipe pada F2 secara rata-rata adalah 1:2:1, yang meliputi 1 tanaman yang memiliki dua alel dominan, 2 tanaman yang memiliki salah satu alelnya dominan, serta 1 tanaman yang kedua alelnya resesif. Dari segi fenotipe terdapat 3 tanaman yang kedua atau salah satunya merupakan alel dominan dan 1 tanaman yang kedua alelnya resesif.
Seluruh percobaan yang kami lakukan dalam praktikum acara 2 telah memenuhi syarat yang sesuai keadaan sebenarnya dialam, karena hasilnya mendekati rumus mendel
Setelah praktikum 2 kami menemukan bahwa sifat dominan suatu alel akan selalu tampak pada setiap tanaman, sedangkan sifat alel resesif akan selau tertutupi oleh alel dominan, serta genotipe adalah suatu gen pembawa yang biasa di lambangkan dngan huruf dan fenotipe adalah suatu tampilan yang dapat kita amati.

5.2   Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum









JAWABAN PERTANYAAN

Pertanyaan:
1.      Berapa macam pasangan genotipe yang anda peroleh?
Jawaban:
Ada tiga macam, yaitu merah-merah (MM), merah-putih (Mm), dan putih-putih (mm)

2.      Berapa perbandingannya?
Jawaban:
1 : 2 : 1              
è yaitu 1 MM : 2 Mm : 1 mm

3.      Jika model gen merah dominan, berapa perbandingan fenotipe yang anda peroleh?
Jawaban:
3 dominan (MM atau Mm) : 1 resesif (mm) atau 3 merah : 1 putih

4.      Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan Model ini?
Jawaban:
Percobaan ini menghasilkan genotipe yaitu merah-merah, merah-putih dan putih-putih. Dan perbandingan fenotifnya yaitu MM, Mm, mm (1:2:1) untuk F2. sedangkan pada F1 menghasilkan semuanya (100%) merah. Dapat disimpulkan bahwa gen merah dominant, dan gen putih resesif. Perbandingan fenotipe untuk persilangan monohibrid pada F2 adalah 3:1. Karena gen merah dominan.












DAFTAR PUSTAKA


Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Wikipidia.2011.hukum pewarisan mendel http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_ Mendel. di akses tanggal 20 maret 2014
Yatim, Wildan. 1983. Genetika Edisi ke-3. Bandung : Tarsito.
i.html. di akses tanggal 20 maret 2014