LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA
2
HUKUM
MENDEL I
RAHMAD
SETIAWAN
Shift:
B.2. Senin (10:00-12:00)
Kelompok
2
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Suatu makluk hidup tentu akan selalu mempertahankan
hidupnya di muka bumi ini dengan cara terus berkembang biak dan menyesuaikan
diri dengan lingkunganya berdasarkan keadaan alam sekitar habitat
tumbuhnya. Di alam bebas banyak terjadi
penyerbukan silang antar spesies suatu tumbuhan sehingga muncul suatu individu
baru yang mempunyai sifat berdasarkan gen dominan yang di miliki oleh induknya.
Dengan adanya suatu penomena ini menimbulkan keingin tahuan manusia untuk
meneliti tenatng kebenaranya.
Pembuktian tentang teori ini di lakukan oleh george
mendel pada kacang erchis selama 12 tahun. Pada percobaannya pertamanya mendel hanya mengamati satu sifat
beda, dan menyimpulkan bahwa Selama
proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah
dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu
sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas.
Selanjutnya hal ini di kenal sebagai hukum Mendel I yang dikaji dari persilangan
monohibrid(Syamsuri, 2004). Percobaan ini menghasilkan suatu keturunan(F1)
heterozigot, dimana suatu tetua yang memiliki alel resesif maka akan tertutupi
oleh alel tetuanya yang dominan, keturunannya tetap membawa gen dari tetuanya
yang resesif. Hal ini dapat kita misalkan jika kita silangkan dua tanaman yang
masing-masing memiliki alel “AA” dan “aa” maka akan di dapat tanaman yang
memiliki alel “Aa”
Tahap
selanjutnya dialam memungkinkan terjadi persilangan antara suatu individu F1
heterozigot satu dengan yang lain, sehingga mendel menyatakan kalau terjadi
penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam perkawinan (Wildan Yatim, 1996).
Individu heterozigot (F1) akan menghasilkan gamet-gamet, dengan dua alel, yang
masing setengah, dari F1 di peroleh alel dominant A dan setengahnya mempunyai alel
resesif a. Dengan demikian antara pada keturuna F2 akan didapatkan sifat-sifat
dominant dan resesif dengandengan perbandinagn fenotipe yaitu 3 dominan (AA
atau Aa) : 1 resesif (aa). Sedangakan perbandingan geneotipe yaitu 1 dominan
lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa)(L. V. Crowder, 1997)
1.2
Tujuan Pratikum
Ø Mencari angka-angka perbandingan
sesuai dengan Hukum Mendel.
Ø Menemukan nisbah teoritis sama atau
mendekati nisbah pengamatan.
Ø Memahami pengertian dominan,
resesif, genotipe, fenotipe.
BAB II
BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan dan Alat
Alat:
Ø Dua buah stoples
Bahan
Ø Model gen (kancing genetic) warna
merah sebanyak 30 pasang.
Ø Model gen (kancing genetic) warna
putih sebanyak 30 pasang.
2.2 Cara Kerja
1.
Mengambil
model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji (30 jantan dan
30 betina).
2.
Menyisisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam
keadaan berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3.
Membuka
pasangan gen diatas (langkah 2), ini memisalkan pemisahan gen pada pembentukan
gamet, baik oleh individu merah dan individu putih.
4.
Menggabungkan
model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini
menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu
putih.
5.
Memisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal
ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6.
Selanjutnya memasukkan semua model gen jantan baik merah
maupun putih ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun
putih ke dalam stoples betina.
7.
Dengan
tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut ambillah secara
acak dari masing-masing stoples, kemudian memasangkan.
8.
Melakukan
secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan mencatat setiap
pasang gen yang terambil ke dalam label pencatatan.
9.
Bisa
juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8) ke dalam stoples
masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil kembali.
Melakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20x, 40x, dan 60x.
Melakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20x, 40x, dan 60x.
BAB
III
HASIL
Tabel 1. Pencatatan untuk
pengambilan 20x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
Ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-merah
|
IIIII
|
5
|
2
|
Merah-putih
|
IIIII IIII
|
9
|
3
|
Putih-putih
|
IIIII I
|
6
|
Tabel 2. Pencatatan untuk
pengambilan 40x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
Ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-merah
|
IIIII IIIII II
|
12
|
2
|
Merah-putih
|
IIIII IIIII IIIII II
|
17
|
3
|
Putih-putih
|
IIIII IIIII I
|
11
|
Tabel 3. Pencatatan untuk
pengambilan 60x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi
Ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-merah
|
IIIII IIIII IIIII I
|
16
|
2
|
Merah-putih
|
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII
|
30
|
3
|
Putih-putih
|
IIIII IIIII IIII
|
11
|
Tabel 4. Tabel harapan kejadian
dalam pengambilan 20x
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Penyimpangan
|
Merah
|
14
|
15
|
-1
|
Putih
|
6
|
5
|
1
|
Total
|
20
|
20
|
0
|
Tabel 5. Tabel harapan kejadian
dalam pengambilan 40x
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Penyimpangan
|
Merah
|
29
|
30
|
-1
|
Putih
|
11
|
10
|
1
|
Total
|
40
|
40
|
0
|
Tabel 6. Tabel harapan kejadian
dalam pengambilan 60x
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Penyimpangan
|
Merah
|
46
|
45
|
-1
|
Putih
|
14
|
15
|
1
|
Total
|
60
|
60
|
0
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Hukum
Mendel satu adalah hukum segregasi dengan satu sifat beda. Berdasarkan data
praktikum 2 dengan titk sample kancing dimana bunga merah(MM) di sibolkan
dengan kancing merah dan bunga putih(mm) di ibaratkan dengan kancing berwarna
putih. Sebagai sebuah sample kejadian yang di harapkan bisa mewakili keadaan
yang sebenarnya maka praktikum ini di lakukan dengan tiga kali pengulangan
dengan jumlah sample yang berbeda-beda yaitu 20, 40, dan 60
Data dengan
pengamatan dua puluh kancing terdapat warna kancing merah-merah(MM) sebanyak 5 buah,sedangkan
warna merah-putih adalah 9 buah, pada resesif sempurna putih-putih(mm) ada 6 buah
sample. Sedangkan berdasarkan rumus yang ada frekuensi harapan genotipe dalam pengambilan
20 kali adalah merah-merah(MM)= 5 buah, merah-putih = 10 buah sedangkan pada
putih-putih = 5 buah. Jika kita tinjau dari rumus tersebut maka pada
pengambilan sample 20 kali dapat dikatakan telah mewakili kerjadian, dan mendekati
frekuensi harapan, sehingga bila kita analisis maka percobaan pertama dapat di
katakan berhasil karena hasil yang
diperoleh telah mendekati rumus utama mendel, meskipun terjadi sedikit
perbedaan kejadian hal tersebut tergolong sutu kejadian yang biasa dan di
mungkinkan dalam keadaan tanaman yang bebas mungkin dalam suatu tanaman terjadi
mutasi gen oleh lingkungan habitat dan lain-lain. Dari segi rumus fenotipe
dalam suatu pengambilan sample 20 kali diharapkan akan muncul tanaman yang
meniliki alel salah satu atau kedua alelnya dominan adalah 15 tanaman dan
tanaman yang memiliki alel keduanya resesif adalah 5 tanaman. Pada hasil
praktikum terdapat 14 tanaman yang memiliki salah satu atau keduanya beralel
dominan dan 6 tanaman yang kedua alelnya merupakan alel resesif, sehingga pada
percobaan dengan pengambilan 20 kali dapat dikatakan telah memenuhi ketentuan
meskipun masih terjadi penyimpangan gen alel namun itu suatu yang biasa terjadi
dalam keadaan nyata dalam dunia tumbuhan mungkin adanya faktor gen yang kurang
sempurna.
Pengamatan
dengan empat puluh kancing di peroleh data warna kancing merah-merah(MM)
sebanyak 12 buah,sedangkan warna merah-putih adalah 17 buah, pada resesif
sempurna putih-putih(mm) ada 11 buah sample. Sedangkan berdasarkan rumus yang
ada frekuensi harapan genotipe dalam pengambilan 40 kali adalah
merah-merah(MM)= 10 buah, merah-putih = 20 buah sedangkan pada putih-putih = 10
buah. Jika kita tinjau dari rumus tersebut maka pada pengambilan sample 40 kali
dapat dikatakan telah mewakili kerjadian, walaupun terdapat penyimpangan yang
cukup beresiko pada warna merah-putih sebanyak 3, namun percobaan kedua dapat
di katakan cukup berhasil karena hasil yang diperoleh telah mendekati rumus
utama mendel, sebab perbedaan tersebut masih di mungkinkan dalam keadaan tanaman
yang bebas mungkin dalam suatu tanaman terjadi mutasi gen oleh lingkungan
habitat dan lain-lain. Dari segi rumus fenotipe dalam suatu pengambilan sample
40 kali diharapkan akan muncul tanaman yang meniliki alel salah satu atau kedua
alelnya dominan adalah 30 tanaman dan tanaman yang memiliki alel keduanya
resesif adalah 10 tanaman. Pada hasil praktikum terdapat 29 tanaman yang
memiliki salah satu atau keduanya beralel dominan dan 11 tanaman yang kedua
alelnya merupakan alel resesif, sehingga pada percobaan dengan pengambilan 40
kali dari segi fenotipe dapat dikatakan telah memenuhi ketentuan meskipun masih
terjadi penyimpangan gen alel namun itu suatu yang biasa terjadi dalam keadaan
nyata dalam dunia tumbuhan mungkin adanya faktor gen yang kurang sempurna.
Titik
sample terakhir kami lakukan dengan enam puluh kancing dengan hasil warna
kancing merah-merah(MM) sebanyak 16 buah,sedangkan warna merah-putih adalah 30
buah, pada resesif sempurna putih-putih(mm) ada 14 buah sample. Sehingga bila
kita tinjau dari segi rumus frekuensi harapan genotipe dalam pengambilan 60
kali di harapkan akan muncul merah-merah(MM)= 15 buah, merah-putih = 30 buah
sedangkan pada putih-putih = 15 buah. Maka pada percobaan ke tiga dengan pengambilan
sample 60 kali telah mewakili kerjadian, dan mendekati frekuensi harapan,
karena hasil yang diperoleh telah mendekati rumus utama mendel, perbedaan
kejadian dalam percobaan ketiga sangat wajar di karenakan sdah cukup komplek
keadaannya. Dari segi rumus fenotipe dalam suatu pengambilan sample 60 kali
diharapkan akan muncul tanaman yang meniliki alel salah satu atau kedua alelnya
dominan adalah 45 tanaman dan tanaman yang memiliki alel keduanya resesif
adalah 15 tanaman. Pada hasil praktikum terdapat 46 tanaman yang memiliki salah
satu atau keduanya beralel dominan dan 14 tanaman yang kedua alelnya merupakan
alel resesif, sehingga pada percobaan dengan pengambilan 60 kali dapat
dikatakan telah memenuhi ketentuan walaupun terdapat penyipangan alel namun itu
hanya kecil jika kita tinjau dari banyaknya sample.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum pada acara dua dengan seksama maka di peroleh kesimpulan
bahwa analisis mandel dengan percobaan pada kacang ercis dengan satu sifat beda
memang sangat di mungkinkan terjadi. Adapun hasil perbandingan genotipe pada F2
secara rata-rata adalah 1:2:1, yang meliputi 1 tanaman yang memiliki dua alel
dominan, 2 tanaman yang memiliki salah satu alelnya dominan, serta 1 tanaman
yang kedua alelnya resesif. Dari segi fenotipe terdapat 3 tanaman yang kedua
atau salah satunya merupakan alel dominan dan 1 tanaman yang kedua alelnya
resesif.
Seluruh
percobaan yang kami lakukan dalam praktikum acara 2 telah memenuhi syarat yang
sesuai keadaan sebenarnya dialam, karena hasilnya mendekati rumus mendel
Setelah
praktikum 2 kami menemukan bahwa sifat dominan suatu alel akan selalu tampak
pada setiap tanaman, sedangkan sifat alel resesif akan selau tertutupi oleh
alel dominan, serta genotipe adalah suatu gen pembawa yang biasa di lambangkan dngan
huruf dan fenotipe adalah suatu tampilan yang dapat kita amati.
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan
cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan
utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan
diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada
saat praktikum
JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan:
1. Berapa macam pasangan genotipe yang anda
peroleh?
Jawaban:
Ada tiga macam, yaitu merah-merah (MM), merah-putih (Mm), dan putih-putih (mm)
Ada tiga macam, yaitu merah-merah (MM), merah-putih (Mm), dan putih-putih (mm)
2. Berapa perbandingannya?
Jawaban:
1 : 2 : 1 è yaitu 1 MM : 2 Mm : 1 mm
1 : 2 : 1 è yaitu 1 MM : 2 Mm : 1 mm
3. Jika model gen merah dominan, berapa
perbandingan fenotipe yang anda peroleh?
Jawaban:
3 dominan (MM atau Mm) : 1 resesif (mm) atau 3 merah : 1 putih
Jawaban:
3 dominan (MM atau Mm) : 1 resesif (mm) atau 3 merah : 1 putih
4. Apa yang dapat Anda simpulkan dari
percobaan Model ini?
Jawaban:
Percobaan ini menghasilkan genotipe yaitu merah-merah, merah-putih dan putih-putih. Dan perbandingan fenotifnya yaitu MM, Mm, mm (1:2:1) untuk F2. sedangkan pada F1 menghasilkan semuanya (100%) merah. Dapat disimpulkan bahwa gen merah dominant, dan gen putih resesif. Perbandingan fenotipe untuk persilangan monohibrid pada F2 adalah 3:1. Karena gen merah dominan.
Percobaan ini menghasilkan genotipe yaitu merah-merah, merah-putih dan putih-putih. Dan perbandingan fenotifnya yaitu MM, Mm, mm (1:2:1) untuk F2. sedangkan pada F1 menghasilkan semuanya (100%) merah. Dapat disimpulkan bahwa gen merah dominant, dan gen putih resesif. Perbandingan fenotipe untuk persilangan monohibrid pada F2 adalah 3:1. Karena gen merah dominan.
DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Wikipidia.2011.hukum pewarisan mendel http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_
Mendel. di akses tanggal 20 maret 2014
Yatim, Wildan. 1983. Genetika
Edisi ke-3. Bandung : Tarsito.
Zonabio.2013.hukum mendel 1.http://zonabiokita.blogspot.com/2013/05/hukum-mendel
i.html.
di akses tanggal 20 maret 2014