Transparent Sexy Pink Heart RAKHMAT STW: Oktober 2015

Sabtu, 17 Oktober 2015

DEFISIENSI UNSUR HARA/Fisiologi Tumbuhan/Rakhmatstw/Unib


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA 4
DEFISIENSI UNSUR HARA

                                                                                          


Nama                  : Rahmad Setiawan
Npm                             : E1J013062
Prodi                   : Agroekoteknologi B
Kelompok                    : 1(Satu)
Hari tanggal        : Selasa,4 November 2014
Coas                             : Tanaka Linggawan A.A.



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsure tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsure tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/ part per million dari berat keringnya).
Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Kita sebagai petani tidak mungkin mengecek kandungan hara tanah setiap saat untuk mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu upayanya adalah dengan mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.
Pada dasarnya, saat kita hendak melakukan kegiatan budidaya tanaman, tanaman apapun jenisnya, sangat diperlukan pengetahuan mengenai apa saja jenis-jenis nutrisi atau unsur-unsur hara apa saja yang dibutuhkan tanaman yang kita budidayakan. Pengetahuan ini setidaknya dibutuhkan pada saat pemberian pupuk agar tepat dan seimbang, karena baik berlebih unsur hara atau kekurangan unsur hara dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal.  Pengetahuan ini pun perlu pada saat mengamati proses pertumbuhan tanaman.  Apabila pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita dapat melakukan evaluasi dan tindakan yang cukup tepat sebelum semuanya terlambat.
.
1.2              Tujuan
Mempelajari pengaruh defisiensi unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

rendahnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah akan mengakibatkan rendahnya tingkat kesuburan tanah. hal ini akan menjadi  salah satu faktor pembatas dari hasil produksi tanaman jagung. Dengan dilakukan  penambahan unsur hara sangat diperlukan, karena zat-zat yang terdapat dalam tanah yang sebelumnya tidak tersedia dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman maka dengan dilakukan pemupukan bagi  tanaman sehingga kebutuhan akan terpenuhi (Tania,2012).
Dalam hal ini pemupukan terdapat unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman. Dengan pemberian pupuk bagi tanaman sangat dibutuhkan terutama pada daerah  atau tanah yang berpH masam ,dengan sebagian besar unsur hara di dalam tanah tidak tersedia bagi tanaman (Novriani,2010). Pemupukan bertujuan untuk mengganti unsur hara yang hilang dan dilakukan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman jagung dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman. Ketersediaan dari unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap bagi tanaman merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman (Dewanto,2013).
            Unsur hara merupakan unsur yang sangat dibutuhkan bagi tanaman baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur hara memiliki fungsi yang berbeda pada setiap tubuh tanaman yaitu termasuk ionik, peran nzimatik, struktural dan peaturan (Christin, 2009). Unsur hara dibagi menjadi 2 jenis yaitu unsur hara essensial dan non essensial yang semua tergantung penyerapan dari tanaman terhadap kebutuhannya.
Berdasarkan tingkat kebutuhan unsur hara dibedakan menjadi 2 golongan yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diserap tanaman dalam jumlah yang relatif banyak bagi tanaman,sebaliknya pada unsur hara mikro yang hanya diserap tanaman dalam jumlah sedikit (Redaksi PS,2005). Ada 6 unsur hara makro yang dapat diserap tanaman yaitu nitorgen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S) (Budiana, 2005). ) Sedangkan mikro elemen terdiri dari Boron (B),Clor (Cl),kalium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn),molibden (Mo), dan zink (Zn). Unsur hara yang diperoleh tanaman dari dalam tanah atau larutan hara yaitu unsur N, S, K, B, Mg, Ca, Zn, Mo, Be, Mn, Na, Si.
Menurut Rosmarkam,(2002) menggusulkan bahwa perbedaan antara unsur hara makro dan mikro adalah 0,02%,kadar unsur hara lebih dari 0,02% dan bila kurang maka disebut dengan unsur hara mikro. Tetapi di lapang, banyak ditemukan bagi tanaman tertentu dan hidup pada tanah tertentu yang memiliki angka tersebut tidak tepat.           
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara di dalam tanah yang dapat diambil tanaman yaitu adalah total pasokan hara, kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah, dan sifat  fisik maupun kimia tanah. Hal ini semua merupakan faktor pada unsur hara semuanya. Jika dalam kondisi lingkungan tanah, unsur hara terjadi berlebihan dalam hal tertentu akan mengurangi kerja mikroorganisme mengolah unsur hara dalam proses pertumbuhan tanaman. Dan sebaliknya jika unsur hara dalam tanah sesuai maka kinerja mikroorganisme untuk mengolah unsur hara akan baik dan tanah menjadi subur(QingQiu,2008).
Untuk unsur hara makro dan miko jika diambil oleh tanaman dalam jumlah sedikit ataupun banyak akan berpengaruh dalam metabolisme tanaman.Gejala kekurangan unsur hara tergantung baik pada mobilitas dan peran unsur haranya. Biasanya terjadi batang kerdil dan daun, klorosis daun,klorosis seluruh,nekrosis daun,tinggi tanaman dan ukuran daun hampir sama dengan gejala yang lain (Christin,2009).
Oleh sebab itu maka tanaman harus diberikan nutrisi unsur hara yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan dari fase tanaman saat itu juga. Dalam proses pemupukan adalah salah satu kegiatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan produksi tanaman. Ketersediaan pupuk dengan sumber hara  makro seperti N, P, dan K yang  cepat  direspons oleh tanaman saat ini semakin sulit diperoleh oleh kalangan masyarakat salah satunya  petani, sehingga diperlukan suatu informasi mengenai  ketersediaan unsur  hara di dalam tanah agar petani mengetahui unsur hara yang kahat di tanah tersebut (Nurdin,2008).















BAB III
METODOLOGI
3.1.  Alat dan Bahan
3.1.1 Alat

·         Botol
·         Pipet
·         Kapas
·         Gelas ukur



3.1.2 Bahan

·         Kacang hijau
·         Larutan garam seperti tabel


3.2.  Prosedur Kerja
3.2.1  Pembuatan Larutan
1.        Menyiapkan botol berukuran 1 L
2.        Mengisi botol dengan 500 mL air murni (aquades)
3.        Mengambil larutan hara dengan menggunakan pipet sebagaimana tertera dalam tabel
4.        Menambahkan air hingga larutan mejadi 1 Liter
5.        Larutan hara siap digunakan
3.2.2   Penanaman
1.        Menyiapkan botol aqua gelas bekas yang telah dilubangi
2.        Mengisi dengan pasir air tawar sampai ke mulut leher
3.        Menyiram dengan air kran sampai kapasitas lapang
4.        Menanam tanaman (2 tanaman per botol)
3.2.3   Inkubasi
1.        Meletakkan botol aqua bekas berisi pasir dan tanaman
2.        menyiram dengan larutan hara
3.        menyiram tanaman setiap 3 hari
4.        melakukan pengamatan setiap 3 hari
3.2.4   Pengamatan
1.        Mengkur tinggi tanaman tiap minggu
2.        Menghitung jumlah daun tiap minggu
3.        Mengamati gejala defisiensi hara
4.        Mencatat saat munculnya defisiensi (hari ke-)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Defisiensi Unsur Hara.
Jenis Nutrisi
Hari ke-3
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
8,5 dan 9,1
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
6,7 dan 8,3
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang S
Hari ke-2
4,7 dan 6,5
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
7,5 dan 11,6
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang K
Hari ke-3
6,5 dan 10,7
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang N
Hari ke-3
7,4
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang P
Hari ke-3
6,9 dan 8,7
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Fe
Hari ke-2
10,6 dan 13,6
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mikro
Hari ke-2
6,0
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kontrol
Hari ke-3
8,5 dan 11,4
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat

Jenis Nutrisi
Hari ke-6
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
21,6 dan 25,9
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
23,3 dan 29
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang S
Hari ke-2
25  dan 24,4
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
24 dan 21,5
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang K
Hari ke-3
 23 dan 21,5
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang N
Hari ke-3
18
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang P
Hari ke-3
26 dan 23
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Fe
Hari ke-2
18 dan 23,7
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mikro
Hari ke-2
21,9
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kontrol
Hari ke-3
21,5 dan 23
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat


Jenis Nutrisi
Hari ke-9
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
24 dan mati
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
2,5 dan mati
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang S
Hari ke-2
28,4 dan 39
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
25,5 dan 25,5
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang K
Hari ke-3
24,2 dan 24
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang N
Hari ke-3
23,8
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang P
Hari ke-3
mati dan 26
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Fe
Hari ke-2
21 dan 25,3
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mikro
Hari ke-2
26,3
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kontrol
Hari ke-3
26 dan 30,5
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat

Jenis Nutrisi
Hari ke-12
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
26 dan mati
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
27
dan disulam
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang S
Hari ke-2
29 dan 40
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
25,9 dan 25,8
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang K
Hari ke-3
24,2 dan 24
2 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang N
Hari ke-3
27,5
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang P
Hari ke-3
mati dan 26,2
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Fe
Hari ke-2
21,5 dan 27
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mikro
Hari ke-2
27
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kontrol
Hari ke-3
27,5 dan 31
2 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat

Jenis Nutrisi
Hari ke-15
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
26 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
27 dan 5,3
5 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang S
Hari ke-2
29 dan 40
5 dan 2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
25,9 dan 25,8
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang K
Hari ke-3
24,2 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang N
Hari ke-3
27,5
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang P
Hari ke-3
Mati
dan 26,2
2
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Fe
Hari ke-2
21,5 dan 27
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mikro
Hari ke-2
27
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kontrol
Hari ke-3
27,5 dan mat
2
Belum terlihat
Belum terlihat

Jenis Nutrisi
Hari ke-18
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
26,9 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
27,6 dan 16,7
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang S
Hari ke-2
29,7 dan 40,2
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
26,5 dan 26,8
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang K
Hari ke-3
25,4 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang N
Hari ke-3
28,6
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang P
Hari ke-3
Mati
dan 27,3
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Fe
Hari ke-2
22 dan 27,9
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mikro
Hari ke-2
27,5
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kontrol
Hari ke-3
27,9 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat

Jenis Nutrisi
Hari ke-21
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
27,2 dan mati
8
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
28, dan 18
5 dan 7
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang S
Hari ke-2
30 dan 40,6
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
27 dan 27,2
5 dan 7
Daun Mulai Kekeringan
21
Kurang K
Hari ke-3
25,5 dan mati
5
Daun Mulai Mengerut
21
Kurang N
Hari ke-3
29
5
Daun Mulai Kuning
21
Kurang P
Hari ke-3
Mati
dan 27,5
8
Warna Daun Pucat
21
Kurang Fe
Hari ke-2
25 dan 28,1
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mikro
Hari ke-2
28,3
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kontrol
Hari ke-3
29,4 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat


Jenis Nutrisi
Hari ke-24
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
27,5 dan mati
8
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
28, dan 20,6
5 dan 7
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang S
Hari ke-2
30,3 dan 40,6
5 dan 8
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
29 dan 27,9
5 dan 7
Bagian daun Mati Sebagian
24
Kurang K
Hari ke-3
27,5 dan mati
5
Daun Mulai Menggulung
24
Kurang N
Hari ke-3
29
5
Daun Mulai Kuning Sebagian
24
Kurang P
Hari ke-3
Mati
dan 28
8
Warna Daun Keabuan
24
Kurang Fe
Hari ke-2
28,3 dan 28,8
5 dan 5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mikro
Hari ke-2
28,5
5
Belum terlihat
Belum terlihat
Kontrol
Hari ke-3
29,8 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat

Jenis Nutrisi
Hari ke-27
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
28 dan mati
8
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
29, dan 24
5 dan 7
Bagian Ujung Daun Klorosis
27
Kurang S
Hari ke-2
31 dan 42
5 dan 8
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Mg
Hari ke-2
29 dan 27,9
3 dan 4
Bagian daun Mati
27
Kurang K
Hari ke-3

27,5 dan mati

5

Daun Mulai Menggulung Semua
27
Kurang N
Hari ke-3
29
5
Daun Mulai Kuning Menyeluruh
27
Kurang P
Hari ke-3
Mati
dan 28
8
Bagian Batang Berwarna Ungu
27
Kurang Fe
Hari ke-2
28,3 dan 28,8
5 dan 5
Kekeringan
27
Kurang Mikro
Hari ke-2
29
5
Batang dan Daun Kerdil
27
Kontrol
Hari ke-3
29,8 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat

Jenis Nutrisi
Hari ke-30
Kecambah muncul
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Gejala Defisiensi
Muncul Defisiensi
Komplit
Hari ke-2
30 dan mati
8
Belum terlihat
Belum terlihat
Kurang Ca
Hari ke-2
29, dan 24
5 dan 7
Daun Klorosis
30
Kurang S
Hari ke-2
31 dan 42
5 dan 8
Daun Muda Berwarna Pucat
30
Kurang Mg
Hari ke-2
29 dan 27,9
3 dan 2
Bagian Daun Mati
dan Mulai Gugur
30
Kurang K
Hari ke-3

29 dan mati

5

Daun Mulai Menggulung Semua dan Gugur
30
Kurang N
Hari ke-3
29
5
Daun Mulai Kuning Menyeluruh
30
Kurang P
Hari ke-3
Mati
dan 28
8
Bagian Batang Berwarna Ungu
30
Kurang Fe
Hari ke-2
28,3 dan 28,8
5 dan 5
Batang dan Daun Mati
30
Kurang Mikro
Hari ke-2
29
5
Batang dan Daun Kerdil
30
Kontrol
Hari ke-3
29,8 dan mati
5
Belum terlihat
Belum terlihat




4.2  Pembahasan
Pengamatan dalam mendeteksi kekurangan unsur hara dilakuakn dengan sepuluh sample dan dilakukan pengamatan selang tiga hari. Hasil pengamatan selama 30 hari menunjukkan perbedaan perbedaan morfologi tanaman yang kekurangan unsur hara. Sistem pengamatan dilakukan pada dua kacng hijau yang tumbuh, dan apabila salah satu kacang tersebut mengalami kematian akibat kekurangan unsur hara tersebaut maka di lakuakan penyulaman dengan kacang hijau yang baru. Hal ini di lakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk morfologi dan tanda-tanda kekurangan unsur hara tersebut.
Perbedaan morfologi pada tanaman kacang hijau dapat kita temui setelah pengamatan hari ke 21. Tanaman yang menunjukkan perbedaan morfologi hanya beberapa saja. Hal ini terjadi adanya kehabisan unsur tersebut pada biji kacang hijau sedangkan pada perlakuan tidak di berikan unsur hara tersebut sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu. Perubahan morfologi terlihat pada hara makro, hal ini di sebabkan adanya keperluan hara yang banyak sedangkan pada perlakuannya tidak ada tambahan atau ketersediaan dari media tumbuh.
Kenampakan morfologi akibat kekurangan unsure hara mikro dapat kita amati pada hari ke 30. Pengamatan ini menunjukan gejala yang khas pada masing masing kekuranagnnya. Kenampakan ini terlihat cukup lama sebab pada dasarnya biji tanaman telah menyimpan hara mikro untuk tumbuh. Sedangkan pengunaan pada hara ini hanya sedikit maka akan bertahan lebih lama dari pada hara makro, meski pada lingkungan tumbuh tidak di berikan namun masih sanggup memenuhi kebutuhannya.
Kekurangan unsure hara baik mikro maupun makro pada dasarnya akan memenagrauhi pertumbuhan tanaman. Hal ini di sebabkan adanya metabolisme tanaman yang terganggu. Kekurangan unsur hara pada tanaman pada dasarnya akan menunjukkan ciri khas yang tiap kekurangan berbeda. Kenampakan tersebut jika di perhatikan sekilas mungkin sama, namun pada dasarnya berbeda. Pengamatan mengenai unsure hara harus lebih teliti karena kenampakan identifikasinya lebih sulit.

















BAB V
PENUTUP
5.1              Kesimpulan
Identifikasi kenampakan pada kekurangan unsurhara memerlukan kejelian yang lebih, sebab setiap unsure hara cenderung ada persamaan. Pengaruh utama dari kekurangan unsure hara akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan adanya kematian.  Kekurangan unsur hara pada tanaman yang tahan akan mengakibatkan kekerdilan dan abnormal. Hal tersebut terjadi akibat dari terhambatnya proses metabolisme tanaman. Varietas yang tidak tahan akan cekaman unsur hara di mungkinkan terjadinya kematian.
5.2  Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum. Selain itu Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini. Yang terakhir Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum.




















DAFTAR PUSTAKA

Christin, H., dkk. 2009. Influence Of Iron, Potassium, Magnesium, and Nitrogen Deficiencies On The Growth And Development Of Sorghum (Sorghum Bicolor L.) And Sunflower (Helianthus Annuus L.) Seedlings. Journal Of Biotech Research (1): 64-71.
Dewanto, F. G., dkk. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Zootek 32 (5): 1-8.
Novriani. 2010. Alternatif Pengelolaan Unsur Hara P (Fosfor) Pada Budidaya Jagung.  Agronobis 2(3): 42-49.
Nurdin, dkk. 2008. Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipupuk N, P, dan K Pada Tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo.  Tanah Trop 14(1): 49-56.
QingQiu, dkk. 2008. Effects Of Nitrogen On Plant-Microorganism Interaction. Journal Of Biosciences (2): 34-42
Redaksi, P. S. 2005. Media Tanam Untuk Tanaman Hias. Jakarta: Seri Agbrihobi.
Rosmakam, A., dkk. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Tania, N., dkk. 2012. Penegaruh Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi Pada Tanah Podsolik Merah Kuning. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian 1(1): 10-15.

















JAWABAN PERTANYAAN

1.      Unsur hara esensial adalah unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman dan fungsinya di dalam tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain.
2.      Karena pada tanaman gejala kekurangan Fe Terjadinya  ketidak  seimbangan tersedianya zat Fe dengan zat kapur pada tanah yang berkelebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah – daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur. Sedangkan gejala kekurangan unsur N terjadi pada daun tua karena Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada pertumbuhan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.